Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Inclusive Islamic Education In The Darul Amin Border of Tenggara Aceh Asari, Hasan; Mukti, Abd; Kahar, Syadidul
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol 2, No 11 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v2i11.2907

Abstract

The problem that is analyzed in this article is about the concept and implementation of inclusive Islamic education in the Darul Amin Border Dayah in Southeast Aceh. This research is a qualitative study with a phenomenological approach by examining how the functions of the implementation of inclusive Islamic education in the Dayah Border Darul Amin Aceh Tenggara. Inclusive Islamic education in Dayah Border Darul Amin is integrated into the implementation of the dayah curriculum, both the dayah curriculum, the formal curriculum, the informal curriculum and the non-formal curriculum. Inclusive values instilled in dayah daily life are the values of tolerance, togetherness, mutual assistance, respect for differences and leadership based on Islamic values. The essence of inclusive Islamic education in the Darul Amin Border Dayah is the leader of the ummah and the generation of Muslim believers who are highly virtuous, knowledgeable, free-thinking and devoted to society.
Pathways To Islamic Education Renewal In Aceh (A Case Study of Dayah Ma'had al Ulum Diniyyah Mesjid Raya Samalanga) Asari, Hasan; Mukti, Abd.; Kahar, Syadidul
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : FITK UIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/nw.2020.14.2.6661

Abstract

This research examines the renewal initiative at Dayah Ma'had al Ulum Diniyyah Mesjid Raya Samalanga Islamic School. This study focuses on the renewal initiative during the leadership of Abon Abdul Aziz and Abu Hasanoel Bashri. This research is qualitative research with a historical approach. This research indicates that the Al Aziziyah Samalanga Islamic Education Foundation's modernization began during the leadership of Abon Abdul Aziz in 1958 and culminated in Abu Hasanoel Bashry in 1989. Social factors had been the most dominant factors of modernization of Islamic education in the foundation, including the birth of Islamic and public universities in Aceh, the adoption of information and communication technology (ICT), the requirement of diplomas for teachers and education personnel, and the involvement of alumni in the foundation.
Wife's Income and Asset Position: A Comparative Study of Indonesia, Malaysia, Türkiye and Brunei Darussalam Yanti Nasution, Zulhija; Kahar, Syadidul; Barus, Muhammad Irsan
Syarah: Jurnal Hukum Islam & Ekonomi Vol. 13 No. 2 (2024): SYARAH : Jurnal Hukum Islam dan Ekonomi
Publisher : Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47766/syarah.v13i2.4991

Abstract

This research aims to describe the position of the wife's income from the perspective of the law in Indonesia, Malaysia, Turkey, and Brunei Darussalam. The research method uses normative legal studies by comparing the four countries' legal views. The results showed that the wife's income assets in Indonesia and Turkey became joint assets and were divided equally upon separation. Meanwhile, in Malaysia and Brunei, the size of the wife's share when there is separation is determined by the amount of the wife's income.
Pemahaman Pendidikan Islam Moderat di Perguruan Tinggi Islam: Studi Terhadap Mahasiswa STAIN Mandailing Natal Kahar, Syadidul; Maas Zai, Muhammad Idrisd
ALACRITY : Journal of Education Volume 5 Nomor 1 Februari 2025
Publisher : LPPPI Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52121/alacrity.v5i1.694

Abstract

Penelitian ini mengungkan fenomena di STAIN Madina dalam menanamkan nilai-nilai Islam moderat. Perguruan tinggi merupakan wadah ilmiah yang mencakupi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat atau disebut tridarma perguruan tinggi untuk membekali mahasiswa berkontribusi di masyarakat. Maka dalam hal ini, keberadaan STAIN Mandailing Natal berada dalam keragaman tersebut. Untuk memproleh data terhadap permasalahan penelitian tersebut maka digunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomonologi. Maka upaya yang dilakukan peneliti bahwa menyajikan data dan hasil wawancara yang diperoleh di lapangan, kemudian peneliti melakukan analisis data. Berdasarkan analisis data dari hasil temuan penelitian maka ditemukan bahwa pertama konsep Islam Moderat di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal meliputi: 1) kekeluargaan artinya untuk mencapai tujuan yang baik harus bersama-sama, bekerjasama meskipun berbeda budaya. 2) kerukunan dan kedisiplinan. 3) keterbukaan yaitu menerima perubahan berdasarkan batasan dalam nilai-nilai Islam. Kedua Islam moderat pada dasarnya membangun modernisasi dalam pemikiran islam. Berkembangnya Islam keseluruh lapisan sosial masyarakat dan segala aspek lini sturuktural masyarakat telah menorehkan tinta sejarah bahwa ajaran Islam adalah ajaran rahmat li al alamin. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penekanan Islam dalam menjaga menjaga keragaman, dalam aspek pemerintahan dikenal dengan Islam wasathan. Pemikiran yang terbuka dengan membuka pintu modernisasi sebagai bentuk perubahan sosial merupakan konsekuensi logis dari kondisi dunia yang semakin mengglobal.
Inclusive Islamic Education In The Darul Amin Border of Tenggara Aceh Asari, Hasan; Mukti, Abd; Kahar, Syadidul
International Journal for Educational and Vocational Studies Vol. 2 No. 11 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/ijevs.v2i11.2907

Abstract

The problem that is analyzed in this article is about the concept and implementation of inclusive Islamic education in the Darul Amin Border Dayah in Southeast Aceh. This research is a qualitative study with a phenomenological approach by examining how the functions of the implementation of inclusive Islamic education in the Dayah Border Darul Amin Aceh Tenggara. Inclusive Islamic education in Dayah Border Darul Amin is integrated into the implementation of the dayah curriculum, both the dayah curriculum, the formal curriculum, the informal curriculum and the non-formal curriculum. Inclusive values instilled in dayah daily life are the values of tolerance, togetherness, mutual assistance, respect for differences and leadership based on Islamic values. The essence of inclusive Islamic education in the Darul Amin Border Dayah is the leader of the ummah and the generation of Muslim believers who are highly virtuous, knowledgeable, free-thinking and devoted to society.
Kesatuan Keilmuan dalam Pendidikan Islam untuk Membangun Moralitas Manusia Kahar, Syadidul
Continuous Education: Journal of Science and Research Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/ce.v6i2.2716

Abstract

Kajian ilmu pengetahuan perspektif sosial masyarakat dipandang ketidak terkaitan dengan konsep agama. Hal ini menunjukkan bahwa adanya agama dan ilmu pengetahuan dua bagian yang tidak bisa dipisahkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan konten analisis. Berdasarkan hal ini maka hasil dari analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pertama era globalisasi menuntut umat manusia untuk bertanggung jawab kemanusiaan dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia menjadi berkualitas. Maka ajaran Islam tidak hanya berkiprah pada prosesi ibadah saja, tetapi dengan tuntutan dinamika era sekarang maka Islam akan memberikan kerangka dasar ilmu pengetahuan. Kedua, Agama Islam melihat problematika umat manusia dan solusinya melalui petunjuk Tuhan, maka dalam pendidikan Islam maka manusia seyogyanya mengetahui eksistensi keberadaaannya, dari mana ia, untuk apa ia diciptakan, dan akan kemana pada akhirnya. Ketiga, para pemikir Islam sudah selayaknya untuk mengembangkan integrasi keilmuan menurut distingsi keilmuan dan karakteristiknya masing-masing. Kesatuan akan ilmu-ilmu itu terpadu dan saling melengkapi akan dengan agama sehingga tidak akan melupakan tujuan utama ilmu, yaitu untuk keadilan dan kesejahteraan manusia bersama, bukan untuk kesejahtraan diri sendiri.