Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSEP AUPB UNTUK KEAMANAN DATA DALAM STANDARDISASI DAN SISTEM GEOCODING ALAMAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN INDONESIA Widowati, Dyah Ayu; Sutanta, Heri; Diyono, Diyono; Atunggal, Dedi; Laksono, Dany; Sumaryono, Sumaryono; Mustofa, Fakhruddin
Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 7 No. 2 (2023): Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/jrh.2023.v7.i2.p229-248

Abstract

This article aims to formulate the embodiment of the AUPB concept in the standardization and geocoding system of Indonesian urban and rural addresses. Furthermore, it analyses the synchronization of data security principles in standardization and geocoding systems for urban and rural addresses in Indonesia. Conceptually, the process of address standardization and geocoding in the context of AUPB is closely related to the orderly administration of government, accountability of government agencies and/or officials, and implementation of statutory provisions. Overall, the element of AUPB that plays the most role in the standardization process and the address geocoding system is the principle of legal certainty. The principle of openness is attached to data security, and both are synchronized in implementing standardization and geocoding systems for urban and rural addresses in Indonesia. Even though all columns in the address database are stored in Elasticsearch, only specific columns can be accessed by general users through the Geocoding System website. Hence, the addresses presented are general data and do not contain personal data.
PEMBANGUNAN PURWARUPA SISTEM INFORMASI PADI BERBASIS WEBGIS DI KABUPATEN SRAGEN Nugroho, Yanuar Adji; Sutanta, Heri
Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Swarnabhumi : Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi
Publisher : Geography Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/swarnabhumi.v8i2.10686

Abstract

Padi merupakan komoditas pangan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia, ketersediaan yang tidak sebanding dengan kebutuhan dapat memicu berbagai permasalahan. Penelitian bertujuan untuk menjawab permasalahan tersebut melalui pengembangan prototipe sistem informasi beras yang terintegrasi dan memadai melalui pemanfaatan WebGIS yang dapat mensinergikan informasi ketersediaan dan kebutuhan beras. Metode pengambangan sistem menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) model Rapid Application Development (RAD), yang meliputi: persiapan dan analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi dan pengembangan, dan evaluasi. Desain arsitektur yang digunakan adalah thin client dengan model three tier. Hasil uji usabilitas menujukan purwarupa sistem informasi padi berbasis WebGIS di Kabupaten Sragen sudah cukup baik dan mampu menjawab kebutuhan stakeholder pangan di Kabupaten Sragen untuk menjadi alternatif metode pendataan dan pengaturan penyelenggaraan pangan yang meliputi aspek pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, penganalisisan, penyajian, penyebaran data dan informasi tentang pangan berkelanjutan
Survei dan Pembuatan Sistem Informasi Geografis Alamat Berkode Lokasi (Geocoded Address) untuk Wilayah Kalurahan Mantrijeron, Kota Yogyakarta Aprinia, Putri Rut Monica; Sutanta, Heri
Jurnal Geospasial Indonesia Vol 7, No 2 (2024): December
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jgise.102071

Abstract

Alamat merupakan informasi penting sebagai penunjuk lokasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengiriman dokumen dan barang, laporan kondisi kedaruratan, layanan kesehatan hingga layanan terhadap fasilitas air, listrik dan telekomunikasi. Pembangunan yang pesat di wilayah perkotaan menyebabkan data alamat menjadi semakin penting. Namun demikian, selain kondisi alamat yang tidak teratur, data referensi poligon (bidang tanah dan bangunan) juga belum tersedia. Oleh sebab itu, upaya survei, standardisasi, dan geocoding perlu dilakukan supaya terdapat keteraturan dan efisiensi.  Penelitian ini berlokasi di wilayah Kalurahan Mantrijeron, Kemantren Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Data referensi yang digunakan dalam proses geocoding adalah data bangunan yang diperoleh melalui survei lapangan. Survei dilakukan melalui pemetaan partisipatif bersama masyarakat dengan mengisi peta kerja dengan nomor bangunan eksisting. Standardisasi dilakukan mengacu pada ketentuan SNI 9037:2021 tentang Pengalamatan di Wilayah Perkotaan dan Perdesaan. Proses geocoding dilakukan pada data alamat sebelum dan sesudah standardisasi. Hasil geocoding selanjutnya divisualisasikan dalam WebGIS dengan platfom ArcGIS Online. WebGIS yang telah dibuat dilakukan evaluasi melalui uji usabilitas dan kompatibilitas. Hasil standardisasi menunjukkan jumlah objek alamat yang sesuai dengan ketentuan SNI 9037:2021 hanya berjumlah 70 bangunan dari total 2.222 bangunan. Hasil geocoding menunjukkan tingkat kecocokan (match rate) pada alamat yang telah terstandardisasi adalah sebesar 100%. Berdasarkan hasil uji kompatibilitas, WebGIS Geocoded Address Kalurahan Mantrijeron dapat mempertanahankan tampilan dan fungsionalitas fitur dengan baik pada berbagai perangkat dan browser. Uji usabilitas dilakukan terhadap aspek 5E menggunakan metode kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil uji usabilitas, WebGIS memiliki nilai rerata kelima aspek sebesar 4,55. Hal ini menunjukkan bahwa WebGIS Geocoded Address Kalurahan Mantrijeron memiliki usabilitas yang baik.
Optimising Agrivoltaic Systems: Identifying Suitable Solar Development Sites for Integrated Food and Energy Production Tri Nugroho, Apri; Pramono Hadi, Sasongko; Sutanta, Heri; Adikara Ajrin, Hyatma
Journal of Power, Energy, and Control Vol. 1 No. 1 (2024)
Publisher : MSD Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62777/pec.v1i1.3

Abstract

This study explores the integration of food and energy systems as a solution to address agricultural challenges in the dryland region of Gunungkidul Regency. Facing water scarcity issues, the region's abundant solar irradiation potential presents an opportunity for co-locating food and energy production, specifically through the implementation of an agrivoltaic system. Seven sub-districts had been designated in the local government regulations for solar energy development sites, including Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Purwosari, Saptosari, Tanjungsari, and Tepus. Ten criteria and five constraints were established to assess their suitability for agrivoltaic systems. Utilising map overlay analysis and integrating GIS-MCDA with Fuzzy and AHP methodologies, three sub-districts—Semanu, Wonosari, and Tepus—emerged as the most suitable locations. Each sub-district boasts substantial total areas of 1,779.9 Ha, 1,325.5 Ha, and 1,147.21 Ha, respectively, with Tepus aligning with the local government's solar energy development plan. This comprehensive approach ensures that the selected locations meet both energy development goals and the potential for successful agrivoltaic implementation. In conclusion, this study demonstrates the feasibility of implementing food and energy combinations through an agrivoltaic system in Gunungkidul Regency, providing insights into suitable sub-districts and emphasising the importance of aligning regional energy plans with sustainable agricultural practices on arid land.
Pengaruh Perubahan Batas Desa Terhadap Alokasi Formula Dana Desa di Kabupaten Melawi Novianti, Febi; Sutanta, Heri
GEOID Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan salah satu kebijakan di bidang ekonomi. Dalam pembagian ADD terdapat alokasi formula yang berkaitan dengan aspek teknis yaitu perhitungan luas wilayah. Luas wilayah yang valid dapat diperoleh melalui kebijakan satu peta (KSP), akan tetapi Kabupaten Melawi sebagai salah satu Kabupaten yang berada di wilayah Indonesia ternyata masih menggunakan berbagai versi peta dalam praktiknya. Salah satu alasan penggunaan berbagai versi peta ini disebabkan belum adanya batas desa yang bersifat definitif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap berbagai versi peta batas desa yang digunakan dan pengaruhnya tehadap kebijakan alokasi formula dana desa di Kabupaten Melawi. Penelitian ini menggunakan metode overlay melalui sistem informasi geospasial terhadap berbagai versi peta batas Kabupaten Melawi yaitu dari Rupa Bumi Indonesia, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Melawi serta Badan Pusat Statistik Indonesia. Berdasarkan penelitian didapati 218 kondisi segmen batas yang sama di antara ketiga peta tersebut, sedangkan 16 segmen hanya berbatasan pada DPUPR dan BPS, 20 segmen hanya berbatasan pada RBI dan BPS, 15 segmen hanya berbatasan pada RBI dan DPUPR, 31 segmen hanya berbatasan pada RBI, 29 segmen hanya berbatasan pada DPUPR, dan 20 segmen hanya berbatasan pada BPS. Kemudian berdasarkan perbandingan luas terhadap data luas wilayah DPMD diperoleh hasil yaitu seluruh desa mengalami perubahan luas wilayah, dengan perubahan tertinggi terjadi pada Desa Balai Agas. Terakhir, terdapat 7 desa pada perbandingan RBI dan DPMD, 6 desa pada perbandingan DPUPR dan 7 desa pada perbandingan BPS yang mengalami perubahan dengan nominal di atas Rp.100.000.000,-. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat terlihat besarnya pengaruh perubahan batas desa terhadap alokasi formula dana desa sehingga penataan batas dan penerapan KSP dalam berbagai kebijakan di bidang spasial perlu segera dilaksanakan.