ABSTRACT This study aims to examine market behavior and structure with a focus on pricing, correlation analysis, market share, and concentration ratio. Traders were selected using the snowball sampling technique, while farmers were randomly selected from a total population of 200 people, with 36 people selected. Data collection was carried out using observation, interviews, and documentation methods. In the data analysis, this study focuses on market structure through market share, concentration levels, and barriers to market entry, as well as examining market behavior based on correlation coefficient values. From the research results, it is known that 34.06% of the market share is controlled by large traders, while 22.75% is controlled by intermediary traders, and 43.19% by farmers. Farmers operate in an environment with perfect competition of 19.30% related to market concentration. Large traders can be categorized as part of a tight oligopoly with a concentration ratio of 91.70%, while village middlemen tend to fall into the category of a tight oligopoly with a concentration ratio of 83.40%. Additionally, barriers to market entry, as seen from farmers' sales results, increased by 5.35% based on the Minimum Efficiency Scale (MES) evaluation. This indicates that peanut farmers do not face barriers to market entry, as the MES figure is below 10%. On the other hand, village intermediaries show a figure of 21.46%, indicating that their MES value exceeds 10%. Meanwhile, large traders show a result of 31.50%, further confirming that their MES value is above 10%, indicating barriers to market entry. Market correlation analysis shows a value of 0.125, indicating a very weak relationship. Therefore, peanut marketing involves three groups: farmers who operate effectively, intermediaries who operate with low efficiency, and large traders who operate with a high level of inefficiency. Keywords: Peanuts; Market Structure; Market Behavior ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku dan struktur pasar dengan fokus pada penetapan harga, analisis korelasi, pangsa pasar, dan rasio konsentrasi. Pedagang dipilih menggunakan teknik sampling snowball, sementara petani dipilih secara acak dari populasi total 200 orang, dengan 36 orang terpilih. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam analisis data, penelitian ini fokus pada struktur pasar melalui pangsa pasar, tingkat konsentrasi, dan hambatan masuk pasar, serta menganalisis perilaku pasar berdasarkan nilai koefisien korelasi. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa 34,06% pangsa pasar dikuasai oleh pedagang besar, 22,75% oleh pedagang perantara, dan 43,19% oleh petani. Petani beroperasi dalam lingkungan persaingan sempurna sebesar 19,30% terkait dengan konsentrasi pasar. Pedagang besar dapat dikategorikan sebagai bagian dari oligopoli ketat dengan rasio konsentrasi 91,70%, sementara pedagang perantara desa cenderung masuk ke dalam kategori oligopoli ketat dengan rasio konsentrasi 83,40%. Selain itu, hambatan masuk pasar, sebagaimana terlihat dari hasil penjualan petani, meningkat sebesar 5,35% berdasarkan evaluasi Skala Efisiensi Minimum (MES). Hal ini menunjukkan bahwa petani kacang tanah tidak menghadapi hambatan masuk pasar, karena angka MES berada di bawah 10%. Di sisi lain, pedagang perantara desa menunjukkan angka 21,46%, menunjukkan bahwa nilai MES mereka melebihi 10%. Sementara itu, pedagang besar sebesar 31,50%, yang lebih lanjut mengonfirmasi bahwa nilai MES mereka di atas 10%, menunjukkan hambatan masuk pasar. Analisis korelasi pasar menunjukkan nilai 0,125, menunjukkan hubungan yang sangat lemah. Oleh karena itu, pemasaran kacang tanah melibatkan tiga kelompok: petani yang beroperasi secara efektif, perantara yang beroperasi dengan efisiensi rendah, dan pedagang besar yang beroperasi dengan tingkat ketidakefisienan yang tinggi. Kata kunci: Kacang Tanah; Struktur Pasar; Perilaku Pasar