Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Koperasi Wanita dan Keluarga: Sebuah Perspektif Komparatif Kesejahteraan Shintasari, Reni; Hidayatulloh, A. Nururrochman
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i2.2008

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi koperasi sebagai institusi lokal yang mampu memberdayakan SDM anggota koperasi serta pengurus koperasi wanita. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang menjelaskan program dan perkembangan lembaga sebagai koperasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan sosial dan menjadi percontohan di Kabupaten Sleman. Latar belakang dari riset ini adalah masalah ekonomi pada rumah tangga dan masalah rentenir yang masuk ke lingkungan masyarakat menjadi lintah yang menyedot ekonomi masyarakat terutama kaum perempuan. Penelitian ini bersifat kualitatif berdasarkan metode studi kasus, yaitu pada koperasi Anggrek Mekar. Studi ini mengalisa bahwa koperasi mampu membantu wanita dalam mengelola ekonomi keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengeksploitasi masalah yang menjadi fakta di lapangan. Teknik wawancara, observasi dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi wanita dengan sistem tanggung renteng mampu meningkatkan pendapatan dan menyejahterakan keluarga. Koperasi wanita Anggrek Mekar mampu memberdayakan anggotanya dengan potensi dan kapasitas yang dimiliki sehingga berdaya. Koperasi wanita ini setidaknya dapat direplikasi di tempat lain sebagai instrumen pemberdayaan keluarga terutama masyarakat menengah ke bawah. Koperasi mampu mendukung kesejahteraan keluarga dengan prinsip pemberdayaan masyarakat maupun mampu mendukung modal sosial yang ada. Rekomendasi peneliti adalah bahwa regenerasi pengurus dan manajemen koperasi Anggrek Mekar perlu diselenggarakan secara online sehingga dapat diakses anggota secara berkelanjutan
Efektivitas Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni Bagi Keluarga Penerima Manfaat Di Kabupaten Gorontalo Utara Irmawan, Irmawan; Nugrahaningsih, Lidia; Hidayatulloh, A. Nururrochman
Sosio Konsepsia Vol 10 No 3 (2021): Sosio Konsepsia
Publisher : Puslitbangkesos Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v10i3.2558

Abstract

Abstrak: Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS Rutilahu) adalah proses mengembalikan keberfungsian sosial fakir miskin melalui upaya memperbaiki kondisi rumah yang dilakukan secara gotong royong. Penelitian ini bertujuan mengetahui Efektivitas Program Rehabilitasi Sosial Rutilahu bagi Keluarga Penerima Manfaat. Jenis penelitian gabungan deskriptif kuantitatif dan kualitatif; Lokasi di Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo; Responden dipilih secara purposivesampling, yaitu Keluarga Penerima Manfaat Rutilahu sejumlah 50 responden dan 10 informan untuk stakeholder; Teknik pengumpulan data meliputi: Angket untuk 50 KPM; Wawancara untuk 10 stakeholder; Observasi melihat kondisi rumah; Telaah dokumen. Analisis deskriptif kuantitatif dari aspek fisik bangunan rumah, kesehatan, keamanan dan sosial. Analisis deskriptif kualitatif untuk kesejahteraan KPM. Hasil penelitian: Program RS Rutilahu bagi KPM dapat memperbaiki Rutilahu menjadi rumah yang layak huni sesuai dengan persyaratan keamanan, kesehatan dan sosial, penyaluran bantuan tepat sasaran, dan dapat memberdayakan KPM. Kesimpulan: Rehabilitasi Sosial Rumuh Tidak Layak Huni termasuk efektif dapat memperbaiki rumah menjadi layak huni. Rekomendasi kepada Kementerian Sosial RI cq Dirjen PFM bahwa Program RS Rutilahu termasuk efektif, sehingga program tersebut perlu dilanjutkan dan ditingkatkan, baik secara kuantitatif dengan menambah jumlah KPM maupun secara kualitatif dengan menambah besarnya bantuan dari 15 juta menjadi 25 juta/KPM agar kualitas bagunan rumah semakin baik. Kata kunci: Efektivitas, Rehabilitasi, Rutilahu, Keluarga 
Kesejahteraan Semu dalam Dialektika Perilaku Bunuh Diri di Kabupaten Gunung Kidul: Tinjauan Sosial Psikologis Hakim, Lukman Nul; Prayoga, Reza Amarta; Ganti, Mery; Sabarisman, Muslim; Hidayatulloh, A. Nururrochman
Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Vol. 12 No. 2 (2023): Sosio Konsepsia: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Publisher : Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi (Pusdiklat-bangprof), Kementerian Sosial RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33007/ska.v12i2.3235

Abstract

Kasus bunuh diri di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta setiap tahunnya rata-rata sebanyak 30 orang. Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimanakah pola perilaku bunuh diri di Kabupaten Gunung Kidul.  Bagaimanakah penjelasan mengenai fenomena Pulung Gantung di Kabupaten Gunung Kidul. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar bagi pihak terkait dalam menyusun langkah preventif perilaku bunuh diri di Gunung Kidul. Metode penelitian kualitatif dengan teknik penelitian wawancara dan kajian literatur digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk alasan etis, wawancara tidak dilakukan kepada penyintas ataupun keluarga pelaku bunuh diri, melainkan kepada pihak yang terlibat dalam penanganan bunuh diri di Gunung Kidul, diantaranya pihak pemerintah daerah, rumah sakit, kepolisian, dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku bunuh diri lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, berusia diatas 58 tahun, berprofesi sebagai petani, dengan cara gantung diri, pada pukul 2 sampai dengan 3 dinihari, sering dilakukan di bulan maret, dengan motif faktor usia, penyakit menahun, dan tekanan ekonomi. Paling banyak terjadi Kelurahan Semin, Gedangsari, dan Wonosari. Penanganan fenomena bunuh diri membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Pemerintah daerah harus meningkatkan pelayanan kesehatan bagi lansia. Program Posyandu Lansia harus di intensifkan dengan menyasar kesehatan fisik dan psikis. DPRD harus mengawasi implementasi program pemerintah daerah. Perlu keterlibatan akademisi dan masyarakat