Surura, Hedya Nadhrati
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN RIWAYAT STATUS IMUNISASI BACILLE CALMETTE-GUÉRIN (BCG) DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TB) PADA ANAK DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA TAHUN 2015 Surura, Hedya Nadhrati; Mauliza, Mauliza; Fitriany, Julia
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 2 (November, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.712 KB) | DOI: 10.29103/averrous.v3i2.441

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan satu dari sepuluh penyebab kematian padaanak-anak dan bayi di seluruh dunia. Tingginya morbiditas TB pada orang dewasa mempengaruhi angka kesakitan TB pada anak. Anak dengan infeksi TB akan mempengaruhi perkembangan dan status kesehatan anak bahkan bisa menimbulkan kecacatan atau kematian. Upaya penurunan angka kesakitan anak dari penyakit TB dapat dicegahmelalui imunisasi Bacille Calmette-Guérin (BCG). Imunisasi BCG tidak dapat menghindari sepenuhnya dari sakit TB ringan, tetapi imunisasi BCG dapat menghindari dari sakit TB berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat imunisasi BCG dengan kejadian TB pada anak di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum (BLUD RSU) Cut Meutia Aceh Utara tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Mei 2015sampaiMaret 2016. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 69 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis univariat didapatkan frekuensi responden yang terdapat riwayat imunisasi BCG berjumlah 50 responden (72,5%) dan responden yang tidak terdapat riwayat imunisasi BCG berjumlah 19 responden (27,5%). Gambaran sakit TB ringan berjumlah 66 responden (95,7%) dan TB berat berjumlah 3 responden (4,3%). Analisis bivariat hubungan riwayat status imunisasi BCG dengan Kejadian TB pada anak menggunakan uji Fisher Exact. Hasil uji Fisher Exact yaitu p = 1,000 (>? = 0,05) yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan riwayat imunisasi BCG dengan kejadian TB pada anak di BLUD RSU Cut Meutia Aceh Utara tahun 2015.
Investigating the Effects of Combined Pegagan and Snakehead Fish Extracts on BDNF Levels in Rats: Implications for Neuroprotective Therapy Siregar, Sarah Rahmayani; Surura, Hedya Nadhrati; Lubis, Ilfan Adi Putra; Bukhari, Al
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Volume 11 No.1 Mei 2025
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v11i1.21507

Abstract

One of the most common health problems in the elderly is dementia. People living with dementia were found to have smaller hippocampal volumes and low serum BDNF levels. BDNF increases synaptogenesis, and plays a role in neurogenesis.  It is believed that the decrease in BDNF levels can be prevented by the dietary intake of plants, including gotu kola (Centella asiatica) and snakehead fish (Channa striata). Gotu kola contains  terpenoids and flavonoids, while snakehead fish contains arginine and glutathione. This study aims to examine the combination of water extracts of gotu kola and snakehead fish  as neuroprotector agent. This research was truly experimental; experimental animals (n=35) were divided into seven groups, five animals each with the following treatment: K0: normal control; K-: distilled water 10 mg/kgBW/day; P1: snakehead fish extract 300 mg/kgbb/day; P2: gotu kola extract 300 mg/kgbb/day; P3-P5: combination of gotu kola and snakehead fish at doses of 100/300, 300/300 and 600/300 mg/kgbb/day. The extract is given orally once a day along with induction at K-, P1-P5 with D-galactose (150 mg/kgbb/day) subcutaneously for six weeks. Then, BDNF gene expression was examined in brain tissue using the Real-Time PCR method. Data were analyzed using the One Way Anova test. The results of this study showed that the greatest BDNF gene expression was found in P3 (2.8). This study concluded that a neuroprotective effect based on BDNF gene expression was found in the combination of gotu kola and snakehead fish extracts at a dose of 100/300 mg/kg bb/day
A COMPREHENSIVE REVIEW OF THE CORRELATION BETWEEN VITAMIN D LEVELS AND MULTIORGAN FUNCTION IN OBESE CHILDREN Alisa, Vebry; Haryanto, Widarti Pujiasih; Surura, Hedya Nadhrati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49647

Abstract

Obesitas pada anak-anak merupakan masalah kesehatan global yang semakin umum, terkait dengan komplikasi metabolik, kardiovaskular, dan inflamasi. Vitamin D memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa dan lipid serta memiliki efek anti-inflamasi; namun, perannya pada anak-anak obesitas masih kurang dieksplorasi. Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status vitamin D dan hasil metabolik pada anak-anak obesitas berdasarkan uji klinis terkontrol acak (RCT). Ulasan literatur dilakukan menggunakan basis data PubMed, ScienceDirect, dan Cochrane Library untuk RCT yang diterbitkan antara tahun 2021 dan 2025. Kata kunci yang digunakan meliputi “Vitamin D,” “1,25(OH)₂D₃,” “Calcitriol,” “Obesitas,” “Anak,” “Anak-anak,” dan “Kehidupan Anak-anak.” Studi yang memenuhi syarat adalah artikel teks lengkap berbahasa Inggris dengan desain RCT. Hasil studi ini melaporkan bahwa tujuh RCT dimasukkan. Anak-anak obesitas secara konsisten menunjukkan kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan normal. Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan resistensi insulin melalui gangguan sinyal reseptor vitamin D (VDR), serta dislipidemia dan peningkatan penanda inflamasi. Suplementasi vitamin D dosis tinggi (≥ 2000 IU/hari atau dosis awal 50.000 IU) terbukti secara signifikan meningkatkan kadar serum 25(OH)D menjadi ≥ 40 ng/mL, memperbaiki profil lipid, dan mengurangi peradangan sistemik. Kesimpulan: Defisiensi vitamin D pada anak obesitas memperburuk disfungsi metabolik melalui resistensi insulin, kelainan lipid, dan peradangan kronis.
CRITICAL EVALUATION OF THE RELATIONSHIP BETWEEN VITAMIN D INTAKE, LINEAR GROWTH IMPAIRMENT, AND THE RISK OF STUNTING IN CHILDREN Haryanto, Widarti Pujiasih; Alisa, Vebry; Surura, Hedya Nadhrati; Saputra, Fajaromi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49649

Abstract

Stunting adalah gangguan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan linear anak-anak dan tetap menjadi masalah kesehatan global dan nasional yang serius. Kekurangan vitamin D dapat mengganggu fungsi plat pertumbuhan dan meningkatkan risiko stunting. Tujuan studi ini adalah untuk mengevaluasi secara kritis hubungan antara asupan vitamin D, pertumbuhan linear, dan risiko stunting pada anak-anak, berdasarkan bukti dari uji klinis terkontrol acak (RCT). Ulasan sistematis literatur dilakukan menggunakan basis data PubMed dan ScienceDirect. Kriteria pencarian meliputi publikasi dalam lima tahun terakhir (2021–2025), ketersediaan teks lengkap, bahasa Inggris, dan desain RCT. Istilah pencarian Boolean diterapkan: “Vitamin D” ATAU “1,25(OH)₂D₃” ATAU “Calcitriol” ATAU “Calciferol” DAN “tinggi badan” ATAU “pertumbuhan anak” ATAU “stunting” DAN “anak” ATAU “anak-anak” ATAU “masa kanak-kanak.” Dari 1.787 artikel yang diidentifikasi, enam RCT dianalisis secara kritis. Pada keenam RCT tersebut, suplementasi vitamin D dengan dosis berkisar antara 400 IU/hari hingga dosis bolus 400.000 IU secara signifikan meningkatkan kadar serum 25(OH)D (p < 0,05) dan memperbaiki hasil pertumbuhan linear. Susu yang diperkaya, suplementasi dosis tinggi secara berkala, dan konsumsi oral harian terbukti dapat meningkatkan parameter antropometrik dan densitas mineral tulang. Efek sinergis diamati ketika vitamin D dikombinasikan dengan asupan kalsium yang cukup. Kesimpulan studi ini adalah bahwa defisiensi vitamin D berkontribusi pada gangguan pertumbuhan linear dan peningkatan risiko stunting melalui gangguan regulasi kalsium-fosfat, peningkatan hormon paratiroid, penurunan mineralisasi tulang, dan penurunan IGF-1.