Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Suksesi Vegetasi di Gunung Merapi Menggunakan Cellular Automata dengan Referensi Tertentu pada Model Rantai Markovian untuk Pemodelan Terintegrasi Sistem Sosial-Lingkungan Prihantarto, Wikan Jaya; Anurogo, Wenang
Indonesian Journal of Conservation Vol 9, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v9i1.23815

Abstract

Suksesi vegetasi merupakan suatu proses alami yang terjadi pada suatu ekosistem. Proses suksesi dimulai dari perkembangan tanaman perintis yang berkembang tergantikan secara gradual oleh vegetasi sejati dengan kanopi yang jelas hingga menjadi vegetasi berkayu keras. Perkmbangan tersebut dapat terjadi akibat adanya kompetisi dan penyesuaian dengan lingkuangan yang ada. Pengideraan jauh memberikan kemudahan dalam monitoring perubahan tutupan lahan oleh vegetasi dengan kemampuan synoptic overview yang dimiliki. Selaras dengan hal tersebut, perkembangan Sistem Informasi Geografis memungkinkan pemodelan multitemporal untuk prediksi, salah satunya dengan metode cellular aoutomata. Tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan perembetan vegetasi di sebagai bentuk suksesi pada daerah terdampak erupsi gunungapi dengan menggunakan metode cellular automata. Selain itu, penelitian ini diarahkan untuk mengevaluasi hasil pemodelan perembetan vegetasi cellular automata. Kelas strata vegetasi yang ada meliputi vegetasi kerapatan redah, sedang, dan tinggi berkembang secara spasial serta mengekspansi lahan berpasir secara natural dari tahun 2011 hingga 2015. Sekalipun hasil model 2015 menunjukkan statistik yang cukup logis dimana tidak memungkinkan terjadinya perubahan dari level tutupan yang lebih tinggi, namun tidak memberikan signifikansi pada pola spasial saat divalidasi dengan data eksisting tahun 2015. Akurasi total model sebesar 0,703 dengan nilai ideks kappa sebesar 0,579 menunjukkan pemodelan cellular automata untuk kasus ini perlu dievaluasi.
Kondisi hidrologi terkait dengan perubahan penggunaan lahan DAS Bedog Kabupaten Sleman Totok Gunawan; Slamet Suprayogi; Sigit Heru Murti; Raras Endarto; Wikan Jaya Prihartanto; Nur Aziz Widodo
Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.40974

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji kondisi Fisik DAS Bedog dalam kaitannya respon DAS terhadap hujan, sebagai dasar untuk restorasi air di DAS Bedog. Tujuan kedua adalah untuk mengkaji jejaring irigasi di DAS Bedog kaitannya dengan adanya rekayasa irigasi. Adapun tujuan ketiga adalah mengkaji seberapa besar kelebihan air di DAS Bedog pada saat musim kemarau. Lokasi penelitian dipusatkan pada DAS Bedog yang berada di Lereng Selatan Gunungapi Merapi yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. DAS ini dipilih karena memiliki fungsi penting sebagai resapan air yang menunjang sumber daya air di daerah bawahannya. Lokasi ini juga dianggap sesuai dengan Rencana Strategis UGM (2012-2017) salah satu prioritas riset menekankan pada masalah Penyelamatan Lingkungan Kritis dan Restorasi Lingkungan Daerah Resapan Air. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji aspek fisik yang ada di DAS Bedog dimana fenomena hidrologi yang ada. parameter fisik lahan dianalisis tumpangsusun dengan Sistem Informasi Geografis untuk mendapatkan besaran-besaran koefisien aliran dan besar debit. Nilai hasil tersebut digunakan untuk analisis jaringan irigasi dan pengarian. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan respon DAS terhadap hujan, data penggunaan lahan 2015 dan 2017 didapatkan nilai koefisien aliran (nilai C) adalah 0,47 dan 0,48. DAS Bedog masih relatif baik untuk menyimpan air yakni mampu menyimpan air hujan sekitar 52% sd 53%. Sistem jejaring irigasi di DAS Bedog, sumber airnya sebagian berasal dari pembendungan Sungai Krasak yang dialirkan ke daerah irigasi DAS Bedog, dan terdapat gabungan pembendungan sungai Krasak dan sungai Bedog yang digunakan untuk air irigasi di DAS Bedog . Terdapat lima Bendung untuk kebutuhan irigasi DAS Bedog. Kelebihan air irigasi di DAS Bedog yang bearsal dari Bendung I, II, Bendung III  dialirkan ke Bendung 4, Bendung V, dan dialirkan ke sungai Bedog bagian setelah digunakan irigasi di wilayah irigasi Pulesari. Bendung IV dialirkan ke DAS Bedog untuk mencukupi air irigasi di wilayah irigasi Blumbang dan kelebihan air irigasi dimasukkan ke Bendung V.
Pemetaan Kerapatan Mangrove Berbasis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) Menggunakan Citra PlanetScope Pada Sebagian Wilayah Konsesi PT. Kandelia Alam Putri, Erisa Ayu Waspadi; Lestariningsih, Siti Puji; Riyono, Joko Nugroho; Prihantarto, Wikan Jaya
Jurnal Laot Ilmu Kelautan Vol 5, No 2 (2023): Jurnal Laot Ilmu Kelautan
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jlik.v5i2.8180

Abstract

Hutan mangrove merupakan ekosistem unik yang memiliki peran penting bagi kehidupan makhluk hidup, sehingga menjadi objek menarik untuk dikaji. Namun eksplorasi terhadap ekosistem mangrove pada umumnya relative sulit dilakukan terutama oleh karena sulitnya keterjangkauan medan terutama pada ekosistem mangrove primer. Sehingga penggunaan penginderaan jauh dapat menjawab tantangan teresebut dimana teknologi tersebut dapat menderivasi berbagai informasi biofisik mangrove tanpa kontak langsung dengan objek. Salah satu informasi biofisik mangrove utama yang diderivasi melalui penginderaan jauh adalah kerapatan vegetasi yang merupakan salah satu indicator kondisi kesehatan, produktivitas, jumlah individu, maupun cadangan biomassa. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan transformasi berbagai indeks vegetasi, termasuk NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Transformasi NDVI pada penelitian diterapkan terhadap citra PlanetScope beresolusi spasial 3 meter pada sebagian wilayah konsesi PT. Kandelia Alam. Hasil analisis indeks NDVI yang mengindikasikan vegetasi mangrove pada wilayah kajian tersebut berkisar antara 0.5 hingga 0.9, dimana semakin tinggi nilai indeks menunjukkan semakin tinggi pula kerapatan mangrove. Verifikasi hasil transformasi NDVI dilakukan secara kualitatif dengan membandingkan langsung menggunakan citra komposit warna asli dan semu. Berdasarkan rangkaian proses yang dilakukan, diketahui bahwa mayoritas mangrove pada wilayah kajian memiliki tingkat kerapatan sedang hingga tinggi. 
Comparison of Orthomosaic Accuracy Based on Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Real Time Kinematic (RTK) Radio and RTK NTRIP in Padang City, West Sumatra Ismail, Muhammad; Wijayanto, Bayu; Sandra, Randi Proska; Prihantarto, Wikan Jaya; Maiyenti, Elisa; Sriharta, M; Fitrian, Rahmat; Putri, Mutiara Amelia
JURNAL GEOGRAFI Vol. 17 No. 2 (2025): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v17i2.68287

Abstract

UAVs with RTK technology offer high-accuracy aerial mapping, with RTK Radio and RTK NTRIP as two correction methods affecting orthomosaic precision. While previous studies compared these methods in terrestrial surveys, their impact on UAV-based orthomosaics remains underexplored. This research evaluates and compares the accuracy of UAV-derived orthomosaics using RTK Radio and RTK NTRIP to provide practical guidance for optimal mapping applications. This research combined UAV RTK photogrammetry and GIS to produce high-precision aerial maps in two areas of Padang City with different topographies. Data were collected using DJI Mavic 3 Enterprise RTK with RTK Radio and RTK NTRIP techniques, supported by GCPs, BMs, and satellite imagery, then processed into orthomosaics for analysis. Accuracy was assessed using ICPs and statistical measures like RMSE to compare the spatial precision of both correction methods under varying terrain conditions. The results show a difference in mapping accuracy between RTK Radio and RTK NTRIP aerial photographs, with RTK Radio achieving 0.683 accuracy and 0.450 RMSE, while RTK NTRIP reached 0.563 accuracy and 0.371 RMSE. RTK Radio is more suitable for areas lacking CORS access but still requires GCP verification. RTK NTRIP performs better in urban areas with strong CORS networks. Combining both methods with adequate GCPs provides an effective solution for mapping in varied or densely vegetated terrains.
Pemetaan Partisipatif Batas Korong Nagari dengan Memanfaatkan Teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Prihantarto, Wikan Jaya; Ismail, Muhammad; Susetyo, Bigharta Bekti
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 24, No 1 (2024): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sb.05330

Abstract

Pembangunan wilayah membutuhkan data spasial batas wilayah yang baik dan terperinci, bahkan hingga unit administrasi terkecil seperti dusun jika memungkinkan. Meskipun demikian, pemetaan batas memiliki tantangan teknologi, pengetahuan dan perbedaan perspektif dalam masyarakat. Pendekatan partisipatif diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan batas administrasi dengan pelibatan elemen masyarakat yang berkepentingan. Selain itu diperlukan suatu alih pengetahuan untuk memberikan pemahaman mengenai kaidah ilmiah dalam penegasan batas wilayah. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk memetakan batas antar korong di Nagari Anduriang, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman secara partisipatif. Kegiatan dilakukan  dengan memanfaatkan Peta Rupa Bumi Indonesia sebagai dasar dalam pemetaan batas tentatif. Selanjutnya, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) antar perwakilan korong untuk menyepakati batas antar wilayah. Titik-titik penting sepanjang batas selanjutnya diinspeksi dan didokumentasikan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan pendampingan oleh tenaga ahli. Hasil dari kegiatan ini adalah peta batas korong nagari. Peta batas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam pembangunan di setiap korong nagari. Selain itu, pelibatan masyarakat diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengetahuan terhadap teknologi dan metode penegasan batas sesuai dengan kaidah ilmiah.
Pemetaan Estimasi Lahan Terbangun Menggunakan Teknologi Foto Udara Unmanned Aerial Vehicle (UAV) di Kelurahan Jawi-Jawi I, Kota Pariaman Ismail, Muhammad; Prihantarto, Wikan Jaya; Susetyo, Bigharta Bekti; Widyastuti, Widyastuti
Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 24, No 1 (2024): Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/sb.05370

Abstract

Informasi geospasial memberikan dampak penting terhadap perencanaan wilayah. Salah satu objek dalam informasi geospasial yang dianggap sangat penting yakni aktivitas manusia yang terlihat dari pola penggunaan lahan. Penggunaan lahan umumnya terdiri atas penggunaan lahan dalam bentuk lahan terbangun dan lahan non-terbangun. Lahan terbangun tersebut yang seringkali bersifat dinamis akibat aktivitas manusia yang intensif. Akibatnya dapat menimbulkan permasalahan kebutuhan lahan masyarakat. Untuk itu diperlukan kegiatan pemutakhiran informasi geospasial berupa pemetaan menggunakan teknologi yang tepat sehingga dalam pengerjaannya lebih efektif dan efisien. Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Jawi-Jawi 1, Kota Pariaman. Tahapan kegiatan dilaksanakan melalui pemetaan dengan menggunakan teknologi foto udara Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Acuan wilayah pemetaan menggunakan data Peta Rupa Bumi Indonesia. Hasil dari kegiatan ini adalah peta estimasi lahan terbangun. Peta tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah setempat dalam perencanaan tata guna lahan. Selain itu peta tersebut juga dapat digunakan untuk inventarisasi data fisik dan data sosial Kelurahan Jawi-Jawi I secara khusus dan Kota Pariaman secara umum.