Becoming a Christian means being ready to become a servant of God and participate in completing the Great Commission of Jesus written in the Book of Matthew 28:19. There are many services that a person can take if they want to serve in the church, they can become a pastor who is in charge of giving sermons, become a deacon or elder who is in charge of taking care of the needs of the congregation, become an intercessor, become a Worship Leader or song guide, can also serve in Sunday school and other fields. However, the question that arises is if someone becomes a servant but does not grow in their service, then there is definitely something wrong so that their service seems stagnant or just like that. A person must grow and be fruitful in his ministry so that he can be a blessing to many people. A servant must get out of the stagnation of his service if the place where he serves no longer supports him. Using descriptive qualitative methods with a literature study approach, it can be concluded that. Being a servant who is only lukewarm, neither hot nor cold (Revelation 3:16) will not be used by God as His instrument. Servants who do not grow are of course caused by many things, such as having leaders who are not supportive, having the wrong motivation, serving in the wrong place and so on. A church minister must know when it is time to leave a ministry if it feels it is not growing and bearing fruit. AbstrakMenjadi orang Kristen berarti siap untuk menjadi seorang pelayan dari Tuhan dan berpatisipasi di dalam ikut menuntaskan Amanat Agung Yesus yang ditulis di dalam Kitab Matius 28:19. Banyak pelayanan yang dapat diambil oleh seseorang jika ingin melayani di gereja, dapat menjadi seorang pendeta yang bertugas memberikan khotbah, menjadi seorang diaken atau penatua yang bertugas untuk mengurusi keperluan jemaat, menjadi seorang pendoa syafaat, menjadi Worship Leader atau pemandu lagu, dapat juga melayani di sekolah minggu dan bidang lainnya. Tetapi, yang akan menjadi pertanyaan adalah bila seseorang menjadi pelayan tetapi tidak bertumbuh di dalam pelayanannya, maka dipastikan ada hal yang salah sehingga pelayanannya berkesan stagnan atau begitu – begitu saja. Seorang harus bertumbuh dan berbuah di dalam pelayanannya sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Seorang pelayan harus keluar dari stagnasi pelayanannya jika tempat dimana melayani, sudah tidak mendukungnya. Menggunakan metode kualitatif deskritif dengan pendekatan studi literature maka dapat disimpulkan bahwa. Menjadi pelayan yang suam- suam kuku saja, tidak panas dan tidak dingin (Wahyu 3:16) maka tidak akan dipakai oleh Tuhan menjadi alat- Nya. Pelayan yang tidak bertumbuh tentunya disebabkan oleh banyak hal seperti mempunyai pemimpin yang tidak mendukung, memiliki motivasi yang salah, melayani di tempat yang salah dan lain sebagainya. Seorang pelayan gereja harus mengetahui kapan saatnya harus meninggalkan sebuah pelayanan jika merasa tidak bertumbuh dan berbuah.