Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Musical and Extra-Musical Texts in Christian Worship (Based on Marco Demarinis' Semantic Theory) Tompo, Hengki; Sasongko, Michael Hari
Jurnal Apokalupsis Vol 15 No 1 (2024): Jurnal Apokalupsis
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52849/apokalupsis.v15i1.126

Abstract

  Fundamentally, music as a performance exhibits two characteristics: musical and extra-musical. These two elements are interconnected, complementary, and inseparable. Musical elements cannot be fully understood without considering the surrounding aspects, which lie outside the music itself. This dual nature also applies to church music. However, music used in and for worship is also a performance. This research examines the presence of these two characteristics in musical performances during Christian worship. Through Marco DeMarinis' semiotic theory, these two characteristics are manifested in the relationship between text, co-text, and context. The study's findings demonstrate that musical elements are no more important than extra-musical elements because in Christian worship, the Word is the ultimate objective of a liturgy: Without music, Christian worship can still occur, but without the Word, worship cannot be conducted.
Makna Pasemon dalam Syair-syair Musik Gereja: Kajian Semiotik Menurut Teori Charles Sanders Peirce Kristanto, Alfa; Sasongko, Michael Hari; Harwanto, Dody Candra
Clef : Jurnal Musik dan Pendidikan Musik Vol. 5 No. 2 (2024): Clef: Jurnal Musik dan Pendidikan Musik
Publisher : Program Studi Pendidikan Musik Gereja IAKN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51667/cjmpm.v5i2.1975

Abstract

Along with the dynamics of development, church music has also experienced extraordinary development. Meeting with many musical genres that are developing in society makes this music continue to be dialectic in such a way that it gives rise to new types of music that are used in Christian worship. In the development of the genre, it is increasingly difficult to distinguish between church music (liturgical music) and secular music, even though essentially, church music is different from secular music. Based on Charles Sanders Pierce's semiotic theory, the writing below attempts to analyze the pasemon in church music lyrics. Although church music and secular music have the same material object, both have different formal objects. This difference in objects is what makes its representation and interpretation different in its pair. This pasemon ultimately makes church music inseparable from the understanding of Christian theology. This is because essentially, in the context of Christian worship, church music is a means and not an end
Diskontinuitas Perkembangan Sejarah Musik Barat dan Pengaruhnya terhadap Eksistensi Musik Gereja Sasongko, Michael Hari; Chrisnahanungkara, Ariel Januar
Ekspresi Vol 13, No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ekp.v13i2.14235

Abstract

Perjalanan sejarah musik Barat pada dasarnya merupakan sejarah perkembangan dialektika musikal. Satu periode sebagai “tesis” berhadapan dengan suatu keadaan lain sebagai “antitesis”, dan melahirkan sintesis baru, yakni sebuah periode baru, yang mencakup nilai-nilai estetis dan segi bentuk dan isi. Sejak Periode Abad Pertengahan sampai Periode Romantik, dialektika ini berjalan secara linear. Inilah sejarah “Musik Klasik”. Linearitas ini bersentuhan dengan eksistensi liturgi gereja Kristen, sehingga hasil-hasil sintesis musikal itu dipakai oleh gereja dalam membangun sistem liturginya. Musik/komposisi ciptaan dari high culture dipakai oleh gereja yang melahirkn “simbiosis mutualisme”. Akan tetapi menghadapi fase Periode Modern, kenyaaan itu berubah. “kemesraan” antara gereja dangan high culture ini hilang, dan gereja mulai menggunakan bentuk-bentuk musikal yang lazim di dalm low culture, yang telah muncul di Abad Pertengahan Fase III. Hasil analisis menyatakan bahwa faktor eksternal memang peranan penting di dalam fenomena perubahan itu. Kata kunci: sejarah musik, musik klasik, musik gereja, periodisasi, perubahan. AbstractDiscontinuities in the Historical Development of Western Music and Their Impact on the Existence of Church Music. The course of Western music history is basically a history of the development of musical dialectics. One period as a "thesis" faces another condition as an "antithesis", and gives birth to a new synthesis, namely a new period, which includes aesthetic values and aspects of form and content. From the Middle Ages to the Romantic Period, this dialectic runs linearly. This is the history of "Classical Music". " This linearity touches on the existence of the liturgy of the Christian church, so that the results of the musical synthesis are used by the church in building its liturgical system. Music/compositions created from high culture are used by the church which gives birth to "mutualistic symbiosis". However, facing the Modern Period phase, this reality changes. The "intimacy" between the church and high culture is lost, and the church begins to use musical forms that are common in low culture, which have emerged in the Middle Ages Phase III. The results of the analysis state that external factors do play an important role in the phenomenon of change Keywords: music history, classical music, church music, periodization, change.
Sindrom Neurosis Manusia Modern dan Syair Musik Gereja sebagai Kanal Kebudayaan Sasongko, Michael Hari; Supriono, Agung
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol 8 No 1 (2025): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/tonika.v8i1.835

Abstract

Munculnya berbagai bencana di segala bidang yang dialami manusia modern dewasa ini semakin membuat manusia mengidap neurosis: manusia dilanda kecemasan dan berujung pada kekecewaan-kekecewaaan. Berbagai kekecewaan itu membuat penyakit spiritual yang serius, yakni hilangnya harapan dan optimisme. Ini terjadi karena-menurut bahasa Sigmund Freud-Ego tidak lagi menjadi subjek individualitas manusia, tetapi telah menjadi hamba bagi Id, yang menyebabkan manusia telah kehilangan keberadabannya. Di sinilah musik gereja tampil, bukan hanya sebagai karya seni belaka, melainkan bentuk seni musik yang memiliki kuasa Roh lantaran syair-syairnya berorientasi pada Alkitab. Oleh karena itu, maka syair-syair musik gereja secara tidak langsung juga memiliki kuasa penyembuhan, selain secara psikologis juga memberi rasa nyaman, aman, damai, dan sejuk.
Sindrom Neurosis Manusia Modern dan Syair Musik Gereja sebagai Kanal Kebudayaan Sasongko, Michael Hari; Supriono, Agung
Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni Vol. 8 No. 1 (2025): Volume 8 Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/tonika.v8i1.835

Abstract

Munculnya berbagai bencana di segala bidang yang dialami manusia modern dewasa ini semakin membuat manusia mengidap neurosis: manusia dilanda kecemasan dan berujung pada kekecewaan-kekecewaaan. Berbagai kekecewaan itu membuat penyakit spiritual yang serius, yakni hilangnya harapan dan optimisme. Ini terjadi karena-menurut bahasa Sigmund Freud-Ego tidak lagi menjadi subjek individualitas manusia, tetapi telah menjadi hamba bagi Id, yang menyebabkan manusia telah kehilangan keberadabannya. Di sinilah musik gereja tampil, bukan hanya sebagai karya seni belaka, melainkan bentuk seni musik yang memiliki kuasa Roh lantaran syair-syairnya berorientasi pada Alkitab. Oleh karena itu, maka syair-syair musik gereja secara tidak langsung juga memiliki kuasa penyembuhan, selain secara psikologis juga memberi rasa nyaman, aman, damai, dan sejuk.