Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health

PELATIHAN KADER POSYANDU DALAM PEMBUATAN NUGGET DAGING IKAN PATIN DENGAN PENAMBAHAN TEMPE UNTUK PMT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMAPULUH KOTA PEKANBARU Atasasih, Hesti; Paramita, Irma Susan
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 2 No 1 (2023): Vol 2 No 1 (2023): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v2i1.669

Abstract

Balita merupakan salah satu golongan rawan, masa balita merupakan masa kritis dalam pertumbuhan seseorang. Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia saat ini, walaupun prevalensi stunting sudah menurun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018 namun masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena masih diatas 30% dan masih di bawah target RPJMN 2019 yaitu 28%. Edukasi kepada kader dengan cara penyuluhan, demonstrasi dan praktek sangat baik dan diperlukan karena kader memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan posyandu dengan meningkatnya pengetahuan gizi kader akan berpengaruh pada PMT yang disediakan. Ikan Patin merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia, produksi ikan patin di Riau juga tinggi dibandingkan dengan jenis ikan yang lain, selain ikan patin Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dalam bentuk tempe. Protein yang terdapat dalam tempe tergolong mudah dicerna. Nugget adalah salah satu jenis makanan yang bisa dijadikan makanan PMT balita. Hasil dari kegiatan pengabmas adalah telah terlaksana penyuluhan kader yang berisi materi balita, stunting dan PMT, selain dari itu kader posyandu juga telah mampu membuat nugget daging ikan patin dengan penambahan tempe dan telah dijadikan menu PMT di posyandu.
PENDAMPINGAN KADER POSYANDU TENTANG ASI EKSLUSIF DAN PRAKTIK MENYUSUI SEBAGAI UPAYA PERBAIKAN STATUS GIZI BALITA DI DESA RANAH SINGKUANG Paramita, Irma Susan; Atasasih, Hesti; Hindratni, Findy
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 2 No 3 (2023): Vol 2 No 3 (2023): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v2i3.767

Abstract

Situasi gizi balita di dunia saat ini sebanyak 155 juta balita pendek (stunting), 52 juta balita kurus (wasting) dan 41 juta balita gemuk (overweight). Di Indonesia, berdasaran hasil Riskesdas 2018, 17,7% balita mengalami gizi buruk dan gizi kurang, 30,8% balita sangat pendek dan pendek, 10,2% balit sangat kurus dan kurus, 8% balita gemuk dan 30,8% balita stunting. Pemberian ASI pada bayi erat hubungannya dengan kondisigizi kurang dan gizi ebih (gemuk) pada anak. ASI merupakan sumber energi dan nutrisi terpenting pada anak unia 6-23 bulan. ASI memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi pada anak usia 6-12 bulan dan sepertiga dari kebutuhan energi pada anak usia 12-24 bulan. Persentase pemberian ASI sampai usia 6 bulan di dunia masih sangat rendah yaitu 41% sementara target yang ingin dicapai pada tahun 2030 aalah 70% (WHO,2018). Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada umur 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI eksklusif, 9,3% ASI parsial dan 3,3% ASI predominan. Hal ini masih jauh dari target capaian ASI eksklusif secara global yaitu 80%. Presentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan di Provinsi Riau pada tahun 2018 sebesar 37%. Dari 12 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar termasuk salah satu yang terendah yatu 28,12%. Pada tahun 2018 jumlah bayi dengan ASI eksklusf hanya 20,7% di kecamatan Kampar (Profil Dinkes Kampar, 2018). Rendahnya cakupan ASI Ekslusif di seluruh Indonesia tidak terlepas dari kesadaran masyarakat umum khususnya ibu-ibu hamil untuk memberikan ASI setelah melahirkan. Banyak alasan yang dikemukakan oleh masyarakat tentang gagalnya pemberian ASI ekslusif. Untuk menumbuhkan kesadaran dan menerapkan ASI ekslusif sangat dipengaruhi oleh faktor yang paling mendasar yaitu tingkat pengetahuan tentang menyusui itu sendiri. Tingkat pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama lingkungan sosial budaya dan dorongan dari lingkungan terdekat agar memotivasi ibu hamil agar memberikan ASI setelah melahirkan. Sehubungan dengan hal tersebut rasa perlu memberikan pelatihan pada kader sebagai pendamping dalam gerakan meningkatkan ASI ekslusif di Kecamatan Kampar Desa Ranah Singkuang agar dapat meningkatkan kompetensi kader dalam mengedukasi dan mendampingi ibu hamil dan ibu balita dalam pemberian ASI ekslusif dan praktik menyusui. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan tentang ASI ekslusif dan memberikan keterampilan praktik menyusui pada kader posyandu di Desa Ranah Singkuang Kabupaten Kampar. Hasil evaluasi pre-post test dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dari pengetahuan kader Desa Ranah Singkuang sebesar 1,7 poin. Sebelum penyuluhan besar nilai maksimum yang dimiliki kader ialah 73 dan setelah penyuluhan meningkat menjadi 86 (Kriteria baik). Hal ini menunjukkan bahwa pendampingan kader ASI dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan kader ASI sehingga diharapkan dapat memotivasi kader untuk melaksanakan perannya dalam pemberian edukasi menyusui dan ASI Ekslusif pada ibu hamil dan menyusui di Desa Ranah Singkuang dalam upaya promosi kesehatan khususnya tentang ASI Ekslusif.
Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Dalam Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Dasar Pangan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Di Desa Ranah Singkuang Atasasih, Hesti; Paramita, Irma Susan; Forwaty, Erni
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 2 No 3 (2023): Vol 2 No 3 (2023): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v2i3.779

Abstract

Gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas SDM, Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat menentukan kualitas hidup di masa depan. Penurunan stunting adalah agenda prioritas pembangunan kesehatan. Asupan yang baik dapat meningkatkan status gizi anak diantaranya dengan penambahan PMT. Tujuan dari pengabmas adalah peningkatan kapasitas kader dalam Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) berbahan dasar pangan lokal sebagai upaya pencegahan stunting di desa ranah singkuang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan demonstrasi. Hasil evaluasi terjadi peningkatan sebesar 15 poin yaitu dari 65 menjadi 80. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang PMT. PMT berbahan dasar pangan lokal telah diberikan pada dua posyandu balita di desa Ranah Singkuang. dan telah dimasukan kedalam siklus menu makanan tambahan balita yang akan diberikan kepada balita di posyandu. Pengabdian kepada Masyarakat telah memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat setempat, tercermin dari terlaksananya kegiatan dengan baik dan penerapan hasil kegiatan setelah dilakukan pengabmas.
EDUKASI GIZI DAN DEMONSTRASI PEMBUATAN SNACK SEHAT BERBASIS PANGAN LOKAL PADA REMAJA PUTRI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI SMPN 1 KAMPAR Atasasih, Hesti; Rahayu, Dewi; Forwaty, Erni
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 3 No 3 (2024): Vol 3 No 3 (2024): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v3i3.995

Abstract

Stunting terjadi mulai pra-konsepsi ketika remaja putri beranjak menjadi ibu,apabila remaja kekurangan gizi dan anemia berakibat buruk terutama saat hamil asupan gizi tidak mencukupi kebutuhan. Upaya pencegahan stunting dimulai sejak remaja dengan memberikan pemahaman tentang gizi. Nutrisi adekuat saat kehamilan dapat mencegah terjadinya pertumbuhan terhambat pada janin. Perbaikan gizi remaja dengan memberikan edukasi gizi. Kegiatan diawali pemberian edukasi dilanjutkan demonstrasi pembuatan snack menggunakan video. Snack sehat berbahan pangan lokal terpilih makanan hasil olahan ikan patin dan snack yang digemari remaja seperti bakso,nugget dan dimsum patin memiliki rasa enak, nilai gizi tinggi 150 – 200 kalori/porsi, murah serta mudah pembuatannya. Pemilihan ikan patin dikarenakan produksi ikan patin di kabupaten Kampar sangat banyak, kandungan protein tinggi terutama pada kandungan asam amino dan asam lemak tak jenuh omega3 dan omega6 dengan kandungan kolesterol rendah, mudah ditemui. Pencegahan stunting juga dilakukan mencegah anemia remaja putri dengan memberikan TTD. Pengabmas bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang gizi seimbang, Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan remaja putri SMPN 1 Kampar setelah penyuluhan dan demonstrasi pemutaran video sebesar 25 point saat post-test menujukkan edukasi yang dilakukan telah berhasil. Saran pengabmas berikutnya adalah penyuluhan dapat dilakukan menggunakan media bervariasi dan mudah digunakan.
PEMBENTUKAN SIKAP DAN PERILAKU SADAR GIZI REMAJA MELALUI EDUKASI PEDOMAN GIZI SEIMBANG PADA REMAJA Rahayu, Dewi; Idayanti, Idayanti; Atasasih, Hesti; Paramita, Irma Susan
PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health Vol 4 No 1 (2025): PITIMAS: Journal of Community Engagement in Health
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/pitimas.v4i1.1106

Abstract

Remaja Indonesia mengalami masalah gizi yaitu stunting, obesitas dan anemia. Upaya pembentukan sadar gizi pada usia sekolah menengah pertama penting karena pada usia ini anak sudah dapat mengolah informasi dan dapat membuat keputusan terhadap perilaku konsumsi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membentuk sikap dan perilaku sadar gizi remaja melalui edukasi pedoman gizi seimbang. Pengabdian ini dilaksanakan di SMPN 01 Kampar dengan 27 siswa kelas VIII sebagai sasaran. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah menggunakan media booklet dan cakram gizi yang dilanjutkan dengan diskusi. Evaluasi hasil edukasi dilakukan melalui pre-test dan post test menggunakan kuesioner. Lomba foto isi piringku juga dilakukan untuk monitoring sikap dan perilaku setelah edukasi. Hasil kegiatan diketahui bahwa 63% remaja memiliki pengetahuan gizi baik, 48,1% memiliki sikap baik terhadap gizi, dan 59,3% memiliki perilaku yang baik terhadap gizi. Disimpulkan bahwa edukasi dengan metode ceramah dengan media booklet dan cakram gizi dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi seimbang.