One form of offering that is routinely held in a church is a tithe offering. Tithing offerings are held by the church with many purposes, one of which is the provision of funds for the work and activities carried out by a church. In a church, of course, there are many activities that must be carried out, in addition to routine worship on Sundays, the church also carries out other activities such as mid-week worship activities, mission activities, visitation activities to the congregation, diakonia offerings and others. The activities carried out by the church certainly require large funds to finance these needs, because not to mention the cost of paying the pastor's salary, the salary of the musician, the church building management and the salary of the full timer staff of the church. Seeing the many costs that must be incurred, if you expect from the offerings at Sunday worship alone, it is certainly not enough. That is why, many churches rely heavily on tithing offerings to cover their costs. But besides that, many churches also hold tithes but the funds are used for the needs of the pastor or pastor of the church. So it is a natural thing, in a large church it can be easily seen the amount of prosperity obtained by the church leader, such as expensive cars, branded clothes and accessories, traveling abroad with his family and others. Using a descriptive qualitative research method, it can be concluded that emphasizing tithing must be based on biblical studies, although many parties also say that tithing offerings are inherited from the Old Testament, so they are no longer valid in the New Testament era. This study was written to examine whether this statement is true and also whether tithing is still relevant in this modern era.AbstrakSalah satu bentuk persembahan yang rutin diadakan di sebuah gereja adalah persembahan perpuluhan. Persembahan perpuluhan diadakan oleh gereja dengan banyak tujuan, salah satunya adalah penyediaan dana untuk pekerjaan- pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah gereja. Di dalam sebuah gereja tentunya banyak kegiatan yang harus dilakukan, selain ibadah rutin pada hari minggu, gereja juga melakukan kegiatan –kegiatan lainnya seperti kegiatan ibadah tengah minggu, kegiatan misi, kegiatan kunjungan ke jemaat, persembahan diakonia dan lainnya. Kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh gereja tentunya menuntut adanya dana yang besar untuk membiayai keperluan tersebut, karena belum lagi ditambah dengan biaya untuk membayar gaji pendeta, gaji pemain musik, pengurus gedung gereja dan gaji staff full timer dari gereja tersebut. Melihat banyaknya biaya yang harus dikeluarkan, maka jika mengharapkan dari persembahan pada ibadah minggu saja tentulah tidak cukup. Itulah sebabnya, banyak gereja sangat tergantung dari persembahan perpuluhan untuk menutupi biaya- biaya yang mereka perlukan. Namun disamping itu, banyak gereja juga yang mengadakan perpuluhan tetapi dananya digunakan untuk keperluan gembala atau pendeta dari gereja tersebut. Jadi suatu hal yang wajar, di sebuah gereja besar dapat dengan mudah dilihat banyaknya kemakmuran yang didapat oleh pemimpin gereja tersebut, seperti mobil yang mahal, pakaian dan asesoris yang bermerk, berwisata keluar negeri dengan keluarganya dan lainnya. Menggunakan metode penelitian kualitatif deskritif maka dapat disimpulkan bahwa menekankan perpuluhan harus berdasarkan kajian Alkitab, walaupun banyak pihak yang juga mengatakan bahwa persembahan perpuluhan adalah warisan dari Perjanjian Lama, sehingga tidak berlaku lagi pada era Perjanjian Baru. Penelitian ini ditulis untuk menelaah , apakah memang pernyataan tersebut benar adanya dan juga apakah persembahan perpuluhan masihkah relevan pada era modern ini.