Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Lama Paparan Handphone Terhadap Keluhan Dry Eye Syndrome Pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Yarsi Angkatan 2022 Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Katia Ayu Nabilah; Indriawati, Atiek; Haryono, Tri Agus; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 3 No. 1 (2024): September 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v3i1.4342

Abstract

Dry Eye Syndrome adalah gangguan pada permukaan mata dan lapisan air mata yang disebabkan oleh berbagai faktor, yang bermanifestasi sebagai iritasi, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata. Dry Eye Syndrome sering kali disebabkan oleh penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan, termasuk komputer dan ponsel, yang lazim terjadi pada pekerja dan pelajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keluhan dan pengaruh lama paparan layar handphone terhadap keluhan Dry Eye Syndrome pada mahasiswa kedokteran Universitas Yarsi Angkatan 2022 dan tinjauannya dalam islam. Hasil menunjukan bahwa pada penelitian durasi lama paparan handphone terhadap OSDI, diperoleh bahwa mayoritas tidak memiliki keluhan Dry Eye Syndrome. Sementara, berdasarkan hasil uji Pearson Chi-Square diperoleh nilai sig. yaitu 0.007 (>0.05), sehingga mengartikan terdapat pengaruh lama paparan handphone terhadap keluhan Dry Eye Syndrome pada Mahasiswa. Dalam pandangan islam, Penggunaan handphone merupakan hal yang umum dan lazim. penggunaan handphone yang tidak bijak dapat menyebabkan kebutaan dan hilangnya nikmat mata hingga buta hati. Oleh karena itu, para ulama telah menetapkan beberapa adab mengenai pemahaman etika dan tata krama saat menggunakan handphone.
Conjungtival Autograft (CAG) sebagai Terapi Pterigium Stadium III pada Individu dengan Risiko Paparan UV Tinggi Azzahra, Sabna; Shahab, Mustafa Kamil; Indriawati, Atiek
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 4 (2025): Oktober, Social Issues and Problems in Society
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i4.49880

Abstract

Pterigium adalah pertumbuhan fibrovaskular pada jaringan sub konjungtiva yang berbentuk segitiga lalu menyentuh kornea di fisura palpebra medial dan lateral. Pterigium adalah kondisi degeneratif kronis dengan penyebab yang tidak diketahui, sering ditemukan pada individu yang tinggal di daerah panas dan kering. Kondisi ini lebih sering terjadi pada lansia dan pria dibandingkan wanita, terutama karena menghabiskan waktu lama di luar ruangan. Tindakan operasi merupakan pilihan utama saat ini. Beberapa teknik operasi telah berkembang dan dapat dilakukan untuk menangani kasus pterigium. Teknik operasi laporan kasus ini menggunakan conjungtival autograft.Deskripsi kasus : Seorang pasien laki-laki, berusia 47 tahun, bekerja sebagai Polri datang ke Poliklinik Mata RS Bhayangkara TK. I dengan keluhan adanya selaput seperti daging yang tumbuh pada mata kiri sejak enam tahun yang lalu. Selaput tersebut awalnya kecil, namun secara perlahan membesar, meskipun pasien tidak mengetahui secara pasti kapan pertumbuhannya mulai. Keluhan disertai rasa mengganjal pada mata kiri, disertai keluarnya air mata dan rasa gatal yang dirasakan semakin memberat dalam tiga bulan terakhir. Pasien didiagnosis pterigium stadium III kemudian dilakukan operasi conjungtival autograft. Kesimpulan : Teknik operasi conjungtival autograft merupakan salah satu pilihan operasi pada kasus pterigium. Hasil yang didapat setelah operasi ini cukup memuaskan. Prognosis pada kasus ini adalah ad bonam. Karena setelah dilakukan tindakan tersebut, pasien hanya merasakan rasa tidak nyaman, tetapi pasien tetap diinformasikan tentang kemungkinan komplikasi ataupun kekambuhan yang dapat terjadi.