Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Relevansi Pendidikan Multikulturalisme Nabi Muhammad dalam Konteks Keindonesiaan : Spirit Profetik dalam Mengelola Keragaman di Basis Masyarakat Multikultural Herawati, Erna; Ningtias, Ratih Kusuma; Habibie, M Rudi
NUR EL-ISLAM : Jurnal Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol. 8 No. 2 (2021): (Oktober 2021)
Publisher : Institut Agama Islam Yasni Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51311/nuris.v8i2.306

Abstract

Tulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis tentang pola Nabi Muhammad SAW dalam mengelola heterogenitas masyarakat Madinah secara toleran dan inklusif. Pada waktu yang bersamaan tulisan artikel ini juga bertujuan untuk me-landing-kan dan mengontekstualisasikan patronisme Nabi Muhammad dalam mengelola keragaman etnis budaya dan agama dalam konteks pendidikan agama di Indonesia. Disisi lain, tulisan artikel ini juga bertujuan untuk mencari titik temu antara Pancasila dan nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad tentang toleransi beragama dalam piagam madinah. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan artikel ini adalah studi kepustakaan yang menekankan analisis datanya pada beragam sumber literatur yang otoritatif. Ada beberapa temuan dalam tulisan artikel ini, yaitu: Pertama, posisi Nabi Muhammad sebagai kepala negara yang mampu menginisiasi lahirnya piagam Madinah justuru harus dilihat sebagai cikal bakal teoritis pendidikan multikulturalisme. Dalam rangka mewujudkan pendidikan multikulturalisme tersebut, Nabi Muhammad menjadikan teologi rahmatan lil ‘alamin sebagai bahan bakar kognitif, afektif dan psikomotorik. Masyarakat Madinah yang plural diedukasi oleh Nabi Muhammad melalui nilai-nilai ajaran Islam yang universal. Keteladanan Nabi Muhammad dengan akhlaknya yang universal menjadi modal penting terwujudnya sikap toleransi dalam menyikapi multikulturalisme masyarakat Madinah. Kedua, Indonesia sebagai negara yang terdiri dari berbagai varian ras, suku, agama dan budaya menjadi relevan untuk me-landing-kan nilai-nilai multikulturalisme tersebut. Ketiga, Pada waktu yang bersamaan Pancasila yang dijadikan sebagai falsafah hidup bernegara oleh masyarakat Indonesia selaras dengan ajaran-ajaran tentang toleransi di tengah kehidupan multikulturalisme masyarakat Madinah. Keragaman agama, suku dan budaya mampu disulam dan dirajut secara harmoni melalui nilai-nilai Islam yang universal sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Siswa dalam Program Pembinaan Tahfidzul Qur’an di MI Mu’awanah Banjarwati Karomah, Wardatul; Ningtias, Ratih Kusuma; Adzimah, Iflahatul
Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Vol. 7 No. 1 (2024): Awwaliyah: Jurnal PGMI
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58518/awwaliyah.v7i1.2430

Abstract

Character education is the spirit of education because character education can form a whole person. This research aims to determine the implementation of the tahfidzul qur'an development program, the values ​​of character education in the tahfidzul qur'an education program and the obstacles to solutions to implementing the tahfidzul quran development program in fostering character education values ​​in MI Mu'awanah Banjarwati students. This research method is field research which is descriptive qualitative in nature with a case study approach. The tahfidzul Qur'an program is a program for memorizing the words of the Qur'an and their meanings and being able to pronounce them by heart without looking at the mushaf. The results of the research show that the tahfidzul Qur'an coaching program was implemented in five stages, namely: class placement selection, Tahsin, Deposit, Muroja'ah and final exam. The tahfidzul Qur'an development program at MI Mu'awanah Banjarwati has implications for the values ​​of student character education, namely the shiddiq (honest) attitude shown by children by honestly admitting their memorization abilities, fathonah (intelligence) shown by children's intelligence in allocating time to memorize with other activities at school and the attitude of al-Amanah, (it is believed) is shown by children who are enthusiastic and have a firm attitude in memorizing under any circumstances so that when depositing the memorization they can recite it well and correctly without looking at the mushaf. In this case, of course the instilling of character education values ​​of honesty, intelligence and trustworthiness must be carried out in students' daily lives both at school, at home and in the social environment. So that these character values ​​will produce a generation that is always honest in every word and deed, has high intelligence and can always be trusted in carrying out their mandate.