Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN TERJADINYA HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Hanum, Rina; Ridha, Muttaqin Al
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i2.4296

Abstract

Gaya hidup adalah salah satu perilaku yang dapat mencerminkan kesehatan pada lansia. Gaya hidup yang tidak benar dapat menyebabkan timbulnya hipertensi. Oleh karena itu gaya hidup merupakan faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada lansia dan termasuk juga pada dewasa muda. Menurut data yang di dapatkan dari WHO (World Health Organization) (2019) mengatakan saat ini angka prevalensi penderita hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Gaya Hidup dengan Terjadinya Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireuen Tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh lansia baik laki-laki ataupu perempuan baik yang mengalami hipertensi maupun tidak di wilayah kerja Puskesmas Peusangan kabupaten Bireuen, baik yang berkunjung ke pukesmas ataupun posyandu lansia dengan jumlah 36 orang yang diambil dengan metode total sampling, dengan menyebarkan kuesioner. Uji analisis menggunakan program komputer yaitu SPSS 16.0 untuk menilai data statistik frekuensi dan uji Chi-Square. pada variabel bivariat diperoleh nilai fisher exact test antara gaya hidup pola makan dengan kejadian hipertensi yaitu ρ = 0,039, gaya hidup aktifitas fisik ρ = 0,008, kebiasaan istirahat/tidur ρ = 0,020 (ρ < α = 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara Gaya Hidup dengan Terjadinya Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Peusangan Kabupaten Bireuen. Adapun saran peniliti yaitu diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan lansia mengenai Gaya Hidup yang baik bagi kesehatan lansia, sehingga dapat mengurangi terjadinya hiperetensi. Kata Kunci: Gaya hidup, lansia, hipertensiLifestyle is one behavior that can reflect health in the elderly. Improper lifestyle can lead to the onset of hypertension. Therefore, lifestyle is an important risk factor for hypertension in the elderly and also in young adults. According to data obtained from the WHO (World Health Organization) (2019) said that currently the prevalence rate of people with hypertension globally is 22% of the total world population. This study aims to determine the Relationship between Lifestyle and the Occurrence of Hypertension in the Elderly in the Working Area of the Peusangan Health Center, Bireuen Regency in 2024. This type of research is quantitative using an analytical survey with a cross sectional approach. The sample in this study was all elderly people, both men and women, both those who had hypertension and not in the working area of the Peusangan Health Center, Bireuen regency, Both those who visited pukesmas or posyandu elderly with a total of 36 people were taken by the total sampling method, by distributing questionnaires. The analysis test uses a computer program, namely SPSS 16.0 to assess frequency statistical data and the Chi-Square test. In the bivariate variable, fisher exact test values were obtained between dietary lifestyle and the incidence of hypertension, namely ρ = 0.039, physical activity lifestyle ρ = 0.008, rest/sleep habits ρ = 0.020 (ρ < α = 0.05), so it can be stated that there is a relationship between Lifestyle and the Occurrence of Hypertension in the Elderly in the Working Area of the Peusangan Health Center, Bireuen Regency. The researchers' suggestions are expected that this research can increase the knowledge of the elderly about a good lifestyle for the health of the elderly, so as to reduce the occurrence of hypertension.Keywords: Lifestyle, Elderly, Hypertension
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe Hanum, Rina; Bukhari, Bukhari
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 8, No 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v8i2.2439

Abstract

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dan usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh dan penggunaannya dimana status gizi merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi lansia ditinjau dari faktor asupan makanan, penyakit dan kondisi mental lansis. Jenis Penelitian yang digunakan adalah Analitik dengan desain crosssectional. Populasi dan sampel penilaian ini seluruh lansia di Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe yang berjumlah 98 lansia. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara faktor asupan makanan, penyakit yang diderita dan kondisi mental lansia dengan status gizi lansia di Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe dimana nilai ρ semuanya berada dibawah 0,05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada lansia dan keluarga untuk dapat memperhatikan status gizi lansia sehingga lansia dapat menjalani masa tuanya dengan sehat dan sejahtera.Kata Kunci : Gizi Lansia, Asupan Makanan, Penyakit, Status MentalOld age is someone who has reached the age of more than 60 years and old age is said to be the final stage of development in the human life cycle. While nutritional status is the result of a balance between nutrients that enter the body and their use where nutritional status is a state of health due to the interaction between food, the human body and the human environment. This study aims to determine the factors that influence the nutritional status of the elderly in terms of food intake, disease and mental conditions of the elderly. The type of research used is analytical with a cross-sectional design. The population and sample for this assessment are all elderly people at the Muara Dua Health Center, Lhokseumawe City, totaling 98 elderly. The results showed that there was a significant relationship between the factors of food intake, illness and mental condition of the elderly with the nutritional status of the elderly at the Muara Dua Health Center, Lhokseumawe City where the values were all below 0.05 so Ha was accepted and Ho was rejected. Based on the results of this study, it is suggested to the elderly and their families to be able to pay attention to the nutritional status of the elderly so that the elderly can live their old age in a healthy and prosperous manner.Keywords :  Elderly Nutrition, Food Intake, Illness, Mental Status 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2020 Mutiara, Dinda; Suroyo, Razia Begum; Hanum, Rina
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 7, No 2 (2021): OKTOBER 2021
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v7i2.1598

Abstract

ABSTRAKDi tingkat United Nations Childrens Fund (UNICEF) tahun 2017, Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada tahun 2015 sebesar 36,4%. Artinya lebih dari sepertiga atau sekitar 8,8 juta balita mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di bawah standar sesuai usianya. %. Pencapaian Sustainable Development Goals (SDG’s) tahun 2030 adalah mengakhiri segala bentuk malnutrisi termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan anak pendek (stunting) dan anak kurus (wasting) pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia. penelitian analitik observasional dengan desain case control. Populasi  penelitian adalah seluruh Balita yang tinggal menetap di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai berjumlah 4001 balita, pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah 28 balita, terdiri dari 14 balita kasus dan 14 balita kontrol dan tinggal menetap di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh pada pengetahuan gizi ibu selama hamil p = 0,023, riwayat pola makan 0-6 bulan  p = 0,020, riwayat pola makan 7-12 bulan  p = 0,008, riwayat pola makan 1-3 Tahun  p = 0,033, Berat badan lahir p = 0,703, riwayat penyakit infeksi p = 0,056, jarak kelahiran  p = 0,252, tinggi badan orang tua p = 0,122, dan pendapatan p = 0,008. ada hubungan pengetahuan gizi ibu selama hamil, riwayat pola makan 0-6 bulan, riwayat pola makan 7-12 bulan, riwayat pola makan 1-3 tahun dan pendapatan terhadap kejadian stunting dan tidak ada hubungan berat badan lahir, riwayat penyakit infeksi, jarak kelahiran, tinggi badan orang tua terhadap kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Binjai Kota Medan Tahun 2020.Kata Kunci          : Faktor risiko, Stunting, Balita
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Dengan Kekambuhan ISPA Pada Balita Hanum, Rina; Bukhari, Bukhari
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2824

Abstract

Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama, hal ini disebabkan masih meningkatnya balita kematian ISPA karena pneumonia pada balita. ISPA merupakan masalah kesehatan yang terbesar terutama dinegara berkembang. Kematian akibat ISPA terutama pneumonia sebesar 13,5% (1,5 juta) dari Angka Kematian Total (11,1 juta). Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat ISPA yang berat. Paling sering kematian terjadi karena infeksi telah mencapai paru-paru. Keadaan ini disebut sebagai radang paru mendadak atau pneumonia. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), mengatur pola makan dengan tujuan memenuhi nutrisi balita, menciptakan lingkungan yang nyaman serta menghindari faktor pencetus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor yang berhubungan dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di BPM Talitha Sunggal, Sumatra Utara. Desain penelitian yang dilakukan adalah Survey Analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 52 ibu balita. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan analisa data dengan menggunakan uji chi square.  Dari hasil penelitian didapat pengetahuan baik dalam pencegahan ISPA sebanyak 53,8%, memiliki lingkungan yang cukup dalam pencegahan ISPA sebanyak 50%, peran orang tua baik kepada anak tentang pencegahan ISPA sebanyak 48,1%. Ada hubungan pengetahuan (sig. 0,015), lingkungan (sig. 0,036) dan peran orang tua (sig. 0,000) dalam pencegahan ISPA dengan kekambuhan ISPA pada balita di BPM Talitah Sunggal, Sumatra Utara. Kesimpulan penelitian ini dimana pengetahuan, lingkungan dan peran orang tua berhubungan dengan kekambuhan ISPA pada balita.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Peran Orang tua, Pola Makan, Lingkungan, ISPAAcute Respiratory Infections (ARI) is one of the major public health problems, due to the increase in ARI deaths due to pneumonia in toddlers. ARI is a major health problem, especially in developing countries. Deaths due to ARI, especially pneumonia, amounted to 13.5% (1.5 million) of the total mortality rate (11.1 million). Death in patients with ARI occurs if the disease has reached a severe degree of ARI. Most often death occurs because the infection has reached the lungs. This situation is referred to as sudden pneumonia. Prevention efforts that can be done are increasing parental knowledge about Acute Respiratory Tract Infection (ARI), regulating diet with the aim of fulfilling toddler nutrition, creating a comfortable environment and avoiding precipitating factors. The purpose of this study was to analyze the factors associated with ARI prevention with ARI recurrence in toddlers at BPM Talitha Sunggal, North Sumatra. The research design conducted was Analytical Survey with cross sectional approach. The sample in this study were 52 mothers of toddlers. Data collection using questionnaires and data analysis using chi square test.  From the results of the study obtained good knowledge in preventing ARI as much as 53.8%, having a sufficient environment in preventing ARI as much as 50%, the role of good parents to children about ARI prevention as much as 48.1%. There is a relationship between knowledge (sig. 0.015), environment (sig. 0.036) and the role of parents (sig. 0.000) in the prevention of ARI with the recurrence of ARI in toddlers at BPM Talitah Sunggal, North Sumatra. The conclusion of this study is that knowledge, environment and the role of parents are associated with the recurrence of ARI in toddlers.Keywords: Knowledge, Attitude, Parental Role, Diet, Environment, ARI
Pengaruh Pelaksanaan Hypnobirthing Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Proses Persalinan Di Klinik Talitha Medan Hanum, Rina; Bukhari, Bukhari
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3366

Abstract

Banyak masalah yang bisa terjadi akibat nyeri persalinan yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri saat persalinan disebabkan oleh kontraksi rahim yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis termasuk persepsi ibu terhadap nyeri dan kecemasan selama persalinan. Berbagai cara dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi nyeri persalinan, diantaranya adalah metode non farmakologi dengan teknik Hypnobirthing. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pelaksanaan Hypnobirthing Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Pada Proses Persalinan di Klinik Talitha Medan Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan one group pretest and post test without control design. Populasi adalah 15 orang ibu bersalin pada bulan September 2021. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan paired match pair test. Hasil penelitian menunjukkan dari 15 responden, sebelum diberikan Hypnobirthing mayoritas responden mengalami nyeri berat 6 orang (40,0 %) dan minoritas pengurangan rasa nyeri tak tertahankan 9 orang (60,0%). sesudah diberikan Hypnobirthing mayoritas responden mengalami rasa nyeri sedang 14 orang (93,3%) dan minoritas mengalami nyeri berat 1 responden (6,7%). Rerata Rasa Nyeri sebelum diberi Hypnobirthing adalah 2,60. Rerata Rasa Nyeri sesudah diberi Hypnobirthing adalah 1,07 dengan nilai ρ-value 0,000 (<0,05. Kesimpulan menunjukkan ada pengaruh pengurangan rasa nyeri sebelum dan sesudah dilakukan Hypnobirthing pada ibu bersalin di Klinik Talitha. Disarankan kepada tenaga kesehatan meningkatkan keterampilan (mengikuti pelatihan dan seminar) dalam upaya pertolongan persalinan dengan menggunakan metode Hypnobirthing.Kata Kunci : Hypnobirthing, pengurangan rasa nyeri, persalinanMany problems can occur due to labor pain that is not treated properly. Pain during labor is caused by uterine contractions which can result in increased activity of the sympathetic nervous system which can affect psychological conditions including the mother's perception of pain and anxiety during labor. Various methods are used to reduce labor pain, including non-pharmacological methods using Hypnobirthing techniques . The aim of the research is to determine the effect of implementing Hypnobirthing on reducing pain during the birth process at the Talitha Clinic in Medan in 2021. This research uses a quasi-experimental method with one group pretest and post test without control design. The population was 15 mothers giving birth in September 2021. Data analysis used univariate and bivariate analysis with paired match pair tests. The results of the study showed that of the 15 respondents, before being given Hypnobirthing, the majority of respondents experienced severe pain, 6 people (40.0%) and the minority experienced a reduction in unbearable pain, 9 people (60.0%). After being given Hypnobirthing, the majority of respondents experienced moderate pain, 14 people (93.3%) and the minority experienced severe pain, 1 respondent (6.7%). The average pain sensation before being given Hypnobirthing was 2.60. The average pain after being given Hypnobirthing was 1.07 with a ρ-value of 0.000 (<0.05. The conclusion shows that there is an effect of reducing pain before and after Hypnobirthing on women giving birth at the Talitha Clinic. It is recommended that health workers improve their skills (attend training and seminars) in efforts to assist childbirth using the Hypnobirthing method.Keywords: Hypnobirthing, pain reduction, childbirth