Sistem tanam memiliki arti penting dalam produksi tanaman, penganekaragaman jenis tanaman yang diusahakan merupakan suatu upaya untuk mengoptimalkan daya dukung lahan terhadap usaha pemanfaatannya. Sistem tanam tumpangsari dilakukan terutama dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumberdaya lahan yang lebih efisien dan peningkatan produksi, sehingga pendapatan atau keuntungan yang diperoleh petani lebih tinggi dibanding sistem tanam monokultur.Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan pendapatan petani dalam sistem tanam monokultur jagung dan lombok, serta sistem tanam tumpangsari jagung dan lombok yang dlakukan pada lahan sawah tadah hujan serta kelayakan dari kedua sistem tanam tersebut.Penelitian dilaksanakan di Desa Pa’bundukang Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, berlangsung dari bulan Mei sampai September 2022. Pelaksanaan penelitian dimulai dari pengolahan tanah, pembersihan sisa-sisa tanaman, selanjutnya pembuatan petak-petak percobaan dengan ukuran 3,0 x 3,6 meter. Jumlah petak percobaan sebanyak sembilan petak, yaitu petak monokultur jagung (JJ), monokultur lombok (LL) dan tumpangsari jagung dan lombok (JL) setiap petak diulang sebanyak tiga kali, sehingga terdapat sembilan petak percobaan. Penanaman benih jagung dan lombok dua biji perlubang kemudian dilakukan pemeliharaan, penyiangan dilakukan sesering mungkin atau sesuai dengan kondisi munculnya gulma yang tumbuh pada lahan tersebut, selanjutnya pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan. Pemupukan urea pada jagung diberikan sebanyak 300 kg per hektar, dengan melakukan tiga kali pemupukan, yaitu sepertiga pada saat tanaman jagung ditanaman, sepertiga saat tanaman jagung berumur 30 hari, dan sepertiga saat tanaman jagung berumur 45 hari, pemupukan TSP sebanyak 75 kg per hektar dan KCl 50 kg per hektar yang diberikan seluruhnya pada saat tanam jagung. Kemudian untuk tanaman lombok dipupuk dengan urea 75 kg per hektar, TSP 50 kg per hektar dan KCl 50 kg per hektar yang diberikan seluruhnya pada saat tanam lombok. Pengamatan produksi jagung dan lombok dilakukan secara ubinan, yaitu konversi dari luas petak percobaan kesatuan hektar. Analisis pendapatan dilakukan untuk mengetahui pendapatan dari sistem penanaman secara tumpangsari dan monokultur. Selanjutnya untuk mengetahui kelayakan dari kedua sistem tanam tersebut digunakan analisis kelayakan (R/C rasio).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam tumpangsari jagung dan lombok memberikan pendapatan yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp.82.759.950 dari sistem tanam monokultur jagung dan monokultur lombok, yaitu masing-masing Rp. 10.394.450 dan Rp.77.197.000. Analisis kelayakan dari sistem tumpangsari jagung dan lombok juga lebih tinggi dan lebih menguntungkan dengan nilai R/C rasio 7,156 dibanding sistem tanam monokultur jagung dan lombok, masing-masing nilai R/C rasionya adalah 1,885 dan 5,528.