Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

SENI LUKIS KONTEMPORER KARYA ANDIE ARADHEA DALAM PENDEKATAN KRITIK SENI Anandhita Alvina Damayanti; Martien Roos Nagara
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2224

Abstract

MODEL PENGEMBANGAN TEKNIK DAN POLA ANYAM SEBAGAI STRUKTUR DASAR KARYA SENI RUPA EKSPRESI Teten Rohandi; Martien Roos Nagara; Farid Kurniawan Noor Zaman
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 3 (2021): EKSPLORASI DAN IMPLEMENTASI POTENSI RUPA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v9i3.1767

Abstract

"TRANSFORMASI" TEKNIK DAN POLA ANYAM TRADISI PADA KARYA 3D SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESADARAN RAMAH LINGKUNGAN Teten Rohandi; Martien Roos Nagara; Farid Kurniawan Noor Zaman
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 3 (2022): EKSISTENSI SENI DAN BUDAYA DALAM INTERPRETASI VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i3.2318

Abstract

ASPEK VISUAL PADA KESENIAN KUDA LUMPING WAHYU TURONGGO JATI SEBAGAI KESENIAN TRADISI MASYARAKAT KUWARU KEBUMEN Anggita Ayu Anjani; Supriatna Supriatna; Martien Roos Nagara
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2111

Abstract

Lumping horse art also called jaran braid or jathilan is a traditional dance from Java that features a group of soldiers riding horses. This dance uses horses made of bamboo or other materials woven and cut to resemble the shape of a horse, decorated with artificial hair from plastic rope or the like that is curled or braided. Through further search, there is a visual aspect that exists in this art. The visual aspect of the art of lumping horse Wahyu Turonggo Jati has a characteristic that is certainly different from other lumping horse arts, especially from visual ebeg (woven lumping horse) which has its own meaning and values. The research method used is a qualitative method with a semiotic descriptive approach through a direct interview of the leader of lumping horse art Wahyu Turonggo Jati, Kuwaru, Kebumen. It is hoped that the results of research from the visual aspects of lumping horse art can provide insight for researchers, art education, the community and readers can also attract interest in lumping horse art.Keywoard: Visual Aspect, Lumping Horse Art, Wahyu Turonggo Jati-------------------------------------------------------------------------------Kesenian kuda lumping disebut juga jaran kepang atau jathilan merupakan tarian tradisional dari Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang digelung atau dikepang. Melalui penelusuran lebih lanjut, terdapat aspek visual pada kesenian ini. Aspek visual yang ada pada kesenian kuda lumping Wahyu Turonggo Jati memiliki ciri khas yang tentunya berbeda dari kesenian kuda lumping lainnya, terutama dari visual ebeg (anyaman kuda lumping) yang memiliki makna dan nilai-nilai tersendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif semiotik melalui wawancara langsung terhadap pemimpin kesenian kuda lumping Wahyu Turonggo Jati, Kuwaru, Kebumen. Diharapkan hasil penelitian dari aspek visual pada kesenian kuda lumping dapat memberikan wawasan bagi peneliti, pendidikan seni, masyarakat dan pembaca juga dapat menarik minat terhadap kesenian kuda lumping.Kata Kunci: Aspek visual, Kesenian Kuda Lumping, Wahyu Turonggo Jati
STUDI TEKNIK DAN KARAKTERISTIK PADA LUKISAN EKSHIBISI ‘FROM ME, TO YOU’ SUANJAYA KENCUT Kirana Kusuma Wicitra; Supriatna Supriatna; Martien Roos Nagara
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2022): ESTETIKA DALAM MAKNA, MEDIA, DAN TEKNIK VISUAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v10i2.2112

Abstract

Proses Kreativitas pada Gambar Anak Usia Dini di TK A Santo Yusup II Bandung Martien Roos Nagara
JURNAL RUPA Vol 7 No 1 (2022): Open Issue
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/rupa.v7i1.4308

Abstract

Children have unique views and perceptions through their creativity when expressing their ideas, ideas, and imagination in a picture. However, it is often found that when children pour pictures, only certain objects come to mind such as mountains, trees, and rice fields, even though there are still many objects around them that they can express in the form of pictures. This research needs to be done as an inspiration in training children’s creative abilities in expressing their ideas through an image. This research was conducted to determine the creative process of drawing children in TK A Santo Yusup II Bandung. The research method used is descriptive qualitative with an action research sampling technique purposive. The result of this research is the creative process of children’s ability to capture an object created through external communication and internal communication. Children observe, respond to, and analyze interesting objects around them through the five senses during the learning process and can represent what they live in their intuition through pictures.Keywordscreative process, drawing, early childhood, kindergarten
Penerapan Teknik dan Pola Anyam Tradisi pada Karya Rupa Ekspresif 3 Dimensi Teten Rohandi; Martien Roos Nagara; Farid Kurniawan Noor Zaman
PANGGUNG Vol 32, No 3 (2022): Komodifikasi dan Komoditas Seni Budaya di Era industri Kreatif
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2884.312 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v32i3.2264

Abstract

Teknik dan pola anyam tradisi yang dilakukan perajin dalam menganyam adalah cetakan untuk memproduksi produk secara masal. Dalam fine art teknik dan pola anyam dapat dijadikan sebagai struktur dasar dalam pembentukan karya yang sifatnya lebih ekspresif. Fokus penelitian ini adalah penerapan teknik dan pola anyam dasar yang berpijak dari tradisi, dieksplorasi menjadikannya struktur baru dalam pembentukan karya seni rupa. Penggalian nilai estetik yang berada di wilayah keilmuan seni rupa murni ini bertujuan untuk mengembangkan seni rupa sekaligus seni anyam tradisi, sehingga dapat menciptakan pola baru yang memiliki ciri khas serta peningkatan nilai apresiasi. Metode kreatif yang digunakan adalah design thinking dengan teknik eksplorasi dan eksperimental bentuk. Hasil penelitian berdasarkan eksplorasi teknik dan pola anyam tradisi adalah berupa karya rupa ekspresif 3D. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan sebagai alternatif dalam berkarya seni rupa yang dapat diapresiasi oleh khalayak luas dan memberi inspirasi sekaligus ikut melestarikan seni rupa tradisi Indonesia.Kata kunci: teknik anyam, pola anyam tradisi, karya seni rupa, 3 dimensi
KATASTROFE : REINTERPRETASI SOSOK DEWI SRI SEBAGAI GAGASAN PENCIPTAAN KARYA LUKIS Kirana Kusuma Wicitra; Gabriel Aries Setiadi; Martien Roos Nagara
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 3 (2023): KARYA RUPA DALAM BINGKAI TRADISI DAN BUDAYA
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v11i3.3194

Abstract

Looking back at the history meaning of Dewi Sris existence for Indonesian people is not only stored in her rice plant breeding tradition (seren taun) and her figure which is seen as a mere goddess of rice and plants. However, it is also related to how values, social issues and local wisdom are passed down from generation to generation. This is also illustrated through the authors analysis and observation of the story of Wawacan Sulanjana and Dewi Sris role in it. Talking about values, problems and views on life that are derived is so crucial, especially when it has a significant and long-lasting effect. Art in this case exists as a medium for communicating the views and ideas of one of lifes issues, as well as re-elevating Indonesian folklore which is projected through a contemporary lens. The author uses the reinterpretation method through the authors point of view and experience and divides it into three phases, each of which represents a different conflict. Created through the medium of oil painting. With the production of this report, it can help readers learn and provide new experiences related to the field of fine arts. Keywords: Catastrophe, Goddess Sri, Reinterpretation, Art Painting ------------------------------------------------------------------------------------ Menelisik kembali pada sejarah makna eksistensi Dewi Sri bagi masyarakat Indonesia tidak hanya tersimpan pada tradisi pemuliaan tanaman padinya (seren taun) serta sosoknya yang dipandang sebagai dewi padi dan tumbuhan semata. Namun juga, memiliki keterkaitan terhadap bagaimana nilai- nilai, masalah sosial serta kearifan lokal diturun temurunkan. Hal ini pun tergambar melalui analisis serta observasi penulis terhadap kisah Wawacan Sulanjana dan peran Dewi Sri didalamnya. Berbicara mengenai nilai, problem serta pandangan hidup yang diturunkan ini menjadi begitu krusial terutama ketika hal itu memberikan efek yang cukup signifikan dan berkepanjangan. Seni dalam hal ini hadir sebagai media berkomunikasi terhadap pandangan dan gagasan salah satu isu kehidupan, serta sebagai pengangkatan kembali cerita rakyat Indonesia yang diproyeksikan dalam kacamata masa kini. Penulis menggunakan metode reinterpretasi melalui sudut pandang serta pengalaman penulis dan membaginya menjadi tiga fase yang masing-masing mewakili konflik yang berbeda. Diciptakan melalui medium lukis cat minyak. Dengan terbuatnya laporan ini, dapat membantu pembaca mempelajari serta memberikan pengalaman yang baru terkait bidang kesenirupaan. Kata Kunci: Katastrofe, Dewi Sri, Reinterpretasi, Karya Lukis
DUNIA SENI RUPA INDONESIA: KRITIK SENI PAMERAN LIKE/DISLIKE Malena Wati Putri; Martien Roos Nagara
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v12i1.3509

Abstract

Art is one of the important aspects in various facets of human life, therefore art exhibitions serve as crucial platforms for artists to interact with art enthusiasts and convey their artistic messages. Art exhibitions play a significant role in the development of visual arts in Indonesia. In this study, the author will examine, elaborate, and critique a solo exhibition by Taat Joeda titled “Like/Dislike” held at the Bandung Center for Culture Gallery. This research method involves direct observation or visitation to the exhibition and an overall analysis using art critique methods and mechanisms. The findings of the study reveal that the “Like/Dislike” art exhibition presents a refreshing approach in its theme about the tangle of undergrowth and captivating painting techniques. In conclusion, this research highlights the overall depth of the “Like/Dislike” exhibition with its theme “The Beauty Hidden Within the Thicket.” Keywords : Painting, Exhibition, art critique --------------------------------------------------------------------- Seni adalah salah satu hal yang penting dalam berbagai sisi kehidupan manusia, karena itu pameran karya seni merupakan platform penting bagi para seniman untuk berinteraksi dengan penikmat seni dan menyampaikan pesan-pesan artistik mereka. Pameran seni berperan sangat penting dalam perkembangan dunia seni rupa di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis akan menelaah, menguraikan dan mengulas sebuah pameran tunggal oleh Taat Joeda berjudul Like/Dislike yang diadakan di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung. Metode Penelitian ini melibatkan observasi atau kunjungan langsung ke pameran tersebut dan analisis keseluruhan menggunakan metode dan mekanisme kritik seni. Hasil penelitian penulis mengungkapkan bahwa pameran seni Like/Dislike menghadirkan pendekatan yang segar dalam tema tentang semak belukar dan teknik lukisan yang menarik perhatian. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti keseluruhan/kedalaman pameran Like/Dislike yang bertemakan “Keindahan yang Tersimpan Dalam Semak Belukar” Kata Kunci : Lukisan, Pameran, Kritik Seni
PERANCANGAN IKON CAGAR BUDAYA DAN MANUSKRIP DALAM LOGO OBJEK PEMAJUAN KEBUDAYAAN KOTA BANDUNG Muhamad Rafli Ramdan; Martien Roos Nagara; Hadianto Hadianto
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 12, No 1 (2024): TRADISI KARYA RUPA DESAIN
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v12i1.3510

Abstract

Icons are one of the main elements in communicating and introducing visual identity to the outside world. The design of cultural heritage icons and manuscripts in the Bandung City Cultural Advancement Object logo is one of the programs created by the Bandung City Government which is also written in Bandung City Regional Regulation No. 7 of 2023 concerning the Advancement of Culture. The Bandung City Disbudpar collaborated with lecturers and students at the Bandung College of Technology majoring in Visual Communication Design in the process of forming a visual identity in the form of the Bandung City OPK logo and icon. The design of cultural heritage icons and manuscripts was created to create a visual identity to preserve the rich history and cultural heritage of the city of Bandung. This icon is designed to include elements typical of cultural heritage and manuscripts. The Cultural Heritage icon represented by the classic architectural form of the roof of Bank Mandiri (EX–nedhandel N.V) on Jalan Asia Afrika No. 01, while manuscript icons can be found in manuscripts, fibers, books and chronicles. It is hoped that the design of the Bandung City OPK icon can become an icon that arouses a sense of pride, increases public awareness of cultural riches, and has an interest in cultural development that attracts the outside world and strengthens the image of the City of Bandung. Keywords: Icon Design, Cultural Heritage, Manuscripts, Logos, Bandung City --------------------------------------------------------------------- Ikon menjadi salah satu elemen utama dalam mengkomunikasikan dan memperkenalkan identitas visual kepada dunia luar. Perancangan ikon cagar budaya dan manuskrip dalam logo Objek Pemajuan Kebudayaan Kota Bandung merupakan salah satu program yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bandung yang juga tertulis di dalam Perda Kota Bandung No. 7 Tahun 2023 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Disbudpar Kota Bandung melakukan berkolaborasi bersama dosen serta mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Bandung jurusan Desain Komunikasi Visual dalam proses pembentukan identitas visual berupa logo dan ikon OPK Kota Bandung. Perancangan ikon cagar budaya serta manuskrip dibuat untuk menciptakan identitas visual untuk melestarikan kekayaan sejarah dan warisan budaya Kota Bandung. Ikon ini dirancang dengan memasukkan elemen khas cagar budaya dan manuskrip. Ikon Cagar Budaya yang diwakili oleh bentuk arsitektur klasik dari atap Bank Mandiri (EX–nedhandel N.V) di Jalan Asia Afrika No. 01, sementara ikon manuskrip dapat ditemui pada naskah, serat, kitab, dan babad. Perancangan ikon OPK Kota Bandung diharapkan dapat menjadi ikon yang membangkitkan rasa kebanggaan, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kekayaan kebudayaan, serta memiliki minat terhadap pembangunan kebudayaan yang menjadi daya tarik dunia luar dan memperkuat citra Kota Bandung. Kata Kunci: Perancangan Ikon, Cagar Budaya, Manuskrip, Logo, Kota Bandung