Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

SIKAP DAN PENGETAHUAN PETANI MENGENAI FERMENTASI KAKAO: (KASUS DI SUBAK-ABIAN BUANA MEKAR, KECAMATAN SELEMADEG BARAT, KABUPATEN TABANAN, BALI). Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 1 No 1 (2010): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.277 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.1.1.263.%p

Abstract

Dari segi  kualitas,  kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia,         dimana bila dilakukan fermentasi dengan balk dapat mencapai cita rasa setara dengan kakao yang berasal dari Ghana. Namun, agribisnis kakao Indonesia masih menghadapi berbagai masalah kompleks antara lain produktivitas kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao. Subak-abian Buana Mekar di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan telah memulai untuk melakukan pengolahan biji kakao, yaitu melalul fermentasi.Tujuan penelitian ini adalah untuk         (i) mengetahui tingkat pengetahuan petani mengenai proses fermentasi biji kakao; (ii) mengetahui sikap petani terhadap proses fermentasi biji kakao; dan (iii) mengetahui beberapa faktor yang menjadi kendala bagi petani untuk melakukan proses fermentasi biji kakao. Lokasi penelitian dipilih secara purposif dengan mengambil sampel sebanyak 50 petani secara simple  random  sampling.  Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  teknik  wawancara,  observasi  dan dokumentasi, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengetahuan petani mengenai fermentasi biji kakao tergolong tinggi, yaitu rata-rata pencapaian skornya adalah 76,48 % dari skor maksimal, dengan kisaran antara 66,00 % sampai dengan 84,00 %. Rata-rata sikap petani terhadap fermentasi kakao adalah setuju dengan rata-rata pencapaian sebesar 80,47 % dari skor maksimal dengan kisaran antara 75,00 % sampai dengan 85,00 %; Berdasarkan analisis Chi Square, ternyata terdapat hubungan yang nyata antara tingkat  pengetahuan  petani  dengan  sikapnya  terhadap  pengolahan  kakao,  yaitu  fermentasi  kakao. Hubungan yang nyata ini ditunjukkan dengan besar nilai x2 hitung berdasarkan pada hasil analisis Chi Square adalah 11,803 ternyata lebih besar dari pada nilai x2 tabel (5 %) yang besarnya 3,841. 
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PENGETAHUAN PETANI TERHADAP PENGENDALIAH HAMA PBK: KASUS DI SUBAK-ABIAN ASAGAN, KECAMATAN SELEMADEG TIMUR, KABUPATEN TABANAN Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 3 No 1 (2012): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.056 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.3.1.284.%p

Abstract

Di Provinsi Bali, kakao merupakan salah satu komoditas utama yang diandalkan pada subsektor perkebunan. Peningkatan harga biji kakao di pasar internasional tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh petani kakao di Indonesia, karena petani menghadapi masalah hama penggerek buah kakao (PBK), sehingga produktivitas kebun mereka umumnya turun, selain masih rendahnya kualitas biji kakao. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap pengendalian hama Penggerek Buah Kakao di Subak-abian Asagan, Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur; dan hubungan antara pengetahuan dengan sikap petani mengenai pengendalian hama Penggerek Buah Kakao. Sebanyak 50 petani (dari 79 petani) diambil sebagai sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik kuesioner, wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisis data menggunakan metode deskriptif dan statistika (Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sikap petani terhadap pengendalian hama PBK adalah  setuju dengan rata-rata pencapaian sckor 80,20  % dari skor maksimal. Rata-rata tingkat pengetahuan petani adalah tinggi, dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 70,00 % dari skor maksimal. Terdapat hubungan yang nyata antara sikap dengan tingkat pengetahuan petani mengenai pengendalian hama PBK yang diperoleh dari hasil analisis Chi Square, dimana besarnya nilai x2 hitung adalah 8,001 dan lebih besar dari pada nilai x2 tabel (5 %) yang besarnya 3,841.Disarankan bahwa agar didorong terimplementasikannya pngendalian hama PBK di tingkat petani melalui penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai aspek ekonomis penggunaan teknologi pengendalian hama PBK sehingga dapat ditunjukkan adanya manfaat ekonomis/tingkat keuntungan bagi petani setelah menerapkan teknologi tersebut.Kata kunci: Sikap, pengetahuan pengendalian hama penggerek buah kakao
PERANAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DALAM MENUNJANG KREDIT PERTANIAN DI DESA ADAT BAHA BADUNG Pratama, I Wayan Caka; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 4 No 1 (2014): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.216 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.4.1.311.%p

Abstract

Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 yang dimaksud dengan lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan milik Desa Pekraman yang telah berkembang, memberikan manfaat, sosial, ekonomi dan budaya kepada anggotanya sehingga perlu di bina, ditingkatkan dan dilestarikan keberadaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dan besarnya peranan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Baha Badung dalam menunjang kredit pertanian di Desa Adat Baha Badung.Hasil dari penelitian ini bahwa Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Baha Badung turut berperan dalam menunjang kredit pertanian di Desa Adat Baha Badung. Besarnya peranan Lembaga Perkreditan (LPD) Desa Baha  Badung  dalam  menunjang  kredit  pertanian  di  Desa  Adat  Baha  Badung  adalah  cukup  berperan. Perkembangan kredit pertanian dari tahun 2006-2010 adalah pada tahun 2006 sebesar Rp 912.250,00, tahun 2007 sebesar Rp 875.300,00, tahun 2008 sebesar Rp 925.475,00, tahun 2009 sebesar Rp 902.100,00 dan pada tahun 2012 sebesar Rp 889.675,00.Kata kunci : Peranan LPD, Kredit Pertanian 
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CABAI MERAH (CAPSICUM ANNUM L) STUDI KASUS DI SUBAK ISEH DESA SINDUWATI KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Arini, Ni Ketut; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 4 No 2 (2014): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.761 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.4.2.316.%p

Abstract

Salah satu tujuan pembangunan pertanian selain untuk meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Di lahan sawah, upaya peningkatan pendapatan petani dapat bersumber dari usahatani padi dan non padi, seperti palawija dan sayuran dengan pola diversifikasi. Penelitian ini dilaksanakan di Subak Iseh Desa Sinduwati Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali bertujuan untuk mengetahui, tingkat pelaksanaan teknik budidaya tanaman cabai merah (Capsicum Annum L) dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan teknik budidaya tanaman cabai merah (Capsicum Annum L).Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek peneliatian disamping untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui kuesioner maupun wawancara.Hasil penelitian penerapan teknik budidaya cabai merah di Subak Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem tergolong tinggi dengan pencapaian skor 79,3 % dari skor maksimum dan faktor-faktor ysng mrmpunyai hubungan yang sinifikan dengan penerapan teknik budidaya cabai merah adalah pengetahuan petani, sikap petani, dan intensitas interaksi antara petani dengan penyuluh pertanian lapangan, dan pengalaman bercocok tanam cabai merah. Untuk menjaga penerapan sistem tanam cabai secara berkesinambungan, maka pemerintah diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan melalui petugas PPL pertanian agar pengetahuan petani semakin meningkat.Kata Kunci : Cabai Merah, Teknik Budidaya, Faktor-faktor
PERAN KOPERASI SERBA USAHA SAPITIK KARYA DARMA BAKTI TERHADAP PELAYANAN KEPADA PETANI Kami, Agustinus; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 5 No 1 (2015): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.931 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.5.1.327.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran koperasi petani terhadap pelayanan Koperasi Serba Usaha sapitik Karya darma Bakti dan kendala-kendala yang dihadapi oleh Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (purposive sampling).Sampel dalam penelitian ini adalah 241 orang petani anggota Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti yang diambil secara acak dari seluruh angota Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti.Hasil penelitian menunjukan bahwa peran koperasi tani terhadap pelayanan Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti adalah memuaskan (85,55%). Pencapaian kategori memuaskan disebabkan pada indikator kendala, empati, dan bukti fisik mencapai kategori memuaskan. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti terletak pada aspek ekonomi yaitu dalam modal, dimana modal yang dimiliki oleh Koperasi Serba Usaha Sapitik Karya Darma Bakti masih kurang untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada petani.Kata kunci : Peran Koperasi, Pelayanan, Petani
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENERAPAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CABAIMERAH (CAPSICUM ANNUM L): STUDI KASUS DI SUBAK TIBU BELENG DESA PENYARINGAN KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBERANA Arianta, I Made; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 5 No 2 (2015): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.945 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.5.2.333.%p

Abstract

Penelitian yang dilaksanakan di Subak Tibu Beleng Desa Penyaringan Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jemberana Provinsi Bali bertujuan untuk mengetahui, tingkat pelaksaan teknik budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annum L) dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan teknik budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annum L).Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan tujuan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek penelitian disamping untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui kuesioner maupun wawancara. Hasil penelitian penerapan teknik budidaya cabai merah di Subak tergolong tinggi dengan pencapaian skor 80,% dari skor maksimum.Untuk menjaga penerapan system tanam cabai secara berkesinambungan, maka pemerintah diharapkan dapat membantu pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan melalui petugas PPL pertanian agar pengetahuan petani semakin meningkat.Kata Kunci: tanaman cabai merah, teknik budidaya.
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KOMODITAS KENTANG (STUDI KASUS DI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN) Martini, Ni Luh Putu Eka; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 6 No 1 (2016): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.016 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.6.1.340.%p

Abstract

Penelitian ini berjudul â??Saluran dan Marjin Pemasaran Komoditas Kentang di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabananâ? penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran dan marjin pemasaran komoditas kentang di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara  purposive sampling (seluruh jumlah populasi diambil sebagai responden dengan metode Sensus sebanyak 50 Petani kentang. Analisis data menggunakan rumus marjin dan rumus farmer,s share.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat saluran pemasaran di Desa Candikuning Kecamatan Baturiti yaitu : Saluran I  : Petani àPedagang Pengepul à Pedagang Besar àPedagang PengeceràKonsumen. Saluran II : PetaniàPedagang PengepulàPedagang Pengecer àKonsumen. Saluran III  : Petani pedagang besaràPedagang PengeceràKonsumen. Saluran IV : PetaniàPedagang PengepulàKonsumen. Berdasarkan pengolahan data secara statistik maka didapatkan marjin pemasaran melalui saluran I sebesar Rp. 7.750,00, saluran II sebesar Rp. 7.500,00, saluran III sebesar Rp. 6,000,00 dan pada saluran ke IV yaitu Rp. 4.000,00. Dari 50 orang petani sebanyak 20 orang petani menjual kentang melalui saluran I, 15 orang melalui saluran II, 10 orang petani melalui saluran III dan hanya 5 orang yang melalui saluran IV.Kata kunci : saluran, marjin  pemarasan, kentang
ANALISIS USAHATANI WORTEL (DOUCUS CAROTA) (KASUS DI DESA PANCASARI, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG) Rewa, Katrina Hada; Pushpha, Anak Agung Gde
dwijenAGRO Vol 6 No 2 (2016): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.148 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.6.2.344.%p

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui penerimaan usahatani wortel; (2) untuk mengetahui pendapatan bersih usahatani wortel; (3) Untuk mengetahui usahatani wortel menguntungkan atau tidak di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini di laksanakan di Desa Pancasari,Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dan pemilihan lokasinya di lakukan secara sengaja (purposive) Jumlah petani sebagai sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usahatani wortel Rp 9.500,000,00/ luas garapan yaitu 20 are atau 47.500,000,00/ ha. Rata â?? rata produksi yang di hasilkan 1.000 kg/ luas garapan atau 5.000 kg/ha. Rata â?? rata harga yang di peroleh oleh petani Rp 9.500,00 dengan kisaran antara Rp 8.000,00 sampai dengan Rp 10.000,00.berdasarkan pada analisa usahatani, rata- rata pendapatan usahatani wortel sebesar Rp 7.521,100,00/ luas garapan atau sebesar 37.190.500,00/ ha.Kata Kunci : penerimaan, pendapatan, wortel
SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN APEL DI PT. LARIS MANIS UTAMA BALI KECAMATAN DENPASAR TIMUR Pushpha, Anak Agung Gde; Riki, Fransiskus
dwijenAGRO Vol 7 No 2 (2017): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.489 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.7.2.518.%p

Abstract

Penelitian ini berjudul â??Saluran Dan Marjin Pemasaran Apel di PT. Laris Manis Utama Baliâ? penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran apel, dan besarnya marjin pemasaran apel di PT. Laris Manis Utama Bali kelurahan Kesiman Kertelangu, Kecematan Denpasar Timur.Tujuan penelitian 1)mengetahui saluran pemasaran di PT.Laris Manis Utama Bali. 2)mengetahui besarnya marjin pemasaran apel di PT.Laris Manis Utama Bali.Penelitian ini dilakukan di PT. Laris Manis Utama Bali, kelurahan Kesiman Kertelangu, Kecematan Denpasar Timur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode â??Purposive Samplingâ??Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemasaran buah apel di PT. Laris Utama Bali terdapat tiga tipe saluran pemasaran. Saluran pemasaran satu adalah perusahan pengumpul pengecer konsumen sebanyak 26,67%. Pada saluran dua adalah perusahan pengecer konsumen sebanyak 33,33% dan pada saluran pemasaran tipe tiga adlah perusahan supplier konsumen sebanyak 40,00%. Marjin pemasaran pada saluran I adalah Rp. 69.000,00 dengan biaya yang timbul pada lembaga pemasaran  pedagang pengumpul sebesar Rp. 20.000,00 dan pada pedagang pengecer sebesar Rp. 14.000,00. Marjin pemasaran pada saluran II adalah Rp. 39.000,00 dengan biaya pemasaran yang timbul pada lembaga pemasaran pedagang pengecer sebesar Rp. 14.000,00. Dan marjin pemasaran pada saluran III adalah Rp.38.000,00 dan biaya pemasaran yang hasilkan oleh lembaga pemasaran pedagang supplier sebesar Rp. 10.000,00. Nilai farmerâ??s share pada saluran pemasaran I sebesar 85,29% dan pada saluran pemasaran II sebesar 91,68% sedangkan pada saluran pemasaran III  sebesar Rp. 93,19%.Kata kunci : Saluran, Marjin Pemasaran dan Apel
BAURAN PEMASARAN BIBIT IKAN KERAPU MACAN PADA UD. BALI SUKSES MANDIRI DESA SANGGALANGIT KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG Pushpha, Anak Agung Gde; Banggur, Yuvens
dwijenAGRO Vol 7 No 1 (2017): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.804 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.7.1.556.%p

Abstract

Provinsi Bali khususnya Singaraja memiliki pantai perairan yang sangat mendukung untuk mengembangkan usaha perikanan terutama tambak, salah satu usaha hasil tambak yang paling banyak terdapat di Singaraja saat ini adalah usaha budidaya bibit ikan kerapu macan. Desa Sanggalangit sangat berpotensi untuk mengembangkan bibit ikan kerapu macan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Bauran Pemasaran Pada UD. Bali Sukses Mandiri Desa Sanggalangit Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng Propinsi Bali yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan untuk mengetahui apa saja kendala â?? kendala yang dihadapi UD. Bali Sukses Mandiri  dalam menerapkan bauran pemasaran bibit ikan kerapu macan. Lokasi penelitian ditentukan dengan menggunakan purposive sampling atau secara sengaja  . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staff pada UD. Bali Sukses Mandiri sebanyak 24 orang dengan jumlah responden dalam penelitian sebanyak 10 orang yang mampu memberikan informasi  mengenai bibit ikan kerapu macan dan bauran pemasarannya.Hasil penelitian menunjukan bahwa produk yang dihasilkan perbulan mencapai ±80.000 ekor, maka dalam setiap tahun mencapai ± 960.000 ekor. Harga bibit ikan kerapu macan berkisar Rp. 7.500 per â?? ekor, serta didistribusikan secara langsung kekonsumen, promosi yang dilakukan adalah melalui bantuan balai karantina ikan dan pengendalian mutu, dinas perikanan dan kelautan dan pelanggan tetap maupun musiman. Kendala â?? kendala yang dihadapi oleh UD. Bali Sukses Mandiri adalah iklim atau cuaca yang berubah â?? ubah yang menyebabkan ikan banyak mengalami stress dan kematian, Naiknya tarif dasar listrik yang mengakibatkan pembengkakan pada biaya produksi, terbatasnya akses informasi pasar untuk menjangkau konsumen yang lebih besar dan luas, apabila pada musim hujan kualitas air laut akan menjadi keruh; petani ikan akan sulit untuk mengolahnya supaya berguna untuk perkembangbiakan bibit ikan kerapu macan, peranan pemerintah dalam hal modal, promosi sangat kurang dan promosi yang kurang maksimal yang sebagian besar masih mengandalkan informasi dari pelanggan.Kata Kunci : Bibit Ikan Kerapu macan, UD. Bali Sukses Mandiri, pemasaran