Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN KUALITAS GIZI PMT POSYANDU DAN PELATIHAN PEMBUATAN SOSIS NABATI Sulistiyono, Priyo; Kunaepah, Uun; Vimala, Dewi
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2024): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v6i1.312

Abstract

Kualitas PMT-Posyandu di beberapa posyandu masih belum bervariatif dengan nilai gizi masih dibawah anjuran yaitu kurang dari 300 kkal dan 10g protein. Tujuan kegiatan adalah memberikan peningkatan kapasitas kader posyandu dan karang taruna berupa reviu bersama mutu PMT-Posyandu dan pelatihan pembuatan sosis nabati. Metode kegiatan dilakukan dengan melakukan reviu bersama dan pelatihan teknis. Sasaran sebanyak 20 kader posyandu dan karang taruna dan 5 orang petugas gizi puskesmas dari lima kelurahan di Kecamatan Kejaksan. Kegiatan dilakukan di ruang pertemuan dan laboratorium kuliner Prodi Gizi Cirebon. Data yang dikumpulkan meliputi daftar menu, data hasil reviu menu dan penilaian sosis nabati oleh kader dan karang taruna. Hasil menunjukan jumlah menu PMT-Posyandu berbeda untuk setiap posyandu, ada yang menggunakan siklus 12 menu dan berlaku sama untuk semua posyandu satu kelurahan. Ada yang tiap bulan berbeda untuk setiap posyandu. Jenis menu ada yang menggunakan menu lengkap dan menu tidak lengkap. Beberapa posyandu menggunakan menu kombinasi dengan pertimbangan kepraktisan dalam penerapannya. Variasi warna dan tekstur untuk menu lengkap sudah cukup baik, namun kurang (cenderung monoton) untuk menu yang tidak lengkap. Masih didapati menu dengan nilai kalori kurang dari 150 kkal dan kurang dari 10g protein, terutama untuk menu tidak lengkap. Seluruh peserta antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan sosis nabati. Peserta terlibat langsung dalam proses pembuatan sosis dan nugget dari bahan ampas tahu dan jantung pisang, semua peserta menikmati produk di akhir pelatihan dan menyatakan sosis dan nugget nabatinya enak. Sosis dan nugget nabati potensial untuk PMT-Posyandu dan pengembangan wirausaha kader dan karang taruna.
Nutritional Content and Acceptability of Vegetable Sausage as an Alternative Source of Protein and Fiber Kunaepah, Uun; Sulistiyono, Priyo; Estuti, Wiwit
Jurnal Medisci Vol 1 No 6 (2024): Vol 1 No 6 June 2024
Publisher : Ann Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62885/medisci.v1i6.316

Abstract

Nutrition problems in Indonesia are still relatively high. SSGI results (2021) show that malnutrition is 17.1% and stunting is 24.4%. Lack of food consumption, especially protein, is one of the causes. Utilization of tofu dregs is still very low, as is banana blossom. Tofu dregs and banana blossoms have quite a high protein and fiber content. Tofu dregs and banana blossoms have the potential to become a high-nutrient food product that is suitable for consumption and has economic value. This research is a follow-up research from organoleptic tests, finding that vegetable sausages have organoleptic qualities that are no less than commercial sausages. This research aims to conduct laboratory tests for protein and fiber content and tests for the acceptability of vegetable sausages. This type of research is experimental, by design of two groups with control. Test acceptability with the method Visual Comstock by looking at leftovers. The acceptability test was conducted on 51 children in grades IV and V at SDN Pamitran-Cirebon who met the screening criteria. The treatment group consisted of 24 children, and the control group consisted of 27 children. Sample assignment was carried out randomly. Analysis of crude protein content using the IK-03/LAKP/SOP.10 method. Analysis of oil fiber content IK-13/LAKP/SOP.10. Analysis of the difference in receptivity test using the t-test of unpaired data. The research results showed that the protein content of vegetable sausages was (7.54%), slightly lower than commercial sausages (9.29%). The crude fiber content of vegetable sausages (3.48%) is higher than commercial sausages (2.10%). Vegetable sausages have the same acceptability as commercial sausages, with a good acceptability value of 100%. It has been proven that vegetable sausages can be used as an alternative food source of high protein and fiber at a relatively cheaper price.
Rebon Shrimp Powder Addition Influence to Nutritional Values, Organoleptic Properties and Acceptance of Supplementary Food by Children Aged 4-5 Years Old Sulistiyono, Priyo; Herawati, Dewi Marhaeni Diah; Arya, Insi Farisa Desy
Kesmas Vol. 11, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi gizi kurang dan stunting pada anak bawah lima tahun (balita) di Kota Cirebon masih cukup tinggi yaitu mencapai 13,9% dan 15,7%. Udang rebon (Acetes erythraeus) memiliki kandungan protein dan kalsium yang tinggi. Pengaruh penambahan udang rebon dalam makanan tambahan (bubur lemu dan bolu kukus) terhadap kualitas gizi diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bubuk udang rebon terhadap nilai gizi, sifat organoleptik dan daya terima. Uji laboratorium dan perangkat lunak Nutriservey digunakan untuk analisis nilai gizi bubuk udang rebon dan gizi makanan tambahan. Uji organoleptik menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan (bubuk udang rebon 0%, 5%, 10%, 15%) dilakukan dua kali pengulangan. Responden adalah 30 mahasiswa program studi gizi Cirebon, mrnggunakan 7 skala hedonik (uji organoleptik) dan 50 anak-anak usia 4-5 tahun di posyandu (uji daya terima). Hasilnya adalah kadar abu, protein dan kalsium bubuk udang rebon memenuhi Standar Nasional Indonesia. Energi, protein dan kalsium meningkat signifikan (nilai p < 0,05). Kandungan gizi per 100 gram bolu kukus dengan bubuk udang rebon 5% memenuhi angka kecukupan gizi energi 21,6%, protein 18,9% dan kalsium 25,9%. Tingkat kesukaan pada warna, aroma, rasa, tekstur dan keseluruhan berbeda signifikan (nilai p < 0,05). Bubur lemu dengan bubuk udang rebon 5% dapat diterima oleh 80% balita dan bolu kukus mencapai 88%. Malnutrition and stunting prevalence in under-five children in Cirebon City are still high that reach 13.9% and 15.7%. Rebon shrimp (Acetes erythraeus) contains high protein and calcium. Influence of adding rebon shrimp in supplementary food (lemu porridge and steamed sponge) towards nutrition quality was investigated. This study aimed to determine effects of rebon shrimp powder on nutritional values, organoleptic properties and food acceptance. Laboratory test and Nutriservey software were used to measure nutritional value of rebon shrimp powder and nutrition of supplementary food. Organoleptic test used completely randomized design with four treatments (0%, 5%, 10%, 15% shrimp powder) and two repetitions. Respondents were 30 students of Nutrition Studies Program in Cirebon with 7 hedonic scale (organoleptic test) and 50 children aged 4-5 years in integrated health care (acceptance test). As the result, the level of ash, protein and calcium of rebon shrimp powder met the Indonesian National Standard. Energy, protein and calcium significantly increased (p value < 0.05). Nutrient content of steamed sponge per 100 gram with 5% rebon shrimp powder supplied 21.6% energy, 18.9% protein and 25.9% calcium on recommended dietary allowances. Preference level of color, flavor, taste, texture and overall were significantly different. Lemu porridge with 5% rebon shrimp powder was accepted by 80% of the children and the steamed sponge acceptance reached 88%.