Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARAKTERISTIK DAN GENESA PENGAYAAN UNSUR-UNSUR TANAH JARANG PADA BATUBARA LAPANGAN BATUBARA MUARA TIGA BESAR UTARA, TANJUNG ENIM, CEKUNGAN SUMATERA SELATAN Anggara, Ferian; Cikasimi, Mutiara; Rahmat, Basuki; Wibisono, Sigit Arso; Susilawati, Rita
Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 3 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1655.644 KB) | DOI: 10.47599/bsdg.v14i3.288

Abstract

Batubara telah menjadi salah satu sumber alternatif unsur-unsur tanah jarang (UTJ) seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan unsur-unsur tersebut. Kondisi geologis spesifik menyebabkan pengayaan konsentrasi UTJ pada batubara. Keterdapatan lapisan tipis material vulkanik (tonstein) pada Lapangan Batubara Muara Tiga Besar Utara, Formasi Muara Enim, Cekungan Sumatera Selatan menjadi salah satu indikasi terdapatnya pengayaan UTJ. Penelitian dilakukan menggunakan metode petrografi sayatan poles, analisis-analisis X-Ray Diffraction (XRD), proksimat, dan geokimia; Inductively Coupled Plasma-Mass/Atomic Emission Spectroscopy (ICP-MS/AES). Analisis geokimia menunjukkan pola distribusi UTJ didominasi oleh tipe UTJ Berat (Heavy Rare Earth Elements, HREE). Plot diagram nilai Coutl dan REOash menunjukkan prospek pengayaan UTJ termasuk ke dalam daerah prospek. Pola distribusi UTJ dan anomali redox sensitive dan redox non-sensitive menunjukkan tipe genetik pengayaan UTJ adalah tufaan. Pengayaan UTJ terjadi oleh proses pencucian alkaline tonstein yang terendapkan pada fase penggambutan dalam pembentukan batubara.
The Influence of Work-Life Balance, Workload, and Work Stress on Turnover Intention of Generation Z Employees PT. Ruifeng Hande Indonesia Susilawati, Rita; Indriani, Indriani; Hardjowikarto, Dharliana Ayu; Sunimah, Sunimah
Indonesian Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE) Vol 8 No 1 (2025): Sharia Economics
Publisher : Sharia Economics Department Universitas KH. Abdul Chalim, Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31538/iijse.v8i3.7083

Abstract

The purpose of this study is to examine how work-life balance, workload, and job stress affect turnover intention among Generation Z employees at PT Ruifeng Hande Indonesia. Generation Z is known to have high expectations of work-life balance, but is also more vulnerable to work stress and pressure, which can increase their intention to change jobs. The research method used is quantitative with a multiple linear regression approach. The results showed that work stress has a significant effect on turnover intention, while work-life balance and workload do not have a significant effect. This finding indicates that job stress is the main factor that drives Generation Z to leave the company, while work-life balance and workload may be influenced by other factors such as job satisfaction or compensation. The results of this study have an important impact on company management in designing policies that can improve employee welfare and reduce turnover. One way to do this is by creating a more flexible work environment and managing workload more effectively.
STUDI PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KIMIA DAN PETROGRAFI BATUBARA LAPANGAN X CEKUNGAN SUMATERA SELATAN DAN LAPANGAN Y CEKUNGAN SUMATERA TENGAH INDONESIA Baihaqi, Azmi; Susilawati, Rita; Fauzielly, Lili; Muljana, Budi
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12 No 2 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v12i2.35

Abstract

Karakteristik batubara dari dua wilayah prospek batubara di Sumatera dievaluasi dengan menggunakan metode kimia dan petrografi batubara. Penelitian terfokus pada evaluasi peringkat (tingkat pembatubaraan di daerah penelitian), tipe (komposisi material organik dan lingkungan pengendapan batubara) serta grade (kandungan material inorganik yang bisa berpengaruh terhadap proses utilisasi) batubara. Lapangan X memiliki lapisan batubara yang merupakan bagian dari Formasi Muaraenim dan Kasai Cekungan Sumatera Selatan sedangkan batubara pada lapangan Y merupakan bagian dari Formasi Petani Cekungan Sumatera Tengah. Sebanyak enam conto batubara dari lapangan X dan 8 conto dari lapangan Y digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua lapangan memiliki batubara dengan karakteristik yang berbeda. Walaupun batubara di kedua daerah termasuk dalam kategori lignit, nilai rata-rata reflektansi huminit batubara Lapangan Y sedikit lebih tinggi dari lapangan X. Hal ini mengindikasikan bahwa batubara lapangan Y mengalami pengaruh peningkatan termperatur dan pembebanan yang lebih tinggi dari lapangan X. Berdasarkan hasil analisis komposisi maseral, batubara lapangan X dapat dibedakan ke dalam 3 fasies: fasies 1 (huminit >90%, kandungan inertinit dan liptinit <10%), fasies II (huminit 80% s.d. 90%, inertinite 10% s.d. 15%, dan liptinit 10%) serta fasies III (huminit 75% s.d. 85%, inertinit 15% s.d. 20% dan liptinit <10%). Sementara batubara lapangan Y lebih homogen dan dapat digolongkan ke dalam satu fasies (huminit >90% dan liptinit serta inertinite <10%). Hasil plot Gelification index (GI) dan Tissue preservation index (TPI) menunjukkan bahwa batubara lapangan X diendapkan pada lingkungan limnic-marsh hingga limno telmatic sedangkan batubara lapangan Y pada lingkungan limnic hingga telmatic marsh. Banyaknya konkresi pirit pada batubara lapangan Y mengindikasikan bahwa batubara tersebut mendapat pengaruh laut yang lebih besar daripada batubara lapangan X Batubara di kedua lapangan dapat dianggap sebagai batubara grade tinggi atau batubara bersih karena memiliki kandungan sulfur (<10%) dan abu yang relatif rendah (<10%). Hanya satu conto (SJ2) yang memiliki kadar abu tinggi (>50%) menunjukkan bahwa conto tersebut bukan batubara. Sebagai kesimpulan, perbedaan karakteristik batubara lapangan X dan Y mendukung teori bahwa batubara dengan sejarah pengendapan yang berbeda akan menghasilkan karakteristik yang berbeda.
MINERAL MATTER IN COAL Susilawati, Rita
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10 No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v10i1.134

Abstract

The term “mineral matter” in coal is defined as all inorganic, non-combustible material that is in or associated with coal which include discrete crystalline mineral particles, dissolved ions and other inorganic components in the pore water or surface water of the coal, and inorganic elements combined within the organic compounds of the coal macerals. The minerals existing in coal are aresult of processes that occur throughout the entire history of coal formation. Its distribution is influenced by biological, hydrological and geochemical factors. Quartz and the clay minerals are the most widespread and abundant mineral found in coal. Another common minerals are feldspars and carbonate in the form of siderite, calcite and dolomite and sulfide minerals such as pyrite. Coal mineral matter analysis and characterization are useful for various reasons, particularly to take as much as benefit from coal utilization and to avoid any negative influence of coal inorganic components to the environment.
NON-MINERAL INORGANIC CONSTITUENTS OF BUKIT ASAM COAL NATURE AND MODE OF OCCURRENCE Susilawati, Rita
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10 No 2 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v10i2.139

Abstract

The nature and mode of occurrence of the non-mineral inorganic fractions in coal from the Bukit Asam coalfield South Sumatra Basin Indonesia were analysed using a combination of selective leaching, low temperature ashing, XRD, XRF and electron micropobe techniques. Geologically the rank of coal at Bukit Asam was influenced by igneous intrusion. Fourteen coal samples were used in this study. Samples are chosen to represent different rank levels as well as seam horizons. The inorganic elements, in the form of dissolved salts, exchangeable ions and organometallic complexes, although present in small proportions, contribute significantly to the mineral matter components of Bukit Asam low rank coal. Electron microprobe analysis showed small but significant concentrations of inorganic elements (Al, Ca and Fe) occurring in the individual macerals in two sub bituminous and twosemi anthracite samples. There is a tendency for some of the elements, particularly Ca and Al to be lost from the organic matter with rank advance. The concentrations of elements indicated by the microprobe are relatively in good agreement with the levels of element mobility indicated by selective leaching of the same whole-coal samples. The results of this study also suggest that non-mineral inorganic was likely act as a precursor for the reactions resulting in the formation of new minerals in the high rank coals at Bukit Asam. 
BIOLEACHING FOR THE RECOVERY OF METALS PEMISAHAN UNSUR LOGAM DENGAN BIOLEACHING Susilawati, Rita
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10 No 3 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v10i3.149

Abstract

A simple laboratory experiment has been conducted in order to demonstrate the ability of bacteria to leach the metal elements from insoluble ores or solid substrates. The experiment was conducted in a leaching column that was set up using 5 cc syringe that contained 1 cc of glass wool and 3.5cc of mine tailings. The basal salt was used as an inoculation media while mine tailing was used as a leaching subject and a source of bacterial leaching. Bacterial leaching was isolated using the most probable number (MPN) technique. Overall, the results of the experiment showed the capability of bioleaching process to recover metals from the mine tailings.
KOMODITAS EKONOMI PADA LINGKUNGAN ENDAPAN BATUBARA Susilawati, Rita; Purpato, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4 No 2 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v4i2.179

Abstract

Batubara dikenal sebagai salah satu barang tambang yang bernilai ekonomi tinggi. Bersamaan dengan keterdapatan batubara,  bisa pula dijumpai komoditi lain  yang kemungkinan memiliki nilai ekonomi untuk diusahakan bersama-sama  dengan  pengusahaan  batubara.  Sebagai  contoh,  gas  methane  yang terperangkap dalam pori-pori  lapisan batubara, telah terbukti memiliki nilai ekonomi. Eksplorasi gas methane memberikan keuntungan tidak hanya karena menghasilkan sumber energi yang lebih ramah lingkungan  dibandingkan dengan batubara, tetapi  juga  dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ledakan dalam tambang bawah tanah. Selain gas methan, sisa pembakaran batubara berupa abu batu bara, sebaiknya tidak selalu diperlakukan sebagai sarnpah, karena abu tersebut kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk bahan baku dalam industri semen,  campuran beton, dan batako.Dalam eksplorasi batubara, perhatian sebaiknya juga diberikan pada komoditas ekonomi lainnya yang kemungkinan ditemukan bersamaan dengan keterdapatan batubara. Sehingga keberadaan seluruh potensi ekonomi bahan tambang yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal.
MENGENAL METADATA SEBAGAI SEBUAH ALAT INVESTASI DATA Susilawati, Rita
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2 No 1 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47599/bsdg.v2i1.201

Abstract

Metadata dapat didefinisikan sebagai data tentang data atau data yang menjelaskan tentang data. Dokumen metadata berisikan informasi yang menjelaskan karakteristik suatu data, terutama isi, kwalitas, kondisi dan cara perolehannya. Metadata digunakan salahsatunya untuk mendokumentasikan produk data yang dihasilkan serta menjawab pertanyaan mendasar tentang siapa, apa, kapan, dimana dan untuk apa sebuah data dibuat atau disiapkan.Metadata memegang peranan penting di dalam mekanisme pencarian maupun pertukaran suatu data. Sejak tahun 2002, Pusat Sumber Daya Geologi telah melakukan pekerjaan pembuatan metadata untuk produk data spasial yang dihasilkannya. Pekerjaan tersebut difokuskan pada pembuatan metadata peta potensi sumberdaya geologi Indonesia (mineral logam dan non logam, batubara serta panas bumi) berdasarkan lembar peta skala 1:250.000 serta dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memelihara serta mempublikasikan data geospasialyang dimiliki Pusat Sumber Daya Geologi. Tulisan ini berisi penjelasan tentang pengertian, manfaat dan kegunaan, maupun cara penyusunan metadata. Sedangkan secara lebih spesifik, tulisan ini juga akan menjelaskan tentang pekerjaan pembuatan metadata peta potensi sumberdaya geologi Indonesia yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya Geologi.