Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS SAINTIFIK DALAM MATA PELAJARAN KIMIA MATERI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS Ayu, intan; Susanti, L.R Retno; Wiyono, Ketang
Jurnal Inovasi Pendidikan Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jip.v9i2.52

Abstract

Penelitian yang berjudul ?Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Saintifik Dalam Mata Pelajaran Kimia Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi di Kelas X Sekolah Menengah Atas? ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif berbasis saintifik dalam mata pelajaran kimia materi reaksi reduksi dan oksdasi yang valid, praktis, dan efektif. Model pengembangan yang digunakan adalah  model Alessi dan Trollip (Perencanaan, Desain, Pengembangan).Pada tahap uji alpha menggunakan ahli materi,ahli desain dan ahli media. Tahap uji beta dilakukan di kelas X IPA SMAN 3 Banyuasin I. Teknik pengumpulkan data menggunakan wawancara, angket, dan tes. Penelitian ini dinyatakan valid karena didapatkan melalui proses validasi dari para ahli yaitu ahli dinyatakan valid karena didapatkan melalui proses validasi dari para ahli yaitu ahli materi, desain dan media. Berdasarkan saran dari penilaian ahli, produk ini dinyatakan valid dan layak untuk diujicoba. Hasil kepraktisan yang didapat melalui uji beta dengan nilai rerata 85,8 dengan kategori sangat praktis. Pada tahap uji lapangan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik sebesar 56 dengan rata-rata hasil pretest sebesar 25 sedangkan hasil posttest sebesar 81 dengan peroleh N-gainsebesar 0,75 yang termasuk kategori tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif yang telah dikembangkan memiliki nilai valid, praktis, dan efektif. Disarankan multimedia ini dapat dijadikan salah satu alternatif multimedia interaktif reaksi reduksi dan oksidasi.
Analysis of English Subject Education in Indonesia and South Korea: An Approach to Curriculum, Teaching Methods and Learning Outcomes Zulhaidir, Zulhaidir; Susanti, L.R Retno; Yadi, Farhan; Hudaidah, Hudaidah
AS-SABIQUN Vol 7 No 3 (2025): MEI
Publisher : Pendidikan Islam Anak Usia Dini STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/assabiqun.v7i3.5663

Abstract

This study analyzes the comparison of English education systems in Indonesia and South Korea through a quantitative approach, focusing on three main aspects: curriculum, teaching methods, and learning outcomes. Data was collected through analysis of curriculum documents, international test scores (PISA, TOEFL iBT, EF EPI), national exam results (UN Indonesia and CSAT Korea), and structured questionnaires involving 800 students and 200 teachers from both countries. The results showed a significant difference in the integration of curriculum technology (χ² = 24.7; p < 0.001), where South Korea allocated 85% of curriculum content to digital platforms, while Indonesia only 35%. Teaching methods in Indonesia are still dominated by the grammar-translation approach (68% of teachers), while South Korea adopts task-based learning (89% of teachers) which is positively correlated with student motivation (r = 0.62; p < 0.01). South Korean students' learning outcomes are consistently superior, with an average EF EPI score of 611 compared to 492 in Indonesia (t = 8.34; p < 0.001), especially in speaking skills (∆ = 15.3 points). Regression analysis revealed that 45% of the variance in learning outcomes in South Korea was influenced by technology (β = 0.52; p < 0.001), while in Indonesia, teacher quality was the main predictor (β = 0.38; p < 0.05). These findings confirm that disparities in learning outcomes are not only due to curriculum differences, but also structural factors such as infrastructure gaps, teacher capacity, and access to technology. The research recommends increasing digital-based teacher training and equitable distribution of infrastructure in Indonesia, as well as reforming the hagwon system in South Korea to reduce social inequality. The implications of this study are evidence-based policy contributions for the development of inclusive and adaptive language education in the digital era.
Perkembangan Sistem Pemerintahan Majapahit Pada Masa Pemerinatahan Raja Hayam Wuruk sumantri, danis; Susanti, L.R Retno; Hudaidah, Hudaidah
Lani: Jurnal Kajian Ilmu Sejarah dan Budaya Vol 6 No 2 (2025): Lani: Jurnal Kajian Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/Lanivol6iss2page102-113

Abstract

Kerajaan Majapahit yang terpusat di Jawa Timur, Indonesia, menunjukkan perkembangan signifikan dalam sistem pemerintahan masa pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389 M). Di bawah kepemimpinannya, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya, meski juga menghadapi tantangan besar seperti pemberontakan internal dan eksternal. Dimana kekuasaan bersifat teritorial dengan struktur desentralisasi dan birokrasi yang ketat. Raja dianggap sebagai jelmaan dewa dan memegang kedudukan tertinggi dalam hierarki kekuasaan, dibantu oleh pejabat birokrasi yang terdiri dari berbagai tingkatan. Struktur pemerintahan ini menciptakan hubungan yang erat antara pusat dan daerah, sehingga menjamin stabilitas dan efisiensi dalam implementasi kebijakan. Metode penelitian ini Menggunakan metode penelitian sastra dengan menganalisis majalah, dokumen sejarah, dan buku serta mengkaji beberapa jurnal terpercaya dan terverifikasi yang menggambarkan sistem pemerintahan Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Uruk. Tujuan penelitian ini adalah umengetahui seperti apa sistem pemerintahan dan politik Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Uruk. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa Majapahit tidak hanya menjadi simbol kekuatan politik di nusantara, tetapi juga meletakkan landasan bagi sistem pemerintahan yang lebih tertib di masa depan. Kata kunci: Kerajaan Majapahit, hayam wuruk, sistem pemerintahan
History of Rice Planting Tradition in Belitang Community (1937-1942) Permadi, Gofo; Susanti, L.R Retno
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 12, No 1 (2024): HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/hj.v12i1.8953

Abstract

This study discusses how the initial background of the formation of the tradition of planting rice in the Belitang community (1937-1939) and how the development of the tradition of planting rice in the Belitang community (1940-1942). This research uses historical research methods or historical research includes, heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. This research uses sociological and anthropological approaches, data collection techniques in this study through observation, literature studies and interviews. The results showed that the beginning of the formation of the tradition of planting rice in the Belitang community occurred in 1937, 1938, and 1939. This is because the Dutch government in power in Belitang implemented ethical political policies, moving residents from Java Island and making irrigation canals. Furthermore, the development of rice planting traisi in the Belitang community in 1940, 1941, and 1942. In 1940 and 1941 there was no perfect way to grow rice, after Japan came to power in 1942, Japan implemented the Kinkyu Shokuryo Taisaku system which updated the agricultural system from tillage to rice planting techniques. In addition, the transmigation community also carries out a kind of ritual honoring the goddess Sri (goddess of rice) when planting rice using sesajen