Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FACTORS AFFECTING EARLY MARRIAGE AMONG FEMALE ADOLESCENTS: A PATH ANALYSIS EVIDENCE FROM BLORA, CENTRAL JAVA Anggraini, Wella; Pawito, Pawito; Pamungkasari, Eti Poncorini
Journal of Health Promotion and Behavior Vol 4, No 4 (2019)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.998 KB)

Abstract

Background: Early marriage is a phenomenon which has been a controversy to this day. The prevalence of early marriage in Indonesia has decreased, namely in 2013 by 24% and decreased by 1% in 2015. The purpose of this study was to analyze the factors that influence early marriage in Blora, Central Java, using a path analysis model.Subject and Method: This was a cross sectional study conducted in Blora, Central Java, from September to October 2019. A sample of 200 married women within 5 years was selected by ran­dom sampling. The dependent variable was early marriage. The independent variables were paren­tal income, peer support, society culture, parental support, daughter's status, attitude, subjective norms, perceived control of behavior (PBC), and intention. The data were collected by question­naire analyzed by path analysis run on Stata 13.Results: The likelihood of early marriage in adolescents increased with strong intention (b= 2.06; 95% CI= 3.00 to 1.13; p <0.001) and low family income (<Rp. 1,650,000) (b= 1.83; CI 95% = 2.68 to 0.98; p<0.001). The likelihood of early marriage was decreased with weak status of girls in families (b= -1.71; 95% CI= -2.61 to -0.80; p<0.001) and strong peer support to not do early marriage (b= -2.08; 95% CI=  -2.98 to -1.19; p<0.001). Early marriage was indirectly affected by attitude through society culture, intention through family support, intention through attitude, intention through perceived behavioral control, and family support through subjective norm.Conclusions: The likelihood of early marriage in adolescents increases with strong intention and low family income. The likelihood of early marriage is decreased by weak status of girls in families and strong peer support to not do early marriage. Early marriage is indirectly affected by society culture, family support, attitude, PBC, and subjective norm.Keywords: early marriage, adolescentsCorrespondence: Wella Anggraini. Masters Program of Public Health Science, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Central Java, Indonesia. Email: wellaanggraini89@gmail.com. Mobile: 081215216795Journal of Health Promotion and Behavior (2019), 4(4): 287-297https://doi.org/10.26911/thejhpb.2019.04.04.05
Hubungan Status Gizi dan Budaya Pantang Makan Dengan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Widyastuti, Andri; Anggraini, Wella; Warji, Warji
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i4.1432

Abstract

Perawatan perineum yang kurang tepat dapat menyebabkan beberapa masalah yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Faktor status gizi yang buruk dan praktik pantang makan yang tidak tepat dapat menghambat penyembuhan luka. Oleh karena itu, penting bagi ibu pasca persalinan untuk menerima perawatan perineum yang tepat, termasuk asupan nutrisi seimbang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status gizi ibu nifas dan budaya makanan pantangan masa nifas dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Annisa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang mengalami luka perineum di Klinik Annisa Boyolali dengan rumus Krejcie & Morgan yaitu 42 orang yang dipilih dengan purposive sampling. Alat ukur berupa kuesioner yang dibagikan kepada ibu nifas meliputi pengetahuan tentang status gizi, penyembuhan perineum serta budaya pantang makan. Uji statistic yang digunakan ialah Chi-Square. Hasil analisis statistic menggunakan uji chi square menunjukkan ada hubungan status gizi (p=0,00) dan budaya pantang makan (p=0,00) dengan penyembuhan luka perineum di Klinik Annisa Boyolali. Penelitian ini menyimpukan hubungan budaya pantang makanan dengan penyembuhan luka perineum dapat mempengaruhi asupan nutrisi ibu baru setelah persalinan. Peneliti menyarankan bagi ibu nifas untuk memperhatikan praktik makanan yang sesuai setelah persalinan.
Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Siswi Kelas X SMA Muhammadiyah 5 Jakarta Afrilianti, Yuliana; Anggraini, Wella; Wa, Warji
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 4 (2023): DESEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i4.1516

Abstract

Pola makan dan tingkat aktivitas fisik berperan penting dalam kesejahteraan remaja perempuan. Pada siswi Kelas X di SMA X Jakarta, teridentifikasi potensi hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kejadian dismenore primer. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola makan, aktivitas fisik, dan hubungannya dengan dismenore primer. Penelitian menggunakan metode cross-sectional, dengan total sampling 35 siswi. Pola makan diukur menggunakan FFQ (Food Frequence Questionnaire), penilaian aktivitas fisik dengan Physical Activity Level (PAL), penilaian dismenore dengan Women’s Health Questionaire dan Rating Pain Scale. Hasil penelitian mengindikasikan mayoritas siswi memiliki pola makan buruk dan tingkat aktivitas fisik yang sedang. Meskipun mayoritas siswi mengalami dismenore primer tingkat sedang, analisis statistik menemukan bahwa hanya aktivitas fisik yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian dismenore primer (nilai signifikansi 0,786, p > 0,05), sementara pola makan tidak memiliki hubungan signifikan (nilai signifikansi = 0,000, p < 0,05). Disimpulkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pola makan dan kejadian dismenore primer, dan terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik dan kejadian dismenore primer. Penelitian selanjutnya disarankan meningkatkan sampel, studi longitudinal, dan intervensi pola makan, dengan mempertimbangkan faktor stres, genetik, dan desain penelitian yang lebih komprehensif.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan Wanita Usia Subur (WUS) dalam pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Maulinda, Amanda Via; Anggraini, Wella
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 2 (2024): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i2.1078

Abstract

Latar Belakang: Keluarga Berencana (KB) merupakan progam pemerintah untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada tingginya angka kematian ibu dan anak pengguna kontrasepsi jangka panjang di Indonesia sangat rendah. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya pengguna KB MKJP adalah kecemasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan WUS dalam pemilihan MKJP.Metode: Jenis penelitian menggunakan kuantitatif dengan metode cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 75 WUS dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan di Desa Tondomulyo.Hasil: Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara tingkat pendidikan (p value 0,04), status pekerjaan (p value 0,02) dengan tingkat kecemasan dan tidak ada hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan WUS dalam pemilihan MKJP (p value 0,55).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pendidikan, status pekerjaan dengan tingkat kecemasan pada WUS dan tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan WUS dalam pemilihan MKJP.
Pengaruh Senam Dismenorea Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Menstruasi Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 2 Soyo Jaya Fatonah, Sarifah; Warji; Anggraini, Wella
JURNAL KESEHATAN TROPIS INDONESIA Vol. 2 No. 2 (2024): April
Publisher : PT. LARPA JAYA PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63265/jkti.v2i2.87

Abstract

Dismenorea atau nyeri haid merupakan masalah umum yang dialami oleh sebagian besar remaja putri dan seringkali berdampak pada aktivitas sehari-hari, termasuk absensi sekolah. Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Soyo Jaya menunjukkan bahwa dalam satu bulan terdapat beberapa siswi yang tidak hadir karena mengalami nyeri haid. Dari 10 siswi yang diwawancarai, 4 di antaranya mengaku hanya beristirahat saat nyeri datang, sementara 6 siswi lainnya mengandalkan obat pereda nyeri untuk mengatasinya. Senam dismenorea merupakan salah satu alternatif non-farmakologis yang dipercaya dapat membantu mengurangi intensitas nyeri menstruasi melalui relaksasi otot dan peningkatan aliran darah di area panggul. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Quasi-Experimental dengan pendekatan One-Group Pretest-Posttest Design. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang siswi di SMA Negeri 2 Soyo Jaya yang mengalami dismenorea dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Intervensi berupa senam dismenorea dilakukan selama beberapa hari pada saat menstruasi. Data dikumpulkan melalui pengukuran intensitas nyeri menggunakan skala nyeri (VAS) sebelum dan sesudah senam, kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil: Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari ?=0,05, yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara intensitas nyeri menstruasi sebelum dan sesudah dilakukan senam dismenorea. Kesimpulan: Senam dismenorea terbukti efektif dalam menurunkan intensitas nyeri menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 2 Soyo Jaya. Intervensi ini dapat dijadikan sebagai alternatif terapi non-obat yang aman dan mudah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada analgesik.
Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang HIV/AIDS dan VCT Melalui Pendidikan Kesehatan dalam Kegiatan Kelas Ibu Hamil di Desa Wedarijaksa Kabupaten Pati Irnawati, Yuli; Anggraini, Wella
Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUDIMAS) Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKes Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/judimas.v1i1.80

Abstract

Penularan HIV/ AIDS akan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Cara penularnnya meliputi hubungan seksual, melalui transfer darah, penggunaan alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV. Untuk mengetahui seseorang tertular HIV dapat diketahui melalui layanan Voluntary Counselling, and Testing (VCT).Berdasarkan hasil survey awal pada 8 ibu hamil di Ds. Wedarijaksa di Kabupaten Pati. Dari 8 ibu hamil tersebut ada 3 ibu hamil yang bersedia untuk mengikuti VCT. Dari ketiga ibu hamil tersebut rata-rata memiliki pengetahuan yang cukup yang diperoleh dari internet, dan majalah serta memiliki motivasi yang besar untuk mengikuti VCT dengan alasan sekarang kasus HIV/AIDS sudah merambah pada ibu rumah tangga. Sedangkan 5 ibu hamil yang belum bersedia mengikuti VCT rata- rata memiliki pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS serta memiliki motivasi yang kurang. Rata-rata mereka mengatakan tidak perlu mengikuti VCT karena selama ini mereka tidak melakukan hal-hal yang melanggar norma dan takut menerima hasil.Untuk mengatasi permasalahan yang ada di Desa Wedarijaksa, tim pengabdian masyarakat dapat mengupayakan suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS dan VCT serta motivasi ibu hamil untuk mengikuti VCT. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui program pendidikan kesehatan.