Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir pada Kelurahan Bukit Duri Jakarta Kusuma, Muhammad Syahril Badri; Rahayu, Harkunti P.; Farid, Mohammad; Adityawan, M. Bagus; Setiawati, Tia; Silasari, Rasmiaditya
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2830.235 KB)

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di ibukota DKI Jakarta dengan kejadian terbesar pada tahun 2007. Penentuan langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah banjir dapat dibantu dengan pemetaan resiko banjir. Daerah studi kasus dalam penelitian ini adalah Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta yang terletak di hulu pintu air Manggarai. Penelitian difokuskan pada estimasi bahaya banjir, kerentanan, kapasitas, dan resiko di daerah studi. Peta genangan banjir dikembangkan dengan model matematis aliran 1-D tak tunak DUFLOW dengan hidrograf banjir tahun 2007. Limpasan hidrograf banjir akan membebani daerah retensi dan menyebabkan variasi genangan. Indeks bahaya banjir dianalisis berdasarkan peta genangan dengan diverifikasi data lapangan. Analisis indeks kerentanan menggunakan parameter jaringan pipa dan kabel, jenis bangunan, sebaran populasi, dan potensi bahaya kolateral. Analisis indeks kapasitas memakai parameter kondisi pompa, tanggul, dan intervensi (peningkatan kewaspadaan banjir). Peta resiko dievaluasi menggunakan GIS dalam skenario optimis dan pesimis dengan persamaan: resiko = bahaya x kerentanan / kapasitas. Intervensi pada skenario optimis menunjukkan penurunan resiko signifikan di beberapa daerah, sedangkan pada skenario pesimis tidak berbeda dibandingkan kondisi eksisting. Peta resiko kondisi eksisting  dianalisis serupa dengan keadaan aktual, dimana daerah studi merupakan daerah beresiko banjir tinggi karena perumahan penduduk yang padat dan kapasitas penanggulangan banjir yang tidak memadai.Abstract. Flood is a frequent disaster in DKI Jakarta with the worst event occurred in 2007. Determining right steps to resolve flooding problem can be assessed by developing flood risk map. Case study area observed is Kelurahan Bukit Duri, Tebet Subdistrict, Jakarta, at Manggarai floodgate upstream. This study emphasizes on the estimation of flood hazard (inundation), vulnerability, capacity, and risk of case study. Inundation map is developed with 1-D steady flow mathematical model DUFLOW with 2007 flood hydrograph input. Overflow water from flood hydrograph will inundate retention area and create inundation. Flood hazard index is based on inundation depth and verified with field data. Vulnerability index parameters are infrastructure lifeline network, building quality, population distribution, and possible source of collateral hazard. Capacity index parameters are pump and dike conditions and intervention (flood awareness improvement). Risk map evaluation uses GIS in optimistic and pessimistic scenarios with equation: risk = hazard x vulnerability / capacity. Intervention in optimistic scenario shows significant risk reduction in some areas, while pessimistic scenario shows similar result with existing condition. Existing condition risk map is able to present actual condition of high flood risk in case study area caused by dense residential area and inadequate flood prevention capacity.
DEVELOPMENT OF FTCS ARTIFICIAL DISSIPATION FOR DAM BREAK 2D MODELLING Mellivera, Avis; Zain, Khilmi; Adityawan, Mohammad Bagus; Harlan, Dhemi; Farid, Mohammad; Yakti, Bagus Pramono
Jurnal Teknik Sipil Vol 27, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.1.1

Abstract

AbstractDam is a useful infrastructure for human life. It helps supporting social and economic development. Damages to dams may cause negative impacts such as casualties and destruction.  Thus, mitigation for dam related disaster has to be performed. This study uses derivatives of 1D and 2D shallow water wave equations.  This equation is based on the principle of mass and momentum conservation. Furthermore, it is discretized using finite difference Forward Time Center Space (FTCS) scheme. Hansen's filter is used to reduce oscillation and maintain the stability of the calculation. The filter serves as an artificial dissipation to filter each point for each time step. Based on the analysis, simulation of 1D dam break using FTCS numerical scheme shows a similar flow pattern to the analytical solution. But, it is not stable and still shows a quite big oscillation. Hansen Filter can significantly reduce oscillation and increase accuracy. However, its application shows a less accurate wavefront and moveable bed situation. Overall it can be concluded that FTCS numerical scheme with numerical filter can be used to solve 2D shallow flow problems such as circular dam break simulation. AbstrakBendungan adalah infrastruktur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi. Selain bermanfaat, bendungan juga bisa berdampak negatif yaitu menyebabkan korban jiwa dan kerusakan. Oleh karena itu, mitigasi bencana terkait kegagalan bendungan perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan menggunakan turunan dari persamaan gelombang air dangkal 1D dan 2D. Persamaan ini merupakan gabungan dari prinsip konservasi massa dan momentum. Persamaan tersebut kemudian didiskritisasi menggunakan skema beda hingga Forward Time Center Space (FTCS). Filter Hansen digunakan untuk mengurangi osilasi dan menjaga stabilitas perhitungan. Filter berfungsi sebagai disipasi buatan untuk menyaring setiap titik pada setiap langkah waktu. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa simulasi dam break 1D menggunakan skema numerik FTCS menunjukkan pola aliran yang mirip dengan solusi analitik tetapi tidak stabil dan masih menunjukkan osilasi yang cukup besar. Hansen Filter secara signifikan dapat mengurangi osilasi dan meningkatkan akurasi. Akan tetapi, aplikasinya menunjukkan muka gelombang dan situasi lapisan dasar yang kurang akurat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa skema numerik FTCS dengan filter numerik dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran dangkal 2D seperti simulasi dam break. 
Analisis Numerik 1D Pengendalian Banjir pada Wilayah Padat Penduduk dengan Persamaan St. Venant Subagyo, Dian Indrawati; Mohammad Bagus Adityawan; Muhammad Rizki Purnama; Rono Hadinagoro
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 19 No 2 (2020): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol19no02.131

Abstract

As one of the densest populations in Bandung City, Ujung Berung District has suffered because of flood disaster, which resulted several problems in that area. These problems arose due to non-optimal land handling, especially about a sporadic land alteration from agricultural to residential areas on the upstream. One of the disastrous area is the northern Ujung Berung at Griya Winaya Resident. The drainage channel on this resident was originally an irrigation channel system which been changed without an appropriate technical justification. Therefore, the residents, with ±800 population or 300 household/Ha, struggled to deal with flood problems when they get rainfalls with an intensity more than 30 mm/hour. This research conducted at RT 05 RW 12 as the worst affected area, and used Storm Water Management Model (SWMM) software to determine flood routing by 1D St. Venant equation. Using a rainfall data from Cibiru rainfall station for 2005-2016 periods, the model successfully developed flood simulation at dense area with a narrow and winding channel. Moreover, the 10 (ten) years return period of annual flood can be managed with the increasing of drainage channel until 100 percent in dimension.
Studi Pengembangan Peta Indeks Resiko Banjir pada Kelurahan Bukit Duri Jakarta Muhammad Syahril Badri Kusuma; Harkunti P. Rahayu; Mohammad Farid; M. Bagus Adityawan; Tia Setiawati; Rasmiaditya Silasari
Jurnal Teknik Sipil Vol 17 No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2010.17.2.5

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di ibukota DKI Jakarta dengan kejadian terbesar pada tahun 2007. Penentuan langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah banjir dapat dibantu dengan pemetaan resiko banjir. Daerah studi kasus dalam penelitian ini adalah Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta yang terletak di hulu pintu air Manggarai. Penelitian difokuskan pada estimasi bahaya banjir, kerentanan, kapasitas, dan resiko di daerah studi. Peta genangan banjir dikembangkan dengan model matematis aliran 1-D tak tunak DUFLOW dengan hidrograf banjir tahun 2007. Limpasan hidrograf banjir akan membebani daerah retensi dan menyebabkan variasi genangan. Indeks bahaya banjir dianalisis berdasarkan peta genangan dengan diverifikasi data lapangan. Analisis indeks kerentanan menggunakan parameter jaringan pipa dan kabel, jenis bangunan, sebaran populasi, dan potensi bahaya kolateral. Analisis indeks kapasitas memakai parameter kondisi pompa, tanggul, dan intervensi (peningkatan kewaspadaan banjir). Peta resiko dievaluasi menggunakan GIS dalam skenario optimis dan pesimis dengan persamaan: resiko = bahaya x kerentanan / kapasitas. Intervensi pada skenario optimis menunjukkan penurunan resiko signifikan di beberapa daerah, sedangkan pada skenario pesimis tidak berbeda dibandingkan kondisi eksisting. Peta resiko kondisi eksisting  dianalisis serupa dengan keadaan aktual, dimana daerah studi merupakan daerah beresiko banjir tinggi karena perumahan penduduk yang padat dan kapasitas penanggulangan banjir yang tidak memadai.Abstract. Flood is a frequent disaster in DKI Jakarta with the worst event occurred in 2007. Determining right steps to resolve flooding problem can be assessed by developing flood risk map. Case study area observed is Kelurahan Bukit Duri, Tebet Subdistrict, Jakarta, at Manggarai floodgate upstream. This study emphasizes on the estimation of flood hazard (inundation), vulnerability, capacity, and risk of case study. Inundation map is developed with 1-D steady flow mathematical model DUFLOW with 2007 flood hydrograph input. Overflow water from flood hydrograph will inundate retention area and create inundation. Flood hazard index is based on inundation depth and verified with field data. Vulnerability index parameters are infrastructure lifeline network, building quality, population distribution, and possible source of collateral hazard. Capacity index parameters are pump and dike conditions and intervention (flood awareness improvement). Risk map evaluation uses GIS in optimistic and pessimistic scenarios with equation: risk = hazard x vulnerability / capacity. Intervention in optimistic scenario shows significant risk reduction in some areas, while pessimistic scenario shows similar result with existing condition. Existing condition risk map is able to present actual condition of high flood risk in case study area caused by dense residential area and inadequate flood prevention capacity.
Development of FTCS Artificial Dissipation for Dam Break 2D Modelling Avis Mellivera; Khilmi Zain; Mohammad Bagus Adityawan; Dhemi Harlan; Mohammad Farid; Bagus Pramono Yakti
Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.1.1

Abstract

AbstractDam is a useful infrastructure for human life. It helps supporting social and economic development. Damages to dams may cause negative impacts such as casualties and destruction.  Thus, mitigation for dam related disaster has to be performed. This study uses derivatives of 1D and 2D shallow water wave equations.  This equation is based on the principle of mass and momentum conservation. Furthermore, it is discretized using finite difference Forward Time Center Space (FTCS) scheme. Hansen's filter is used to reduce oscillation and maintain the stability of the calculation. The filter serves as an artificial dissipation to filter each point for each time step. Based on the analysis, simulation of 1D dam break using FTCS numerical scheme shows a similar flow pattern to the analytical solution. But, it is not stable and still shows a quite big oscillation. Hansen Filter can significantly reduce oscillation and increase accuracy. However, its application shows a less accurate wavefront and moveable bed situation. Overall it can be concluded that FTCS numerical scheme with numerical filter can be used to solve 2D shallow flow problems such as circular dam break simulation. AbstrakBendungan adalah infrastruktur yang bermanfaat bagi kehidupan manusia untuk mendukung pembangunan sosial dan ekonomi. Selain bermanfaat, bendungan juga bisa berdampak negatif yaitu menyebabkan korban jiwa dan kerusakan. Oleh karena itu, mitigasi bencana terkait kegagalan bendungan perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan menggunakan turunan dari persamaan gelombang air dangkal 1D dan 2D. Persamaan ini merupakan gabungan dari prinsip konservasi massa dan momentum. Persamaan tersebut kemudian didiskritisasi menggunakan skema beda hingga Forward Time Center Space (FTCS). Filter Hansen digunakan untuk mengurangi osilasi dan menjaga stabilitas perhitungan. Filter berfungsi sebagai disipasi buatan untuk menyaring setiap titik pada setiap langkah waktu. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa simulasi dam break 1D menggunakan skema numerik FTCS menunjukkan pola aliran yang mirip dengan solusi analitik tetapi tidak stabil dan masih menunjukkan osilasi yang cukup besar. Hansen Filter secara signifikan dapat mengurangi osilasi dan meningkatkan akurasi. Akan tetapi, aplikasinya menunjukkan muka gelombang dan situasi lapisan dasar yang kurang akurat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa skema numerik FTCS dengan filter numerik dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah aliran dangkal 2D seperti simulasi dam break. 
Kajian Sedimentasi di Muara Sungai ciletuh, Kabupaten Sukabumi Yadi Suryadi; Afrizal Maulana Sutrisna; Mohammad Bagus Adityawan; Asrini Chrysanti; Bagus Pramono Yakti; Widyaningtias Widyaningtias; Iwan Kridasantausa Hadihardaja
Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.2.5

Abstract

AbstractFishermen around Ciletuh estuary were having difficult times due to their lack of fish cathments. This happens because of sedimentation on Ciletuh estuary, causing the fishermen unable to moor their boats. Sedimentations in Ciletuh estuary is the accumulation of the sediment transport from Ciletuh river. Therefore, analysis is performed regarding hidrology, tidal, wave and sedimentation. The sedimentation modeling is performed by using Delft3D with 3 conditions: wet season, dry season and flood condition. Concluded that the highest sedimentation happens when flood condition is in return periode of 2 years, with the value of sedimentation reaching 2 meters high.AbstrakNelayan di sekitar muara Sungai Ciletuh mengalami masa sulit akibat hasil tangkapan ikan yang terus berkurang. Hal ini terjadi karena muara Sungai Ciletuh mengalami pendangkalan, mengakibatkan nelayan menjadi kesulitan untuk menambatkan perahu mereka. Sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh merupakan akumulasi dari angkutan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai yang berasal dari erosi di DAS Ciletuh. Oleh karena itu dilakukan analisis hidrologi, pasang surut, gelombang, dan sedimentasi yang terjadi di muara Sungai Ciletuh. Pemodelan menggunakan Delft3D dilakukan dengan tiga kondisi; musim kering, musim basah dan kondisi banjir. Disimpulkan bahwa sedimentasi paling besar yang terjadi di muara Sungai Ciletuh pada saat kondisi banjir dengan periode ulang 2 tahun, dengan nilai sedimentasi mencapai ketinggian 2 meter.
Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan terhadap Debit Banjir di Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu Mohammad Farid; Maryo Inri Pratama; Arno Adi Kuntoro; Mohammad Bagus Adityawan; Faizal Immaddudin Wira Rohmat; Idham Riyando Moe
Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2021.28.3.8

Abstract

Abstrak Jakarta yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan bisnis Indonesia seringkali mengalami permasalahan bencana banjir. Kejadian banjir yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang terjadi namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, khususnya perubahan tutupan lahan yang memperkecil daerah resapan air hujan.. Studi ini merupakan suatu upaya untuk memprediksi dampak perubahan tutupan lahan yang terjadi terhadap dinamika banjir yang melanda ibu kota Negara Indonesia ini. Penelitian ini terbagi dalam 3 bagian yaitu pengumpulan data, pemodelan hidrologi dan analisis sensitivitas banjir terhadap perubahan tutupan lahan. Hidrograf Sintetis SCS CN digunakan untuk analisis hidrologi untuk mendapatkan peningkatan debit dan volume limpasan. Analisis hidrologi menunjukkan perubahan tutupan lahan berdasarkan tren yang tercatat menyebabkan peningkatan debit puncak dan volume limpasan pada tahun 2030 masing-masing sebesar 26% dan 24%. Namun demikian, dengan mengikuti Rencana Tata Ruang Kabupaten Bogor dan sekitarnya, peningkatan pengaruh banjir terhadap debit puncak dan volume limpasan dapat diminimalisir  hingga berturut-turut sebesar 5.26% dan 4.94%. Setiap 13 km2 kawasan hutan atau pertanian yang diubah menjadi kawasan perkotaan atau tanah kosong, debit puncak banjir dan volume limpasan meningkat sebesar 4.63% dan 4.34%. Kata-kata Kunci: Ciliwung, banjir, SCS-CN. Abstract Jakarta, serves as the center of government and business in Indonesia, often experiences flood problems. The floodings that occur is not only caused by the high intensity of rain but is also influenced by other factors, especially changes in land cover that reduce the rainwater catchment area. This study is an attempt to predict the impact of land cover changes on the dynamics of floods that hit the capital city of Indonesia. This research is divided into 3 parts, namely data collection, hydrological modeling and analysis of flood sensitivity to land cover changes. SCS CN Synthetic Hydrograph was used for hydrological analysis to obtain increased discharge and runoff volume. Hydrological analysis shows that changes in land cover based on trends will cause an increase in peak discharge and runoff volume in 2030 by 26% and 24%, respectively. However, by following the Spatial Plan for Bogor Regency and its surroundings, the increase in the influence of flooding on peak discharge and runoff volume can be minimized to 5.26% and 4.94%, respectively. Every 13 km2 of forest or agricultural areas that are converted into urban areas or urban area, the peak flood discharge and runoff volume increase by 4.63% and 4.34%. Keywords: Ciliwung, flood, SCS-CN.  
Struktur Berpori Sebagai Upaya Penanggulangan Erosi di Pantai Utara Jawa: Studi Kasus Pantai Demak, Jawa Tengah Widyaningtias Widyaningtias; Ingerawi Sekaring Bumi; Joko Nugroho; M. Bagus Adityawan; Arno Adi Kuntoro
Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2021.28.3.9

Abstract

Abstrak Perubahan garis pantai merupakan salah satu masalah yang dihadapi masyarakat di kawasan pesisir utara Jawa, Indonesia. Hilangnya sabuk mangrove di kawasan pantai secara bertahap menyebabkan terjadinya erosi pantai. Untuk mengatasi masalah tersebut, konsep adaptif menggunakan Building with Nature (BwN) mulai dikembangkan di beberapa lokasi di pantai utara Jawa. Konsep ini diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan erosi dengan memanfaatkan proses alam dan tetap memperhatikan kelangsungan ekosistem setempat, yaitu dengan pembangunan struktur berpori (permeable structure). Di kawasan pesisir Demak, pembangunan struktur berpori dimulai sejak 2013 di Desa Bogorame dan mampu menahan sedimen setinggi 45 cm dalam 1.5 tahun. Pemodelan akan menggunakan perangkat lunak Delft3D dengan meggabungkan antara model Delft3D-Flow dan Delft3D-Wave. Pemodelan dilakukan dengan menempatkan thin dam sebagai struktur berpori sesuai kondisi eksisting di lapangan. Simulasi akan dilakukan pada musim hujan dan kemarau, dengan memasukkan input gelombang signifikan pada kedua musim tersebut. Berdasarkan simulasi, dapat disimpulkan bahwa pada musim penghujan, struktur berpori menangkap lebih banyak sedimen dibandingkan pada musim kemarau. Pada beberapa lokasi, erosi terjadi saat musim penghujan, namun akan terisi kembali pada saat musim kemarau. Lebih lanjut lagi, konsep adaptif dari struktur berpori ini diharapkan dapat mempercepat restorasi pantai di kawasan pesisir Demak. Kata-kata Kunci: DELFT3D, erosi pantai, struktur berpori. Abstract Shoreline degradation in North Java, Indonesia, becomes one of severe problem that have to be overcome by habitat along its coastal. The gradually vanishing of mangrove greenbelt indicates starting of coastal erosion. To solve that problem, the adaptive concept using Building with Nature (BwN) has been started to develop in some region in North Java Coastal area. This concept is expected as one of solution to restore coastal erosion by enhancing natural process. The application of permeable structures is proposed. The construction of permeable structures was started since 2013 in Bogorame area and has been trapped sediment up to 45 cm in 1.5 years. The simulation will be conducted using Delft3D by coupling between Delft3D-Flow and Delft3D-Wave. The model is simulated by using thin dams as permeable structures as in existing field condition, and will be modeled in wet and dry seasons. Based on simulations, it can be concluded that in wet season, permeable structures can trap more sediment compared with in dry season. In some location erosion occurs. However, it can be recharged by sediment transport during dry season. Furthermore, sustainability of this adaptive concept is expected to enhance the coastal restoration in Demak coastal area. Keywords: DELFT3D, coastal erosion, permeable structure.  
Pemodelan Hubungan Hujan dan Aliran Permukaan pada Suatu DAS dengan Metoda Beda Hingga Dantje Kardana Natakusumah; M Syahril B. Kusuma; Hendra Darmawan; M Bagus Adityawan; M Farid
Journal of Mathematical and Fundamental Sciences Vol. 39 No. 1-2 (2007)
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM) ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hujan menimbulkan aliran di daratan, baik aliran permukaan maupun aliran di dalam tanah. Pada jurnal ini, akan dibahas mengenai perangkat lunak yang dapat digunakan untuk memodelkan aliran di permukaan. Perangkat lunak ini dikembangkan berdasarkan persamaan Saint Venant, dengan menggunakan skema pengepingan MacCormack 2D. Perhitungan limpasan permukaan terhadap waktu dilakukan untuk 5 profil permukaan tanah yang berbeda, profil datar, segitiga, parabolik, dan 2 profil alam. Pada profil yang berbentuk datar, dilakukan perbandingan solusi antara analitik dan numerik yang menunjukkan bahwa keduanya tidak jauh berbeda.
Analisis Numerik 1D Pengendalian Banjir pada Wilayah Padat Penduduk dengan Persamaan St. Venant Dian Indrawati Subagyo; Mohammad Bagus Adityawan; Muhammad Rizki Purnama; Rono Hadinagoro
Jurnal Teknik: Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik Vol 19 No 2 (2020): Jurnal Teknik - Media Pengembangan Ilmu dan Aplikasi Teknik
Publisher : Fakultas Teknik - Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jt.vol19no02.131

Abstract

As one of the densest populations in Bandung City, Ujung Berung District has suffered because of flood disaster, which resulted several problems in that area. These problems arose due to non-optimal land handling, especially about a sporadic land alteration from agricultural to residential areas on the upstream. One of the disastrous area is the northern Ujung Berung at Griya Winaya Resident. The drainage channel on this resident was originally an irrigation channel system which been changed without an appropriate technical justification. Therefore, the residents, with ±800 population or 300 household/Ha, struggled to deal with flood problems when they get rainfalls with an intensity more than 30 mm/hour. This research conducted at RT 05 RW 12 as the worst affected area, and used Storm Water Management Model (SWMM) software to determine flood routing by 1D St. Venant equation. Using a rainfall data from Cibiru rainfall station for 2005-2016 periods, the model successfully developed flood simulation at dense area with a narrow and winding channel. Moreover, the 10 (ten) years return period of annual flood can be managed with the increasing of drainage channel until 100 percent in dimension.