Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE SEBAGAI PENINGKATAN KINERJA INDUSTRI TAHU KUNING DI KEDIRI Indrasari, Lolyka Dewi; Yudha Tripariyanto, Afiff; Komari, Ana; Hidayat, Andrean Pradana; Swardana, Emilia
KAIZEN : Management Systems & Industrial Engineering Journal Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/kaizen.v6i2.15774

Abstract

The purpose of this study is to assess the comparative performance of the yellow tofu industry supply chain from MJS, WK and PM Kediri to improve the role of the Supply Chain Operation Reference model. The stage of this study is to assess the instrument of the Supply Chain Operation Reference with the weighting that has been planned percentage value. The findings achieved are the Supply Chain Response Time instrument with an estimated time of 7 days each; 5 days; and 6 days with actual achievements with a time of 9 days each; 8 days; and 9 days. The best Leadtime Order Fulfillment Instrument is MJS with Best in Class criteria with an achievement of < 4 days; Weka with the achievement of 5 days; and PM with 4 days of achievement. The contribution achieved is to achieve Advantage and Best in Class from the method used. Keywords: Performa, Supply Chain Operation Reference, Tahu Kuning ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menilai performa perbandingan rantai pasokan industry tahu kuning dari MJS, WK dan PM Kediri untuk meningkatkan peran model Supply Chain Operation Reference. Tahapan penelitian ini adalah menilai instrumen dari Supply Chain Operation Reference dengan pembobotan yang telah direncakan nilai prosentase. Temuan yang dicapai yaitu instrumen Supply Chain Response Time dengan estimasi waktu masing – masing target sebesar 7 hari; 5 hari; dan 6 hari dengan aktual pencapaian dengan waktu masing – masing 9 hari; 8 hari; dan 9 hari. Instrumen Order Fulfillment Leadtime terbaik adalah MJS dengan kriteria Best in Class dengan pencapaian < 4 hari; Weka dengan pencapaian 5 hari; dan PM dengan pencapaian 4 hari. Kontribusi yang dicapai adalah mencapai Advantage dan Best in Class dari metode yang dipakai. Keywords: Performa, Supply Chain Operation Reference, Tahu Kuning 
Value Chain Analysis and Supply Chain of Layang Fishing Prigi Fish Auction Trenggalek Regency, East Java Indonesia Indrasari, Lolyka Dewi; Komari, Ana
Journal of Research and Technology Vol. 7 No. 1 (2021): JRT Volume 7 No 1 Jun 2021
Publisher : 2477 - 6165

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55732/jrt.v7i1.297

Abstract

The objective of this research is to understand value chain analysis and fish supply chain in the fishery field because the process needs so much cost and consuming too much time—many problems deal with many costs, and also much time allocation to get Layang Fish for consumption commodity. The value chain is useful to produce things or service which have main activity elements and support to achieve the goal. In supply chain which is analyzed, it deals with the costs spent to get Layang Fish on the sea. The result obtained from both analyses is to understand activities from Prigi Fishery Bureau and the cost spent on every trip to get fish. In one trip, there is a dividing percentage, namely 60% for the shipowner, for fishers 30% per 5 people, for ship's captain 5% and worker ship5 %. So, the value chain will distribute to consumers consistently.
Usulan Kinerja Green Logistic dengan Pendekatan Root Cause Analysis guna Meningkatkan Re- Order Point yang Efektif Dewi, Lolyka; Komari, Ana; Lutfianto, Saufik
Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri Vol. 1 (2021): Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri: Meneguhkan Peran Perguruan Tinggi dalam P
Publisher : Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.41 KB) | DOI: 10.33479/snti.v1i.138

Abstract

Konsep manajemen persediaan akan dipuncakkan untuk mencapai green logistic. Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan perusahaan manufaktur harus menerapkan efisiensi yang ramah lingkungan. Efisiensi ramah lingkungan tidak hanya fokus pada lingkungan sekitar perusahaan. Efisiensi ramah lingkungan menggunakan pendekatan Green Logistic demi mencapai kinerja optimal. Green logistic sebagai puncak akhir pencapaian dalam konsep manajemen persediaan. Tujuan penelitian 1) untuk membandingkan nilai pemesanan kembali secara eksisting dengan metode Re-Order Point pada Preform Clear 600 ml, 2) untuk meningkatkan peran Green Logistic pada Preform Clear 600 ml. Metode analisis data diawali dengan mengitung nilai Re – Order Point dibandingkan dengan kondisi pemesanan secara eksisting. Tahap kedua menggunakan metode FMEA untuk mengetahui indikator dengan nilai RPN tertinggi ranking 1, 2 dan 3. Tahap ketiga membuat diagram fishbone dengan melakukan brainstroming untuk mengetahui usulan yang tepat dalam mencapai green logistic. Penelitian ini menghasilkan bahwa Perbandingan nilai pemesanan kembali secara eksisting sebesar 2.000.000 buah preform 600ml sedangkan metode Re-Order Point sebesar 2.284.174 pada Preform Clear 600 ml, sehingga efektifitas laba dengan acuan Re-Order Point lebih menguntungkan, 2) Peran Green Logistic pada Preform Clear 600 ml dengan usulan pengembangan Monitoring dan pelatihan pekerja di bidang logistik perlu di tingkatkan 1 bulan, evaluasi persediaan lebih baik menerapkan metode analisis Re – Order Point dan meningkatkan jadwal kedatangan preform 600 ml dengan langkah meeting pra- kedatangan preform 600 ml
Nilai Perlambatan Dan Uji Ketegangan Disch Brake Pada Sistem Pengereman (Gokart 7,5 Hp) Tripariyanto, Afiff Yudha; Dewi, Lolyka; Komari, Ana
Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri Vol. 1 (2021): Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri: Meneguhkan Peran Perguruan Tinggi dalam P
Publisher : Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.672 KB) | DOI: 10.33479/snti.v1i.154

Abstract

Setiap kendaraan baik kendaraan yang kita pakai sehari hari sampai ke kendaraan sport untuk balapan di lintasan akan dilengkapi dengan system Pengereman. Pengereman merupakan salah satu piranti penting dalam sebuah kendaraan bermotor baik Roda dua maupun roda empat dan seterusnya. Secara sederhana Fungsi dari pengereman untuk mengurangi laju kendaraan dari kecepatan tinggi ke rendah dan sampai benar-benar berhenti. Dalam system pengereman dibagai menjadi 2 yaitu Disch brake dan Drum brake yang membedakan keduanya terletak pada cara kerjanya dan jenis komponenaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode secara langsung yaitu mulai mempersiapkan alat dan bahan serta melakukan pengujian secara langsung yaitu pemasangan pengeraman Disch brake pada Gokart Daiho 7,5 Hp yang peletakanya dilakukan pada poros belakang dengan menghitung centroid/titik tengah sehingga didapatkan balancing yang sesuai. Dalam penelitian ini akan menganalisa aplikasi nilai perlambatan pengereman Disch brake pada Gokart Daiho 7,5 Hp dengan beberapa variasi kecepatan awal yang berbeda yitu dimulai dari nilai kecepatan terkecil 20,30,40,50,60 dengan nilai perlambatan pengereman adalah 80,75,94,11,125 dan 150m/dtk dengan waktu pengereman 0,25. 0,4. 0,425.0,4.0,4 dan 0,4. Dengan efisiensi pengereman sebesar 13,58% dengan nilai tegangan pengereman sebesar 0,26m². dari hasil nilai tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai kecapatan kendaraan maka juga akan semakin lama waktu yng digunakan untuk memberhrntikan kendaraan tersebut dan jarak pengeremanpun juga akan semakin panjang.
Utilization of Used Bulbs as Learning Media Innovations to Improve Visual/Spatial Intelligence in Early Childhood Tripariyanto, Afiff Yudha; Indrasari, Lolyka Dewi; Rahayuningsih, Sri; Komari, Ana
ASEAN Journal of Empowering Community Vol. 2 No. 1 (2022): ASEAN Journal of Empowering Community
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24905/ajecom/vol2issue1.22

Abstract

This Community  Service Implementation Activity aims to introduce to early childhood children in   Kasih Ibu schools the use of Waste / Used Materials that can be used as a medium for learning in class and as a medium for recognizing colors and reading so that children are more interested in participating in learning activities in class. With learning media with the bulbs used by  early childhood  , they are provoked and moved to be more willing to  know about how to  analyze colors and how to read easily. This stage in Devotion is the first one we make observations to the Kasih Ibu school, this observation is used as a reference to find out the actual conditions in the field directly. The second stage is the introduction of learning media that utilizes the media of the former bulb, the third stage is  evaluation and monitoring, and the last stage is the results and conclusion. We hope that after carrying out this community service activity, we can increase the interest in learning in mother-love schools so that children in their learning activities are more active, happy, and able to receive material and explanations well and maximally.
Penentuan Waktu Standar Dan Jumlah Tenaga Kerja Optimal Pada Bagian Penyoletan Batik di Ud. Batik Satrio Manah Tulungagung Sari, Antika Maya; Rahayuningsih, Sri; Komari, Ana
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 1 No. 1 (2019): January
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v1i1.290

Abstract

The availability of a skilled workforce with the right number of labor becomes the goal because the continuity of the production process goes well; increasing labor productivity is to use the method work measurement. This study aims to determine the level of productivity, idle, standard time, as well as determine the amount of traditional labor required at the batik polishing section—research using a work sampling method. By using a 5% degree of accuracy and a 95% confidence level and factor adjustments using the westing house method, the standard time can be determined to determine the optimal number of workers. Research results show time standards required by workers 1 to complete the job amounting to 498.83 minutes/piece of cloth, the standard time of worker 2 is 471.35 minutes/piece of material, the expected time it takes for workers 3 to complete the job amounting to 456.87 minutes/piece of cloth and standard time workers 4 amounting to 466.17 minutes / cut the fabric. The optimal number of workers that should be employed amounting to 4.51 people, during the number of workers available in the policing section batik as many as 4 people, so it is necessary to increase the workforce of 1 person, so that product demand is met and also the UD. Still can make fabric stock. In addition to standard time, the average productivity of all operators of 89.24% is also known with an idle percentage of 10.76%.Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dengan jumlah tenaga kerja yang tepat menjadi tujuan agar kelangsungan proses produksi berjalan dengan baik. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah dengan menggunakan metode pengukuran kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas, idle, waktu standar serta menentukan jumlah tenaga kerja standar yang dibutuhkan pada bagian penyoletan batik. Penelitian dengan metode sampling kerja. Dengan menggunakan derajat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%, serta faktor penyesuaian menggunakan metode westing house, maka dapat ditentukan waktu standar untuk menentukan jumlah tenaga kerja optimal. Hasil penelitian, menunjukkan waktu standar yang dibutuhkan oleh pekerja 1 untuk menyelesaikan pekerjaannya sebesar 498.83 menit/potong kain, waktu standar pekerja 2 sebesar 471.35 menit/potong kain, waktu standar yang dibutuhkan oleh pekerja 3 untuk menyelesaikan pekerjaannya sebesar 456.87 menit/potong kain dan waktu standar pekerja 4 sebesar 466.17 menit/potong kain. Serta jumlah tenaga kerja optimal yang seharusnya dipekerjakan sebesar 4,51 orang, sedangkan jumlah tenaga kerja yang tersedia di bagian penyoletan batik sebanyak 4 orang sehingga perlu adanya penambahan tenaga kerja sebesar 1 orang agar permintaan produk terpenuhi dan juga pihak UD. tetap bisa membuat stok kain. Selain waktu standar, diketahui juga diketahui produktivitas rata-rata seluruh operator sebesar 89,24% dengan prosentase idle sebesar 10,76%.  
PERANCANGAN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN BUBUT DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) DI BENGKEL PEMESINAN SMK NEGERI 1 KEDIRI Sukopriyatno, Adi; Rahayuningsih, Sri; Komari, Ana
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 1 No. 1 (2019): January
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v1i1.291

Abstract

So far, the engineering department has not implemented a good maintenance system. Therefore we need a maintenance schedule to meet the need for maintenance. The method for the analysis function in reliability analysis and maintainability factor analysis. From the application of the reliability-centered maintenance system approach, it is concluding that the critical components and the compilation of the failure modes and effect analysis tables. Whereas from the results of the reliability analysis in the form of the rate of damage, the average time between the damage, and the maintainability factor analysis, it is concluding that the intermediate corrective maintenance, the average prevention time, the average maintenance time, the average active maintenance time, the maintenance frequency and the time. The average downtime of the lathe electrical system components. The calculation of Mean Time Between Maintenance obtained maintenance intervals of lathe electrical system components every 223.1 hours, lathe erosion every 401.6 hours, fixed head of lathe every 502 hours, lathe head off every 669.3 hours, and lathe chuck every 1004 hours. Need to get (preventive maintenance), namely daily maintenance, weekly maintenance and monthly maintenance.Pentingnya fungsi pemeliharaan dalam jurusan pemesinan merupakan hal yang tak terbantahkan. Dengan tidak disadari akan berdampak besar terhadap proses pembelajaran jika pemeliharaan tidak dilakukan seperti, operasi mesin yang tidak aman, kemacetan mesin, kerugian daya, berhentinya proses pembelajaran dan berbagai fungsi sarana lain yang tidak diketahui untuk masa yang lama. Jurusan pemesinan selama ini belum menerapkan suatu sistem pemeliharaan yang baik. Dimana saat ini masih menerapkan suatu pemeliharaan yang bersifat darurat atau perawatan yang dilakukan apabila ada kerusakan (corective maintenance). Oleh karena itu dibutuhkan suatu jadwal pemeliharaan dalam memenuhi kebutuhan akan suatu pemeliharaan. Metode yang digunakan dalam pembentukan jadwal tersebut adalah dengan menerapkan pendekatan sistim yaitu reliability centered maintenance. Dan juga menerapkan fungsi analisa yaitu : analisa reliability dan analisa maintainability faktor. Dari penerapan pendekatan sistem reliability centered maintenance disimpulkan komponen kritis dan penyusunan tabel failure modes and effect analisis. Sedangkan dari hasil analisis reliability disimpulkan berupa laju kerusakan, waktu rata – rata diantara kerusakan dan analisa maintainbility faktor disimpulkan berupa rata – rata pemeliharaan korektif, waktu rata – rata pencegahan, waktu rata – rata pemeliharaan, waktu rata – rata pemeliharaan aktif, frekuensi pemeliharaan dan waktu rata – rata down time dari komponen sistem kelistrikan mesin bubut. Dari hasil perhitungan Mean Time Between Maintenance (MTBM)  didapatkan interval pemeliharaan atau perawatan untuk komponen sistem kelistrikan mesin bubut setiap 223,1111 jam, eretan mesin bubut setiap 401,6 jam, kepala tetap mesin bubut setiap 502 jam, kepala lepas mesin bubut setiap 669,3333 jam dan chuck mesin bubut setiap 1004 jam.  Jika melihat dari interval perawatan dan pemeliharaan diatas maka mesin bubut  perlu mendapatkan perawatan berkala atau terencana (preventive maintenance), yaitu perawatan harian, perawatan mingguan dan perawatan bulanan.  
ANALISA UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN POTENSI BAHAYA KEBAKARAN STUDI KASUS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI TAHUN 2016 Sanjoto, Ary Firman; Komari, Ana; Rahayuningsih, Sri
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 1 No. 1 (2019): January
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v1i1.292

Abstract

This research is a semi-quantitative study with an observational design. This study aimed to determine how the prevention and control of fire hazards in RSUD Gambiran Kediri. The variables studied were fire detection and alarm systems, sprinkler systems, fire extinguishers, hydrant systems, passive protection systems, life-saving facilities, fire extinguisher access, building safety, and fire management. The method of measuring used for all variables is observation. The measuring instrument used is a checklist, and the measurement results show that there is/does not exist or is suitable/inappropriate. For detection and fire alarm system variables 100% according to standards, sprinkler system variables 60% according to standards, APAR 87.5% variables according to standards, hydrant system variables 75% according to standards, passive protection system variables 80% according to standards, variable life-saving facilities 100 % according to standards, variable fire extinguisher access 50% according to standards, and variable MKKG 100% according to standards. The results showed that an average of 84.4% was following the standard, and 15.6% was not following the standard. The standard used is PerMen PU No.26 / PRT / M / 2008.Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain observasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran yang ada di RSUD Gambiran Kediri. Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau pembakaran tidak sesuai prosedur yang dapat membahayakan nyawa manusia, bangunan atau ekologi yang bisa terjadi secara sengaja ataupun tidak sengaja. Terjadinya api dapat disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari berbagai bentuk energi yang dapat mejadi sumber penyulutan. Variabel yang diteliti adalah sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem sprinkler, APAR, sistem hidran, sistem proteksi pasif, sarana penyelamatan jiwa, akses pemadam kebakaran, manajemen keselamatan dan kebakaran gedung. Cara ukur yang digunakan untuk semua variabel adalah dengan observasi, alat ukur yang digunakan adalah ceklist, dan hasil ukurnya adalah menunjukkan ada/tidak ada ataupun sesuai/tidak sesuai. Untuk variabel sistem deteksi dan alarm kebakaran 100% sesuai standar, variabel sistem sprinkler 60% sesuai standar, variabel APAR 87,5% sesuai standar, variabel sistem hidran 75% sesuai standar, variabel sistem proteksi pasif 80% sesuai standar, variabel sarana penyelamatan jiwa 100% sesuai standar, variabel akses pemadam kebakaran 50% sesuai standar, dan variabel MKKG 100% sesuai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 84,4% sudah sesuai dengan standar dan 15,6% belum sesuai dengan standar. Standar yang digunakan adalah PerMen PU No.26/PRT/M/2008. 
Analisa Pengaruh Sudut Pengelasan Dan Kuat Arus Terhadap Kekuatan Pada Pengelasan Plat (Square Plat) Menggunakan SMAW Atmaja, Lukman Nuryadi; Santoso, Heribertus Budi; Komari, Ana
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 1 No. 2 (2019): August
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v1i2.293

Abstract

The welding technique of SMAW (Shielding Metal Arc Welding) has been carried out extensively, the problems that occur in every connection of construction materials. This problem is how much strength is the weld joint after experiencing welding. The aim is to determine the results of the tensile welding test which is influenced by the angle and current strength of SMAW welding on the ST 37 material and to obtain the results of the SMAW welding according to the angle and current strength. The parameters measured in this study include controlled variables including current strength and strength angle where the free parameter X1 = current strength (I) 65, 70, 75, while X2 = welding angle (0) 700 750 800. At the same time, the response variable is mechanical strength. Annova test for voltage interaction test there is no interaction between the current vactor and the angle vactor at 5% significance. The lowest F (N) load calculation is 60/70 = 5000, and the highest is 75/80 = 45,000. For the lowest stress (σu) 60/70 = 25.0, the highest is 75/80 = 225.00. Calculation of strain / strein (e) lowest 56/75 = 15, highest 65/80 = 18.8. Calculation of the lowest contraction (%) angles 65/80, 70/75 and 75/75 = 2.56. Highs 70/70 and 75/80 = 14.29. The lowest hooke law calculations are 70/70 and 75/75 = 2.6. Highest 75/80 = 14.3.Teknik pengelasan SMAW (Shielding Metal Arc Welding) telah dilakukan secara luas, Permasalahan yang terjadi pada setiap penyambungan material kontruksi. Permasalahan tersebut yaitu seberapa besar kekuatan sambungan las setelah mengalami pengelasan.Tujuan untuk mengetahui hasil uji tarik pengelasan yang dipengaruhi oleh sudut dan kuat arus pengelasan SMAW pada material ST 37 dan untuk mendapatkan hasil pengelasan SMAW yang sesuai dengan sudut dan kuat arus. Parameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi fariabel terkontrol meliputi kuat arus dan sudut kekuatan dimana parameter bebas X1 = kuat arus (I) 65, 70, 75, Sedangkan X2 = Sudut Pengelasan (0) 700 750 800. Sedangkan variabel respon adalah kekuatan mekanik. Uji anova tegangan uji interaksi tidak ada interaksi antara  vactor arus dengan  vactor sudut pada signifikansi 5%. Perhitungan beban F ( N ) terendah 60/70 = 5000, dan  tertinggi 75/80 = 45.000. Untuk tegangan/stress ( ) terendah 60/70 = 25,0, tertinggi 75/80 = 225,00. Perhitungan regangan/strein (e) terendah 56/75 = 15, tertinggi 65/80 = 18,8. Perhitungan kontraksi (%) terendah sudut 65/80, 70/75 dan 75/75 = 2,56. Tertinggi 70/70 dan 75/80 = 14,29.Perkitungan  hukum hooke terendah 70/70 dan 75/75 = 2,6. Tertinggi 75/80 = 14,3.
TINGKAT PERILAKU AMAN TENAGA KERJA BAGIAN JAHIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE DI PT. GLOW Wijaya, Welly; Rahayuningsih, Sri; Komari, Ana
JURMATIS (Jurnal Manajemen Teknologi dan Teknik Industri) Vol. 1 No. 1 (2019): January
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jurmatis.v1i1.294

Abstract

Substandard behavior and sub-standard conditions are both a direct cause of accidents and a significant cause of mismanagement at PT. The glow which is engaged in the field of convection, there is no real/clear K3 management system, so that there are still workers who do not know about K3 safe behavior. This study uses the Antecedent Behavior Consequences method to obtain an overview of the factors that influence K3 behavior using approaches, observations, or data at once (point time approach) in the sewing section of PT. Light. The results of the bivariate research showed that there was no relationship between knowledge and K3 behavior (p-value 0.208), there was a relationship between perception and K3 behavior (p-value 0.005), there was no relationship between attitude and K3 behavior (p-value (0.116), there was no relationship Between the level of education and K3 behavior (p-value 0.245). It can be concluded that from the empathy variable studied about OSH behavior, only perceptions have a relationship, or there is a difference in behavior with K3 behavior in the sewing section of PT. Glow. Should increase attention related to safety aspects. Work so that work accidents continue in the years to come.Perilaku merupakan hasil kombinasi dari berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik bawaan yang dimiliki oleh seseorang, seperti kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, pengetahuan, sikap dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal merupakan lingkungan sekeliling yang dapat berupa lingkungan fisik, sosial, budaya, pendidikan, politik atau ekonomi Perilaku di bawah standar dan kondisi di bawah standar merupakan penyebab langsung suatu kecelakaan dan penyebab utama dari kesalahan manajemen. Di PT. Glow yang bergerak dibidang koveksi, belum ada sistem manajemen K3 yang nyata/jelas sehingga membuat para pekerja masih ada yang belum tahu tentang perilaku aman K3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode Antecedent Behavior Consequences yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dengan mempelajari mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku K3 menggunakan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) di bagian jahit PT. Glow. Sehingga menjadi upaya pencegahan kecelakaan kerja secara proaktif yang berfokus pada perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan dalam bekerja. Hasil dari penelitian bivariat didapatkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku K3 (p value 0,208) , ada hubungan antara persepsi dengan perilaku K3 (p value 0,005), tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku K3 (p value (0,116), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku K3 (p value 0,245). Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari empat variabel yang diteliti tentang hubungannya dengan perilaku K3, hanya persepsi yang mempunyai hubungan atau terdapat perbedaan bermakna dengan perilaku K3 di bagian jahit PT. Glow. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan perhatian terkait segi keselamatan kerja agar angka kecelakaan kerja dapat terus ditekan pada tahun-tahun yang akan datang. Perhatian ini dapat berupa perbaikan manajemen terkait kebijakan K3, serta membangun komitmen bersama seluruh karyawan dalam melaksanakan program K3.Â