Ramli, Zaenudin
Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EKSPLORASI MATERIAL RESIN DALAM KARYA PATUNG: IKON-IKON KEAGAMAAN ISLAM Rosita, Devi; Ramli, Zaenudin; Setiadi, Gabriel Aries
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 6, No 3 (2018): IMPLEMENTASI MEDIA DAN TEKNIK DALAM KARYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The artworks, consisting of three objects, serve as a reminder of Islamic values that are fading or being forgotten as human beings try to keep up with the development of the era. First, eyeglasses and magnification by multiple layers of acrylic glass visualizes how someone seeks for knowledge according to his or her faith in Islam. It is displayed on a table in an open position. Second, the objects of hijab, such as khimar, clothes and trousers displayed on the wall show how a person with knowledge, especially female, dresses. Third, the objects of a string of prayer beads and some beads show how someone interacts with electronic communication devices and social media. It is hunged on a pair of hands and also displayed on a table. Resin is used as the material since it is analagous with human due to the existence of religion that manages and shapes human lives. Keywords: Resin, Glasses, Hijab, String of Prayer Beads ________________________________________________________________ Pengkaryaan ini terdiri dari tiga objek dan bertujuan untuk kembali mengingatkan nilai-nilai dalam Islam yang mulai samar atau bahkan dilupakan, manusia yang hidup di alam ini tentunya akan mengikuti perkembangan zaman, karena manusia sendirilah yang berperan penting didalamnya. Pertama, objek karya kacamata, ukuran yang diperbesar dengan kaca akrilik yang berlayer memvisualisasikan dari bagaimana manusia berdasarkan keyakinannya dalam Islam pada zaman sekarang ini untuk menuntut ilmu. Karya kacamata disajikan di atas meja dengan posisi tebuka. Kedua, objek karya hijab, seperti khimar, baju, dan celana, yang ditempel di dinding menunjukkan bagaimana seseorang yang berilmu, terutama perempuan, berpenampilan. Ketiga, objek karya tasbih dan biji tasbih (simbol dari sosial media) memperlihatkan bagaimana seseorang bersosialisasi dengan media komunikasi elektronik atau media sosial. Karya disajikan dengan digantung pada sepasang tangan dan sebagian disimpan di meja penyajian. Material yang digunakan penulis adalah resin yang dianalogikan dengan manusia dengan adanya keagamaan yang mengatur dan membentuk.  Kata Kunci: Resin, Kacamata, Hijab, Tasbih
MAKNA SEMAR DALAM KALIMAH SYAHADAT PADA SENI LUKIS KACA CIREBON Noor Zaman, Farid Kurniawan; Sujana, Anis; Ramli, Zaenudin
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 4, No 3 (2016): KEARIFAN LOKAL DALAM TRANSFORMASI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This undergraduate thesis is based on the searching of meaning contained in one of Cirebon glass paintings made by Rastika, which is about the relation between kalimah syahadat (the two Arabic sentences expressing the Muslim creed), Semar, Rastika and Gegesik society. Problems formulated in this research are: 1) How is the visualization of Semar in kalimah syahadat in Cirebon glass painting made by Rastika; 2) What is the meaning of Semar in its visualization in kalimah syahadat of Rastika’s glass painting within the context of Gegesik society. The method used in this research is analysis descriptive method in the form of qualitative research. The research also uses art anthropology and ethnography approaches from ethnic perspective. The research results show that Semar is a shadow play character whose form of a shadow puppet was made by Sunan Kalijaga. Its form, gesture, color and accessories all have symbols of virtue. The amulet layang kalimasada that it owns is the most powerful amulet and are feared by its enemies. Therefore, after glass painting came to Cirebon, gradually this kind of art began to give its favor in spreading Islamic teachings. For example by painting Semar in syahadat calligraphy. It is expected that values contained in glass painting of Semar in kalimah syahadat calligraphy is not forgotten and kept to be applied in daily lives.Keywords: Semar, Syahadat, Rastika, Gegesik, Lukis Kaca Cirebon________________________________________________________________Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pencarian makna yang terkandung pada salah satu lukisan kaca Cirebon karya Rastika yaitu mengenai kaitan antara kalimah syahadat, Semar, Rastika dan masyarakat Gegesik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) bagaimana penggambaran Semar dalam kalimah syahadat pada seni lukis kaca Cirebon karya Rastika, 2) apa makna Semar dalam penggambarannya pada kalimah syahadat seni lukis kaca karya Rastika dalam konteks masyarakat Gegesik. Metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis dengan bentuk penelitian kualitatif. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan antropologi seni dan etnografi dengan sudut pandang emik. Berdasarkan hasil penelitian terhadap makna Semar dalam kalimah syahadat pada seni lukis kaca Cirebon karya Rastika ini ditemukan bahwa Semar merupakan tokoh pewayangan yang wujudnya diciptakan dalam bentuk wayang kulit oleh Sunan Kalijaga. Baik bentuk, gestur, warna, serta aksesoris yang dipakainya memiliki simbol-simbol kebaikan. Jimat layang kalimasada yang dimilikinya merupakan jimat yang paling sakti dan ditakuti para musuh. Maka dari itu, setelah lukisan kaca masuk ke Cirebon, lambat laun kesenian ini mulai ikut membantu dalam menyebarkan agama Islam. Salah satunya dengan cara melukiskan Semar dalam kaligrafi syahadat. Diharapkan, makna-makna yang terkandung dalam lukisan kaca Semar pada kaligrafi kalimah syahadat ini tidak dilupakan dan terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Kata Kunci: Semar, Syahadat, Rastika, Gegesik, Lukis Kaca Cirebon
MORFOLOGI VISUAL DALAM KESENIAN BADOGAR SANGGAR GENTRA SAWARGI KABUPATEN GARUT Rahayu, Suci; Sujana, Anis; Ramli, Zaenudin
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa STSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Badogar is an acronym for Barong Domba Garut (Barong of Garut Sheep). It is a new art in Garut Regency resulted from creativities of its creators, namely Cecep Surachman and artists of Sanggar Gentra Sawargi. This study aims to describe the visual morphology in the art of Badogar that underwent changes in visual forms of the sheep’s head and the barong’s head. The approaches used in the study were aesthetic morphology and synchronous history. Results of the study focusing on visual morphology in Badogar art by Cecep Surachman and Sanggar Gentra Sawargi artists show two visual form structures of the Sheep’s head and the Barong’s head. Visual morphology in Badogar art is said to have gone through modification of forms in which its newly-created forms do not change the characterization of its original forms. Basically, the modification of these forms took place without any rules or standards so that changes and evelopment could be done according to the wishes of its creator and its artists.Keywords: Morphology, Visual, Badogar Art________________________________________________________________ Kesenian Badogar merupakan singkatan dari Barong Domba Garut. Kesenian Badogar merupakan kesenian baru di Kabupaten Garut yang merupakan hasil pemikiran kreator penciptanya yaitu Cecep Surachman dan seniman Sanggar Gentra Sawargi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan morfologi visual dalam kesenian Badogar yang mengalami perubahan bentuk visual pada Kepala Domba dan Kepala Barong. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan morfologi estetik dan sejarah sinkronik. Hasil penelitian terhadap morfologi visual dalam kesenian Badogar karya Cecep Surachman dan seniman Sanggar Gentra Sawargi ini menunjukkan dua struktur bentuk visual Kepala Domba dan Kepala Barong. Morfologi visual dalam kesenian Badogar dikatakan mengalami modifikasi bentuk dimana bentuknya diciptakan terjadi tidak merubah perwatakan bentuk asal. Pada dasarnya modifikasi bentuk ini terjadi tanpa adanya pakem atau aturan, menjadikan perubahan dan untuk pengembangan dilakukan kebebasam sesuai keinginan pencipta dan senimannya sendiri.Kata Kunci: Morfologi, Visual, Kesenian Badogar
REPRESENTASI ISLAM: PAMERAN SENI RUPA ISLAM INDONESIA KONTEMPORER “BAYANG” Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 5, No 1 (2017): EKSPLORASI SENI DALAM PANGGUNG DAN RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v5i1.359

Abstract

In this paper the writer explores the capacity of Islamic identity and ummah to promote cross cultural understanding through displays of Islamic art and culture. The exhibition of contemporary Indonesian Islamic art entitled "Bayang", held by ITB alumni and INISAF Foundation at Galeri Nasional, 27 July-14 August 2011, was curated by Rizki A. Zaelani and A. Rikrik Kusmara. In the exhibition, there were more than 200 works in the form of two-dimensional works, three-dimensional works, installation or artworks done through digital technology. They represent the faces of contemporary Islamic art in Indonesia. Islam is the human belief system that keeps relevant life from past to present. The development of Islamic art today can be understood in the context of a culture change that is getting more visual. Keywords: Contemporary Islamic Art, Islamic Identitiy, Visual Culture________________________________________________________________Dalam tulisan ini saya mengeksplorasi kapasitas identitas Islam dan ummah untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya melalui pertunjukkan seni dan budaya Islam. Pameran seni rupa Islam Indonesia kontemporer bertajuk “Bayang”, yang diselenggarakan alumni ITB dan Yayasan INISAF di Galeri Nasional, 27 Juli-14 Agustus 2011, dikuratori Rizki A. Zaelani dan A. Rikrik Kusmara. Dalam pameran digelar sebanyak lebih dari 200 karya berupa karya dua dimensi, tiga dimensi, instalasi ataupun karya yang dikerjakan melalui teknologi digital. Mereka mewakili wajah-wajah seni rupa Islam kontemporer yang ada di Indonesia. Islam adalah sistem kepercayaan manusia yang menjaga kehidupan yang relevan dari masa lalu sampai sekarang. Perkembangan seni rupa Islam saat ini dapat dipahami dalam konteks perubahan budaya yang semakin visual.Kata Kunci: Seni Rupa Islam Kontemporer, Identitas Islam, Budaya Visual
WRAPPED KAIN PADA OBJEK YANG TERBUNGKUS SEBAGAI IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS Synthia Nur Maudina; Zaenudin Ramli; Nandang Gumelar Wahyudi
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 3 (2020): MOTIF, MAKNA, DAN MEDIA DALAM TEKNIK KARYA RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i3.1603

Abstract

TRANSISI MEMORABILIA PADA BATIK DALAM KARYA LUKIS CAT AIR Lukmanul Hakim Azis; Zaenudin Ramli; Gabriel Aries Setiadi
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1197

Abstract

Batik is a cultural artifact that still exists and develops at this time. Interaction with batik is not only wearable material for daily use but also as a collectible items and an inheritance. This study aims to research, observe, and practice the batik-making process and re-adapted with different techniques and watercolor medium. A resist technique in watercolor using masking fluid produces the similar result and method with batik, for the exploration on media and ideas is the exploration for producing works of fine art. Memorabilia generated from the writer’s personal experience are poured into the work by displaying a family portrait with the addition of a batik layer in front of the object, refracting the meaning to make a space or transition with inheritance activity. The inheritance activity is only focused on passing on cloth and setting aside its historical value and meaning. It becomes a benchmark of making the artwork as a critical form for the development and preservation of Indonesian culture.Keywords: Batik, Inheritance, Memorabilia, Watercolor________________________________________________________________ Batik merupakan artefak budaya yang masih muncul dan berkembang saat ini, interaksi pada batik pun tidak hanya sebagai bahan sandang keseharian saja tapi juga sebagai bahan koleksi dan disimpan lalu di wariskan. Dalam pembuatan karya ini dilakukian riset secara langsung, melihat dan mempraktikan proses pembuatan batik dan diadaptasi ulang dengan teknik dan media yang berbeda yaitu dengan medium cat air. Teknik hambatan pada cat air dengan memakai masking fluid menghasilkan kecenderungan hasil dan metode yang sama dengan batik, eksplorasi pada medium dan gagasan menjadi eksplorasi dalam berkarya seni murni. Memorabilia yang terjadi dari pengalaman pribadi penulis tuangkan pada karya dengan menampilkan portrait keluarga dengan penambahan layer batik di depan objek tadi, pembiasan makna tersebut menjadikan adanya ruang atau transisi dengan adanya aktivitas pewarisan. Aktivitas pemberian tersebut hanya terfokus pada pemberian kain saja dan mengesampingkan nilai historis dan makna, hal tersebut menjadi tolok ukur pembuatan karya sebagai bentuk kritis pada pengembangan dan pelestarian kebudayaan Indonesia.Kata Kunci: Batik, Warisan, Memorabilia, Cat Air
RELIGIUSITAS ISLAM PADA KARYA LUKIS TIGA SENIMAN MUDA BANDUNG Vivi Marita Wulandini; Agus Cahyana; Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2020): ANALISIS MAKNA KARYA VISUAL DALAM SENI PUBLIK
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i2.1521

Abstract

This reseacrh, entitled "Islamic Religiosity in the Painting Works of Three Young Artists in Bandung" was made based on artists who visualize Islamic values or matters relating to Islamic religiosity into paintings and involve young Bandung artists in the 2000s. By examining more deeply through the signs and symbols in the painting. Among these are the works of Yogie Ginanjar, Arkiv Vilmansa and Tandya Rachmat. Research shows, from a visual perspective, each artist has his own way of displaying and interpreting matters relating to Islam. Yogi Ginanjar through the realist style presents symbols or signs and direct messages that are identical to Islam, and includes numbers in it. Then Arkiv Vilmansa with abstract style and dynamic visual language, increases the meaning of the process of self-change or migration journey. Rachmat uses the technique of photorealism as a living object that represents objects or objects from the world, how he expresses them in his work with a different perspective from before.Keywords: Islamic Religiosity, Painting, Bandung Young Artists____________________________________________________________________Penelitian yang berjudul Religiusitas Islam pada Karya Lukis Tiga Seniman Muda Bandung, dibuat berdasarkan keterkaitan pada seniman yang memvisualisasikan nilai Islam atau hal-hal yang berhubungan dengan religiusitas Islam ke dalam karya seni lukis dan melibatkan seniman muda Bandung tahun 2000-an, dengan menelaah lebih dalam melalui tanda dan simbol yang ada pada lukisan. Diantaranya terdapat karya Yogie Ginanjar, Arkiv Vilmansa, dan Tandya Rachmat. Penelitian menunjukan bahwa, dari segi visual masing-masing seniman mempunyai cara tersendiri dalam menggambarkan dan memaknai hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Yogi Ginanjar melalui gaya realis menyuguhkan simbol atau tanda dan pesan secara langsung yang identik dengan Islam, juga  menyisipkan figur di dalamnya. Selanjutnya Arkiv Vilmansa dengan gaya abstrak dan bahasa visual yang dinamis, menafsirkan makna sebuah proses perubahan diri atau perjalanan hijrah. Tandya Rachmat menggunakan teknik fotorealisme berupa objek still life yang mewakili hal-hal atau benda bersifat duniawi, bagaimana ia menuangkan hal itu pada karyanya dengan sudut pandang berbeda dengan sebelumnya.Kata Kunci: Religiusitas Islam, Seni Lukis, Seniman Muda Bandung
PERSPEKTIF SENI RUPA ISLAM KONTEMPORER INDONESIA PADA FESTIVAL ISTIQLAL 1991 DAN 1995 Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 1, No 2 (2013): JERAT TRADISI DALAM KONTEMPORER
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v1i2.416

Abstract

Seni rupa modern Islam Indonesia merupakan kenyataan yang hidup dalam seni rupa modern Indonesia. Bentuk seni rupa modern Islam Indonesia seperti itu mengandung pengertian ia membawa nilai-nilai Islam, dan oleh karena itu merupakan representasi budaya yang sangat khas. Di Indonesia, awal seni rupa modern yang bernafaskan Islam Indonesia itu sendiri sudah mulai tumbuh pada tahun 1970 an. Titik penting perkembangan praktik seni rupa modern yang bernafaskan Islam Indonesia, secara spesifik dan konseptual dicoba ditawarkan secara terbuka, pada kegiatan Festival Istiqlal I pada tahun 1991 dan Festival Istiqlal II tahun 1995. Lewat pameran berskala besar tersebutlah, pameran seni rupa modern yang bernafaskan Islam dihadirkan. Lalu, bagaimana Festival Istiqlal I dan Festival Istiqlal II, memaknai secara konseptual gagasan seni rupa modern bernafaskan Islam, dalam praktik seni rupa modern Indonesia secara umum? Penelitian ini menggunakan metodologi pendekatan kritik seni dan sosiologis dengan jenis penelitian kualitatif, lewat studi kasus pada pameran seni rupa modern yang bernafaskan Islam pada Festival Istiqlal I 1991 dan II 1995. Pada pameran seni rupa di dalam Festival Istiqlal I dan II, karya-karya yang dihadirkan oleh para seniman muslim telah menghadirkan keluarnya representasi Islam serta batasan serta medium-medium karya seni rupa yang lain. Salah satunya, tidak terbatasnya cakupan terhadap karya lukisan dan karya yang bersifat 2 dimensional saja. Di sisi lain, pameran seni rupa modern yang bernafaskan Islam pada kedua Festival Istiqlal tersebut. Pada akhirnya telah memberikan jendela baru, yakni masalah representasi perbedaan dan keterbukaan pada nilai-nilai estetik Islam di nusantara yang direpresentasikan pada karya-karya seni rupa.Kata Kunci: Kritik Seni, Festival Istiqlal, Estetika Islam
SENI PARTISIPASI DI KAMPUNG KREATIF DAGO POJOK BANDUNG Ardi Radiansyah; Wanda Listiani; Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020): REPRESENTASI, PARTISIPASI, DAN GERAKAN SENI
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v8i1.1195

Abstract

This research describes how the concept of participation and the practice of participatory art affect Dago Pojok community’s creative awareness in forming a creative village. Through a descriptive method and qualitative approach were used in the study, it collected qualitative data taken from interviews, observations and documentation studies. Throughout 11 (eleven) informants that participated to provide detailed information about community participation in forming the creative village, the results show that community involvement in shaping the idea of a creative village has resulted in a tradition-based creative village. Passive or active community involvement in the practices of participatory art has  impacts on the emergence of good relations between communities, the growth of creative awareness, the development of traditional arts and self-development that eventually lead to increase the economic level of Dago Pojok community. Based on the results of the study, the researchers suggested that they should develop innovation and creativity in the village to improve image of the creative village as a tourism village which offers special programs that are different from those of other villages.Keywords: Participation, Participatory Art, Creative Village, Dago Pojok________________________________________________________________ Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana konsep partisipasi dalam praktik seni berdampak pada kesadaran kreatif masyarakat Dago Pojok sehingga membentuk kampung kreatif. Dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kualitatif, data yang dihasilkan diambil dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Melalui 11 (sebelas) orang yang dianggap dapat memberikan informasi terperinci mengenai partisipasi masyarakat dalam membentuk kampung kreatif, hasil yang didapat menunjukan bahwa keterlibatan masyarakat dalam membentuk gagasan kampung kreatif menghasilkan kampung kreatif berbasis tradisi. Keterlibatan masyarakat secara aktif dan pasif dalam praktik seni partisipasi berdampak pada timbulnya hubungan baik antar masyarakat, tumbuhnya kesadaran kreatif, berkembangnya seni tradisi dan pengembangan diri yang berdampak pada meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat Dago Pojok. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan adalah pengembangan inovasi dan kreativitas masyarakat di kampung kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan citra kampung kreatif sebagai destinasi wisata yang memiliki program-program unggulan berbeda dengan kampung lainnya.Kata Kunci: Partisipasi, Seni Partisipatori, Kampung Kreatif, Dago Pojok
REINTERPRETASI DRUPADI DENGAN PENDEKATAN ESTETIK SKIZOFRENIA SEBAGAI PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Fanhani Aina Hermawan; Nandang Gumelar Wahyudi; Zaenudin Ramli
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i3.3195

Abstract

Draupadi, a character who occupies an important role in the plot of the epic Mahabharata, appears in splendor as a dazzling queen with transcendent beauty and intelligence. He has an alluring intelligence, he is able to conquer anyone so that everyone submits and feels shy towards him. Behind her perfection, Draupadi keeps a complex story related to womens rights and justice. In this work, Draupadis Reinterpretation will be presented, which is described as a woman who defends her human rights. A compilation of Draupadis wounds and sorrows is presented in the form of a painting with 100 pieces of kanvas. Draupadis point of strength in facing each of her trials is taken to raise awareness for women that there are many twists and turns in life that will happen to us, even though living in wounds, Draupadi is able to accept it and live life as usual because it does not extinguish or diminish the spirit of life. also as a warning to anyone to spread goodness and justice wherever and against anyone and not to hurt each other in greed. Keywords : Draupadi, Ornament Gothic art, Kesutan Dadu, Mahabharata, Painting ------------------------------------------------------------------------------------ Drupadi, seorang tokoh yang mendiami peran penting dalam alur epos Mahabharata, tampil dengan kemegahan sebagai seorang ratu yang mempesona dengan kecantikan yang melampaui batas dan kecerdasan. Ia menyandang kecerdasan yang memikat, ia mampu menaklukan siapapun sehingga setiap orang tunduk dan merasa segan terhadapnya. Dibalik kesempurnannya, Drupadi menyimpan kisah yang pelik yang berkaitan dengan hak-hak perempuan serta keadilan. Pada karya ini, akan disuguhkan Reinterpretasi Drupadi yang digambarkan sebagai sosok perempuan yang membela hak asasinya. Kompilasi luka dan duka Drupadi disajikan dalam bentuk Seni Lukis dengan pecahan 100 kanvas. Point kekuatan Drupadi dalam menghadapi setiap cobaannya diambil untuk menimbulkan awareness terhadap perempuan bahwa banyak sekali lika-liku kehidupan yang akan terjadi kepada kita, meskipun hidup dalam luka, tetapi Drupadi mampu menerimanya dan menjalani hidup seperti biasanya karena hal itu tidak memadamkan atau memudarkan semangat hidup, pun juga sebagai peringatan kepada siapapun untuk menyebarkan kebaikan dan keadilan dimanapun dan terhadap siapapun serta tidak menyakiti satu sama lain dalam keserakahan. Kata kunci : Drupadi, Ornament Gothic art, Kesutan Dadu, Mahabharata, Seni Lukis.