Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENDAMPINGAN REMAJA DI KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI PELESTARIAN BUDAYA Murtanti Putri, Dianingtyas; Jamilah Mihardja, Eli; Mulyasari Agustini, Prima
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 1 No. 02 (2019): December 2019
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v1i02.13

Abstract

Masuknya era 4.0 sekarang ini atau dikenal sebagai era disrupsi yang mengharuskan beragam aspek untuk maju dan dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Dibutuhkan inovasi, problem solving, dan kreatif untuk menghadapi era disrupsi ini. Salah satu aspeknya adalah promosi kebudayaan Indonesia sebagai identitas diri bangsa yang masih terbatas menggunakan beragam media konvensional, dimana harus segera dirubah. Media jejaring sosial merupakan sarana yang efektif untuk mempromosikan beragam budaya nusantara, pengguna muda mendominasi pengguna internet di Indonesia, terutama media jejaring sosial. Pada program pengabdian masyarakat kali ini, memberikan pemahaman berupa penyuluhan secara mendalam mengenai identitas dan pelestarian nilai budaya lokal, dilanjutkan dengan pelatihan penggunaan media sosial, khususnya Instagram untuk meningkatkan kesadaran remaja milenial dan Gen Z akan pelestarian budaya lokal yang mereka miliki. Adanya pelatihan dan penyuluhan penggunaan media sosial sebagai pelestarian budaya lokal yakni Kuningan, Jawa Barat melalui promosi budaya lokal dengan Instagram sebagai medianya, diharapkan setelah mengikuti pelatihan mereka mampu mengimplementasikan Instagram sebagai sarana promosi budaya lokal Kuningan.
EDUKASI SELF-CONCEPT MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KEGIATAN PENGABDIAN “HAYU URANG NGOBROL, DAK...” Murtanti Putri, Dianingtyas
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.30

Abstract

Menjadi orang tua adalah tugas yang tidak mudah, apalagi jika orang tua belum memiliki bekal cukup untuk mendidik anak. Salah pengasuhan yang dimaksudkan adalah salah pola asuh, akan membuat proses tumbuh kembang pada diri anak baik secara psikis dan mental akan membentuk konsep diri (self-concept) negatif, sehingga akan memengaruhi penghargaan diri (self-esteem), efikasi diri (self-efficacy) juga negatif. Minimnya pengetahuan parenting yang dimiliki oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya, juga merupakan salah satu hambatan utama dalam proses tersebut. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kali ini dilakukan di desa Karya Mekar Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, dimana faktor lingkungan sosial, status ekonomi, serta model pengasuhan yang salah diturunkan kembali pada penerusnya. Selain itu, latar belakang pendidikan orang tua nya hanya ditamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebagian lagi Sekolah Dasar (SD) saja, kemudian berakhir dengan melanjutkan hidup dengan menikah di usia muda 22-35 tahun. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian untuk memberikan pemahaman mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam proses pembentukan konsep diri. Metode pelaksanaan dilakukan berupa parenting education yang dikemas dengan interactive experience sharing, disini juga akan melibatkan mahasiswa untuk mengintepretasikan materi menggunakan bahasa lokal, agar dimengerti oleh peserta. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta memahami pengemasan pesan dari teori dasar komunikasi 5W+1H yang harus dilakukan saat interaksi komunikasi dengan anak mereka. Selanjutnya, peserta dibekali pengetahuan mengenai cara menciptakan iklim komunikasi yang kondusif dengan anak agar tercipta rasa saling menghargai dengan menghindari kalimat yang destruktif yang bisa berdampak pada self-concept, self-esteem hingga self-efficacy mereka.
EDUKASI SELF-CONCEPT MELALUI KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KEGIATAN PENGABDIAN “HAYU URANG NGOBROL, DAK...” Murtanti Putri, Dianingtyas
Indonesian Journal of Social Responsibility Vol. 2 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v2i1.30

Abstract

Menjadi orang tua adalah tugas yang tidak mudah, apalagi jika orang tua belum memiliki bekal cukup untuk mendidik anak. Salah pengasuhan yang dimaksudkan adalah salah pola asuh, akan membuat proses tumbuh kembang pada diri anak baik secara psikis dan mental akan membentuk konsep diri (self-concept) negatif, sehingga akan memengaruhi penghargaan diri (self-esteem), efikasi diri (self-efficacy) juga negatif. Minimnya pengetahuan parenting yang dimiliki oleh orang tua untuk mendidik anak-anaknya, juga merupakan salah satu hambatan utama dalam proses tersebut. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kali ini dilakukan di desa Karya Mekar Kecamatan Cariu Kabupaten Bogor, dimana faktor lingkungan sosial, status ekonomi, serta model pengasuhan yang salah diturunkan kembali pada penerusnya. Selain itu, latar belakang pendidikan orang tua nya hanya ditamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP), sebagian lagi Sekolah Dasar (SD) saja, kemudian berakhir dengan melanjutkan hidup dengan menikah di usia muda 22-35 tahun. Tujuan dilakukan kegiatan pengabdian untuk memberikan pemahaman mengenai peran komunikasi antarpribadi dalam proses pembentukan konsep diri. Metode pelaksanaan dilakukan berupa parenting education yang dikemas dengan interactive experience sharing, disini juga akan melibatkan mahasiswa untuk mengintepretasikan materi menggunakan bahasa lokal, agar dimengerti oleh peserta. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta memahami pengemasan pesan dari teori dasar komunikasi 5W+1H yang harus dilakukan saat interaksi komunikasi dengan anak mereka. Selanjutnya, peserta dibekali pengetahuan mengenai cara menciptakan iklim komunikasi yang kondusif dengan anak agar tercipta rasa saling menghargai dengan menghindari kalimat yang destruktif yang bisa berdampak pada self-concept, self-esteem hingga self-efficacy mereka.
Literasi Digital dalam Pembentukan Self-Esteem dengan Berwawasan Kebangsaan Nasional di Sekolah Teman Belajar Cipinang Jakarta Timur Murtanti Putri, Dianingtyas; Azhari, Sharon; Santoso, Berkah I.; Puti, Azura; Widiastuti, Tuti
Indonesian Journal for Social Responsibility Vol. 3 No. 02 (2021): December 2021
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v3i02.88

Abstract

Advances in digital technology during the Covid-19 pandemic turned out to have an important role in communication and information. However, the limited space for movement due to the extended PPKM provides opportunities to access social media in a short time. The intensity of using social media for too long can affect the mental health of themselves not only in adolescents, it can also affect children at an early age. This Community Service Activity (PkM) was carried out at the Sekolah Teman Belajar, Cipinang East Jakarta, where there was still a lack of knowledge about the use of social media and lack of awareness of parents in assisting their children. The purpose of the service activities carried out is to provide understanding through digital literacy methods in the formation of self-esteem with national insight. The implementation method is carried out in the form of providing assistance and training to students by involving the parents of students. Then, provide an understanding of digital parenting, where as parents must also follow the development of content packaged through social media. In addition, students who are still at an early age are introduced to wayang characters, namely Arjuna and Srikandi which are packaged through animated videos. The results of the activity showed that the participants understood the explanation given by the facilitator. Then with an interactive experience sharing approach that implements 5W + 1H there is self-disclosure to students, in this case they want to make story ideas which later on from the results of the story ideas are depicted in the animated video of Arjuna and Srikandi as icons of my friends. The process of making story ideas is a process of forming self-esteem, then participants are equipped to invite families to create entertaining content by raising cultural values as the theme on both TikTok and Instagram, this aims as an effort to form national identity.
Peran Psikologi Sosial dalam Kampanye Sosial Literasi Kekerasan Berbasis Gender Online untuk Melindungi Self-Image pada Gen Z di Forum Anak Kota Bekasi (FORAKSI) Murtanti Putri, Dianingtyas; Hanathasia, Mirana; Kania, Dessy; Fortunisa, Ananda
Indonesian Journal for Social Responsibility Vol. 4 No. 02 (2022): December 2022
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v4i02.147

Abstract

Online gender-basis violence (KBGO) is violence through digital technology aimed at someone based on their gender or gender identity. This violence is not carried out physically, but through online harassment through social media which is used by manipulating information, including illegal content, and so on, one which aims to damage the reputation or credibility of the victim, which can cause psychological harm, social isolation, and economy harm. Meanwhile, the participants who will take part in this training activity are Generation Z, then the problem to be overcome is to provide a briefing to Generation Z regarding the misuse of social media use which can have an impact on their self-image and personal branding, therefore it is important to be given an understanding of digital content strategies, especially social media. In addition, it is hoped that by getting this activity they will raise awareness to protect their data so that they become agents of change to their peers. The method used in this Community Service (PkM) activity will be carried out into three stages, namely the preparation stage, the implementation stage, and the evaluation stage. Furthermore, the activities that will be carried out are providing assistance and training to partners of the Bekasi City Children's Forum (FORAKSI).
Literasi Edukasi Mengenai Bahaya Cyberbullying Terhadap Konsep Diri Siswa di SMA Al-Ma’aruf Cibubur Murtanti Putri, Dianingtyas; Risma Dedees, Adek
Indonesian Journal for Social Responsibility Vol. 6 No. 02 (2024): December 2024
Publisher : LPkM Universitas Bakrie

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/ijsr.v6i02.313

Abstract

Current technological advancements have facilitated various aspects of life for those who utilize them. However, the use of technology, particularly in communication and various other sectors, often lacks corresponding responsibility for its impacts. One significant negative impact is the rise in cyberbullying cases, which not only causes distress but also affects the process of an individual's self-concept formation. In fact, victims of cyberbullying require considerable time to recover from its psychological effects. Considering this phenomenon, our Community Service Program (PkM) will focus on providing explanations about media literacy, specifically the dangers of cyberbullying and its effect on individual self-concept formation. The goal of this initiative is to offer guidance and education on responsible social media usage to 11th and 12th-grade students at Al’Ma’ruf High School in Cibubur, East Jakarta. Responsibility here means that every user should be aware that messages conveyed, both verbally and non-verbally, carry meanings and impacts. These messages can influence the cognitive, affective, and conative aspects of the individuals receiving them. Furthermore, to ensure the effectiveness of this activity, psychological support and effective coping strategies are essential. This support is necessary to help mitigate negative impacts and foster the recovery of a positive self-concept by implementing the Do's and Don’ts provided by facilitators, who can also serve as agents of change among their peers.