Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT ALERGI KULIT EKSIM PADA ORANG DEWASA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Utomo, Yoga
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer) Vol 3, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : STMIK Budi Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.986 KB) | DOI: 10.30865/jurikom.v3i1.60

Abstract

Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respon pertahanan tubuh yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya. Alergi kulit eksim merupakan kelainan kulit dimana kulit tampak meradang dan iritasi, peradangan bisa terjadi di seluruh tubuh. Perkembangan teknologi komputer pada saat ini berjalan sangat cepat, hampir semua bidang memanfaatkan komputer begitu juga dalam dunia medis dengan menggunakan teknologi komputer berbasis pengetahuan, fakta, dan penalaran dapat digunakan dalam dunia medis, untuk menyelesaikan permasalahan diantaranya adalah tentang penyakit alergi eksim pada orang dewasa.Penelitian ini mengidentifikasi penyakit alergi kulit eksim dan penyebabnya, serta menerapkan metode certainty factor dan merancang sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit alergi kulit eksim.Untuk mendiagnosa penyakit alergi kulit eksim pada orang dewasa menggunakan metode certainty factor. Pasien akan diberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan nilai kemungkinan dan kemudian nilai yang didapat akan diselesaikan dengan rumus certainty factor, sehingga didapat hasil diagnosa serta persentasi kemungkinan mengalami penyakit alergi eksim. Kata kunci : alergi kulit eksim, certainty factor, sistem pakar
Analisis Penyebab Pending Klaim Pasien BPJS Kesehatan dalam Pengajuan Klaim di Rumah Sakit Umum Persahabatan Pranayuda, Bonny; Haryanti, Ina; Utomo, Yoga; Madiistriyatno, Harries
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 1 No. 4 (2023): Reguler Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v1i4.44

Abstract

Klaim BPJS Kesehatan merupakan penyerahan biaya pengobatan peserta BPJS Kesehatan oleh Rumah Sakit kepada BPJS Kesehatan yang dilakukan secara kolektif dan ditagihkan kepada BPJS Kesehatan setiap bulan. Pembiayaan kesehatan merupakan bagian terpenting dari implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan di Rumah Sakit oleh BPJS Kesehatan melalui pengajuan klaim. Hasil akhir pengajuan klaim ada dua yaitu status klaim layak atau status klaim tidak layak (Pending klaim), oleh karena itu tidak semua berkas yang diajukan dapat diklaimkan atau dibayarkan 100% oleh BPJS Kesehatan, sehingga status klaim dinyatakan tidak layak atau pending klaim terjadi apabila berkas klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit belum lengkap. Metode penelitian ini kuantitatif desain crosectional yaitu pendekatan yang berdasarkan pengumpulan data yang dapat menyajikan informasi dalam waktu yang singkat. Hasil penelitian ini adalah berkas pengajuan klaim pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Persahabatan dengan empat (4) status klaim yaitu, terdapat status klaim layak, status klaim tidak sesuai atau pending, status paska klaim dan status klaim dispute. Penyebab terjadinya pending klaim di Rumah Sakit Umum Persahabatan dikarenakan 4 faktor yaitu: Berkas tidak lengkap, kurang tepatnya coding, kurangnya pemeriksaan penunjang dan kurangnya pemahaman terhadap Berita Acara Kesepakatan terkait koding.
Tinjauan Kepuasan Pasien Bedah Syaraf Terhadap Pelayanan Klinik Utama Dr. Indrajana Dewi, Mira Puspita; Haryanti, Ina; Astuti, Yuliana Budi; Utomo, Yoga; Pranayuda, Bonny; Suryati, Adelina
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 2 No. 1 (2023): Reguler Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v2i1.95

Abstract

Pelayanan yang memuaskan dan berkualitas akan membentuk loyalitas pasien/pelanggan, dan kepuasan sangat erat hubungannya dengan”word of mouth”.Efek selanjutnya akan berlanjut pada proses terbentuknya citra fasilitas pelayanan kesehatan atau klinik yang meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi persaingan yang sangat ketat. Maka setiap fasilitas pelayanan kesehatan atau klinik akan berusaha untuk menempatkan dirinya sebaik mungkin dimata pasien/pelanggannya agar dapat dipercaya untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian, Uji Korelasi perdimensi menunjukan bahwa semua dimensi menunjukan korelasi atau hubungan yang kuat. Korelasi yang paling tinggi pada dimensi Tangible. Dalam artu semakin baik Tangibel / bukti fisik semakin puas pasien yang berkunjung. Sedangkan dimensi dengan nilai terendah adalah Responsiveness. Dari hasil penelitian tersebut maka dimensi Responsiveness perlu ditingkatkan untuk memberikan kepuasan yang lebih meningkat. Klinik utama DR Indrajana perlu adanya sosialisasi atau pelatihan terkait daya tanggap, respon terhadap pasien agar kepuasaan pasien lebih meningkat.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Selisih Tarif Kasus Demam Berdarah Dengue Prasaja, Bhisma Jaya; Utomo, Yoga; Firmansyah, Yura Witsqa
Lontara Journal of Health Science and Technology Vol. 6 No. 2 (2025): Juli-Desember 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/lontarariset.v6i2.573

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by the Dengue virus and transmitted through the bite of the Aedes aegypti mosquito. The Bandung City Health Office said that this year as of April 26, 2024, the cumulative number of DHF cases in Bandung City exceeded 3,025 cases. This study aims to identify the factors associated between INA-CBGs tariffs and the actual treatment costs of Dengue Fever (DHF) patients at Hospital X Bandung. A correlation research method with a retrospective approach was used to analyze secondary data of JKN claims in 2023. The population in this study were patients who underwent inpatient treatment in 2023 at Hospital X Bandung with a diagnosis of Dengue Fever (DHF) with diagnosis code A91, totaling 906 medical record files. Samples were selected based on the criteria of medical record files with a primary diagnosis of Dengue Fever (DHF) and medical record files with JKN tariff setting. The results showed that length of stay (p < 0.001), medical procedures (p 0.018), and severity (p < 0.036) of illness significantly contributed to the tariff gap. This tariff gap has implications for the hospital's financial loss and potential reduction in service quality. Based on these findings, it is recommended to review the INA-CBGs tariff structure, develop clinical pathways, stricter management of treatment classes, and improve cooperation between hospitals and BPJS Kesehatan.