Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDEKATAN DIAGNOSIS PLASENTA AKRETA : LAPORAN KASUS Ginting, Silvie Anastasya; Normala, Ajeng
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.31833

Abstract

Plasenta akreta spektrum (PAS) merupakan suatu kondisi terjadinya abonrmalitas perlekatan plasenta dimana trofoblas melakukan invasi (sebagian ataupun seluruhnya) secara abnormal ke dalam miometrium uterus merupakan suatu kondisi seseorang mengalami plasenta akreta. Kerusakan apapun yang terjadi sebelumnya pada endometrium merupakan faktor risiko terjadinya PAS, riwayat persalinan sesar sebelumnya merupakan faktor risiko terumum. Angka kematian akibat PAS diperkirakan mencapai 7%. Angka tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kurangnya pengalaman tenaga kesehatan akan pendekatan diagnosis plasenta akreta dan teknik bedah yang tidak memadai sehingga menyebabkan perdarahan hebat dan kematian. Pentingnya pendekatan diagnosis plasenta akreta meliputi anamesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang seperti pencitraan. Telah disajikan kasus plasenta akreta dengan riwayat tindakan kuretase setahun sebelumnya dalam laporan kasus ini pada pasien berusia 39 tahun G7P4A2, usia kehamilan 36 minggu mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir sejak 20 jam lalu disertai rasa mulas. Pemeriksaan abdomen didapatkan striae, linea nigra, TFU 28 cm, kontraksi 3x/10 menit. Pemeriksaan leopold didapatkan janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala, letak membujur dengan punggung di sebelah kanan, dan kepala belum masuk pintu atas panggul.  Detak jantung janin 130x/menit. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis. Hasil USG obstetri menunjukkan gambaran plasenta letak rendah dan tali pusat terkemuka. Didapatkan diagnosa plasenta akreta setelah pasien dilakukan tindakan sectio caesarea diikuti dengan histerektomi
Evaluasi Status Hemoglobin dan Hematokrit Masyarakat Sebagai Indikator Awal Status Kesehatan Masyarakat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan Normala, Ajeng; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Alvianto, Fidelia; Soebrata, Linginda; Setia, Nicholas
Compromise Journal Community Proffesional Service Journal Vol. 3 No. 2 (2025): Compromise Journal : Community Proffesional Service Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/compromisejournal.v3i2.751

Abstract

Hemoglobin and hematocrit examinations serve as important early indicators of hematological status, reflecting the blood’s capacity to transport oxygen. A decrease in these two parameters leads to anemia, which is often undetected due to minimal early symptoms and low awareness to undergo examinations. This activity was carried out using the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach, by examining hemoglobin and hematocrit levels in adult participants. Capillary blood samples were analyzed using a portable device at the examination location. Education was delivered through leaflets regarding the importance of iron, vitamin B12, and folate intake to support erythrocyte formation. The examination was attended by 104 participants, the majority of whom were women. The average hemoglobin was recorded as approaching the lower limit of normal values, while hematocrit levels showed wide variations. More than half of the participants were classified as having anemia. This high proportion of anemia highlights the urgent need for targeted nutritional education. Hemoglobin and hematocrit screening proves effective as an early detection tool for hematological disorders. Education that is linked to laboratory findings should be prioritized to promote improved dietary patterns, particularly the consumption of iron-rich foods, vitamin B12, and folate, in order to prevent erythropoietic dysfunction and long-term health complications.
Pengaruh Usia dan Biomarker Lipid terhadap Distribusi Lemak dan Massa Otot Wanita Dewasa: Studi Observasional di 6 Kelurahan DKI Jakarta: The Effect of Age and Lipid Biomarkers on Fat Distribution and Muscle Mass in Adult Women: An Observational Study in 6 Subdistricts of DKI Jakarta Normala, Ajeng; Sari, Triyana; Santoso, Alexander Halim; Wijaya, Christian; Satyanegara, William Gilbert
Jurnal Keperawatan Bunda Delima Vol 7 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jkbd.v7i2.187

Abstract

Pendahuluan: Penuaan menyebabkan perubahan komposisi tubuh, seperti peningkatan lemak viseral dan penurunan massa otot rangka, yang dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular. Profil lipid berperan dalam memengaruhi distribusi lemak dan kualitas otot, khususnya pada wanita dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh usia dan biomarker lipid (trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total) terhadap distribusi lemak (lemak total, viseral, dan subkutan) serta massa otot rangka pada wanita dewasa. Metode: Penelitian cross-sectional ini dilakukan secara multisenter di enam kelurahan DKI Jakarta pada 325 perempuan dewasa sehat yang dipilih secara purposive, dengan pengambilan data dari Agustus 2024 hingga Mei 2025. Pemeriksaan profil lipid dilakukan dari sampel darah vena puasa, sedangkan komposisi tubuh diukur menggunakan bioimpedansi; data dianalisis dengan regresi linear berganda menggunakan metode Backward LR dengan batas signifikansi p<0,05. Hasil: Penelitian ini melibatkan 325 perempuan dewasa dengan rerata usia 48,7 tahun (SD 13,26). Usia dan kadar trigliserida berpengaruh signifikan terhadap peningkatan lemak tubuh total (p<0,001), lemak viseral (p<0,001), lemak subkutan (p<0,001), serta penurunan massa otot rangka (p<0,001 dan p=0,006). Sebaliknya, HDL berasosiasi negatif signifikan terhadap total lemak (p=0,015) dan lemak subkutan (p=0,011), sedangkan kolesterol total, LDL, dan rasio kolesterol/HDL tidak menunjukkan hubungan bermakna. Kesimpulan: Usia dan kadar trigliserida berasosiasi positif secara signifikan dengan peningkatan lemak tubuh (total dan viseral) serta penurunan massa otot rangka, sementara HDL berperan protektif terhadap akumulasi lemak, dan komponen lipid lain seperti LDL serta kolesterol total tidak memiliki hubungan bermakna dengan distribusi lemak maupun otot.
Korelasi Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester Tiga dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUD Ciawi Normala, Ajeng; Nathaniel, Fernando; Satyanegara, William Gilbert; Edbert, Bruce; Wijaya, Dean Ascha; Firmansyah, Yohanes
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.11758

Abstract

ABSTRACT Anemia during pregnancy is generally considered a risk factor for preterm delivery, low birth weight (LBW) infants, and other poor pregnancy outcomes. This cross-sectional study aimed to determine the correlation between third-trimester maternal hemoglobin levels and the occurrence of LBW meeting the criteria, using non-random consecutive sampling based on medical records from Ciawi Regional General Hospital during the period of July 2023. The variables in this study were maternal third-trimester hemoglobin levels and the occurrence of LBW. Statistical analysis utilized the Spearman test. Out of 320 respondents, the mean age was 29.68 years. The mean hemoglobin level was 9.24 g/dL. The mean birth weight was 1,852.06 grams. The results of the analysis were not statistically significant, with a correlation between the two variables of rs=0.058, p=0.301. The cutoff value for hemoglobin levels at 9 g/dL was the highest risk for causing births with a weight <2500 grams in the anemia group. The results of this study indicated that hemoglobin levels below 9 g/dL posed the highest risk for LBW and very LBW occurrence. Keywords: Anemia, Haemoglobin Level, Low Birth Weight, Pregnancy  ABSTRAK Anemia selama kehamilan umumnya dianggap sebagai faktor risiko untuk persalinan prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan hasil kehamilan yang buruk lainnya. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester 3 dengan kejadian BBLR yang memenuhi kriteria dengan non-random consecutive sampling menggunakan data rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi pada periode Juli 2023. Variabel dalam penelitian ini yaitu kadar hemoglobin pada trimester ketiga ibu hamil dan kejadian BBLR. Analisis statistik menggunakan uji Spearman. Dari 320 responden, rata-rata usia adalah 29,68 tahun. Rerata kadar hemoglobin sebesar 9,24 g/dL. Rerata berat badan lahir sebesar 1.852,06 gram. Hasil analisis tidak signifikan secara statistik dengan korelasi antara kedua variabel, rs=0.058, p= 0,301. Nilai cut-off kadar hemoglobin sebesar 9 g/dL merupakan risiko tertinggi untuk menyebabkan kelahiran dengan berat <2500 gram pada kelompok anemia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kadar hemoglobin kurang dari 9 g/dL merupakan risiko tertinggi terhadap kejadian BBLSR dan BBLASR. Kata Kunci: Anemia, Berat Bayi Lahir Rendah, Kadar Hemoglobin, Kehamilan
Reevaluating Predictors of Extremely Low Birth Weight: The Dominance of Hemoglobin over Maternal Age and the Discovery of 9.25 g/dL as a New Risk Threshold Normala, Ajeng; Susiarno, Hadi
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 3 November 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i3.937

Abstract

AbstractObjectives: Extremely Low Birth Weight (ELBW) is a critical factor influencing neonatal morbidity and mortality. Maternal anemia has been linked to negative pregnancy outcomes; the precise hemoglobin threshold for predicting ELBW risk remains poorly defined, especially in low-resource environments.Methods: A cross-sectional observational study was carried out at Ciawi District Hospital between 2019 and 2020. Data from medical records on maternal hemoglobin levels (g/dL) and neonatal birth weights (grams) were extracted for analysis. Statistical methods employed included the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney tests, as well as ROC curve analysis.Results: The study comprised 320 cases. The optimal cutoff value for maternal hemoglobin to accurately predict ELBW was identified as 9.25 g/dL (AUC 0.615; p = 0.045). Mothers with hemoglobin levels below this threshold exhibited a 2.1-fold increase in the risk of delivering ELBW infants (p = 0.039). Additionally, the negative predictive value was determined to be 94.05%, indicating that this threshold may serve as a viable screening tool for assessing the risk of ELBW.Conclusion: Maternal hemoglobin levels below 9.25 g/dL are significantly correlated with an elevated risk of ELBW. This threshold may function as an effective early screening parameter for identifying high-risk pregnancies, thereby improving maternal and neonatal health outcomes.Keywords: Birth Weight, ELBW, Hemoglobin, Maternal Anemia, Risk Screening Evaluasi Ulang Prediktor Berat Badan Lahir Sangat Rendah: Dominasi Hemoglobin pada Usia Ibu dan Penemuan 9,25 g/dL sebagai Ambang Risiko Baru AbstrakTujuan: Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLR) merupakan faktor penting yang memengaruhi morbiditas dan mortalitas neonatal. Anemia ibu telah dikaitkan dengan hasil kehamilan yang negatif. Ambang hemoglobin yang tepat untuk memprediksi risiko BBLR masih belum didefinisikan dengan baik, terutama di lingkungan dengan sumber daya rendah.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi observasional potong lintang dilakukan di Rumah Sakit Daerah Ciawi antara tahun 2019 dan 2020. Dilakukan analisis data dari catatan medis tentang kadar hemoglobin ibu (g/dL) dan berat badan lahir neonatal (gram). Metode statistik yang digunakan meliputi uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney, dan analisis kurva ROC.Hasil: Studi ini terdiri atas 320 kasus. Nilai batas optimal hemoglobin ibu untuk memprediksi BBLR secara akurat diidentifikasi sebesar 9,25 g/dL (AUC 0,615; p = 0,045). Ibu dengan kadar hemoglobin di bawah ambang batas ini menunjukkan peningkatan risiko melahirkan bayi ELBW sebanyak 2,1 kali lipat (p = 0,039). Selain itu, nilai prediktif negatif ditetapkan sebesar 94,05%, yang menunjukkan bahwa ambang batas ini dapat berfungsi sebagai alat skrining yang layak untuk menilai risiko ELBW.Kesimpulan: Kadar hemoglobin ibu di bawah 9,25 g/dL berkorelasi signifikan dengan peningkatan risiko ELBW. Ambang batas ini dapat berfungsi sebagai parameter skrining dini yang efektif untuk mengidentifikasi kehamilan berisiko tinggi sehingga meningkatkan hasil kesehatan ibu dan bayi baru lahir.