Rohmiyati, Atiek
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERDAYAAN GENERASI MUDA SEBAGAI PENGGERAK PERUBAHAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP KESENIAN DAN KEBUDAYAAN Rohmiyati, Atiek; Suwarni, Wahyu; Yanke, M.H. Randito Vidoardo Pranaka
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/community.v4i2.4374

Abstract

Public awareness toward culture (arts, traditional houses, traditions, regional languages, regional food, regional clothing, ethics) at the local and national levels is currently lacking. This is because local cultural products in the form of art as a national culture are degraded by foreign art that is more often aired through various media. The purpose of this Community Service is an effort to empower the younger generation as a driver of change to be more familiar with culture and participate in maintaining their cultural arts. The method used is quantitative using a Likert scale, the Likert scale is used to measure students' knowledge of their own culture.  This is done by providing briefings to Polimedia students about the importance of their role as drivers of change to participate in maintaining artistic and cultural values as the nation's identity and fostering a sense of nationalism. The briefing provided included counseling on the importance of involving arts and cultural activities in every event at school and being used in the form of digital media content. The expected results are the empowerment of the younger generation to promote Indonesian arts and culture through participating in carnivals, cultural arts festivals and creating content with Indonesian culture. ABSTRAKKepedulian masyarakat terhadap budaya (kesenian, rumah adat, tradisi, bahasa daerah, makanan daerah, pakaian daerah, etika) di tingkat lokal maupun nasional saat ini dirasa kurang. Hal ini karena produk-produk budaya lokal berupa kesenian sebagai budaya bangsa terdegradasi oleh kesenian luar negeri yang lebih sering ditayangkan melalui berbagai media. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan satu upaya untuk memberdayakan generasi muda sebagai penggerak perubahan untuk lebih mengenal budaya dan ikut serta memelihara seni budayanya. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan skala Likert, skala Likert digunakan untuk mengukur pengetahuan Mahasiswa terhadap suku budayanya sendiri.  Hal ini dilakukan dengan memberikan pembekalan kepada mahasiswa Polimedia tentang pentingnya peran mereka sebagai penggerak perubahan untuk ikut mempertahankan nilai-nilai kesenian dan kebudayaan sebagai jati diri bangsa serta memupuk rasa nasionalisme. Pembekalan yang diberikan diantaranya dengan penyuluhan pentingnya melibatkan kegiatan kesenian dan kebudayaan setiap acara-acara di sekolah serta dijadikan dalam bentuk konten media digital. Hasil yang diharapkan adanya pemberdayaan generasi muda untuk mempromosikan seni budaya Indonesia melalui ikut dalam karnaval, festival seni budaya dan membuat konten-konten yang bermuatan budaya Indonesia.
HUBUNGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA LGBT DI KAMPUS Rohmiyati, Atiek; Hakim, Zainul; Putra, Rafa Hartono
TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/teaching.v5i2.6846

Abstract

This research is motivated by the increasing phenomenon of lesbian, gay, bisexual, and transgender (LGBT) among university students, which has created friction with the legal and socio-religious order in Indonesia. The gap between the normative values ??adopted by the nation and the reality of developing lifestyles encourages the need to evaluate the role of education in shaping character. Therefore, this study focuses on analyzing the relationship between Civics Education (PKn) and students' perceptions and behaviors towards the LGBT phenomenon on campus. This study uses a quantitative approach by distributing a Likert-scale questionnaire to 353 students at the Jakarta State Polytechnic of Creative Media. The collected data were analyzed statistically using the chi-square test to test the hypothesis of the relationship between variables. The main findings indicate a statistically significant relationship (p = 0.038 < 0.05) between PKn and students' perceptions. The majority of respondents (83.7%) who have positive sexual behavior (in accordance with norms) also show positive perceptions, which in this context means rejecting LGBT practices based on legal and religious grounds, while still being able to interact humanely. It is concluded that Civic Education is effective in equipping students with an understanding of national values ??to protect themselves from deviant behavior, while also fostering a tolerant attitude in social interactions. ABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di kalangan mahasiswa, yang menimbulkan gesekan dengan tatanan hukum dan sosial-religius di Indonesia. Adanya kesenjangan antara nilai-nilai normatif yang dianut bangsa dengan realitas gaya hidup yang berkembang mendorong perlunya evaluasi peran pendidikan dalam membentuk karakter. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus untuk menganalisis hubungan antara Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan persepsi dan perilaku mahasiswa terhadap fenomena LGBT di lingkungan kampus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner berskala Likert kepada 353 mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan uji chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antar variabel. Temuan utama menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik (p = 0.038 < 0.05) antara PKn dengan persepsi mahasiswa. Mayoritas responden (83,7%) yang memiliki perilaku seksual positif (sesuai norma) juga menunjukkan persepsi positif, yang dalam konteks ini berarti menolak praktik LGBT berdasarkan landasan hukum dan agama, namun tetap mampu berinteraksi secara humanis. Disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan efektif dalam membekali mahasiswa dengan pemahaman nilai-nilai kebangsaan untuk membentengi diri dari perilaku menyimpang, sekaligus menumbuhkan sikap toleran dalam interaksi sosial
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ROHMIYATI, ATIEK; TUHUTERU, LAROS
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v4i2.3136

Abstract

Preliminary observation showed that lack of interest toward civic education subject (PKn) was the cause for unenthusiastic attitude in the learning activities. College students regard PKn as a subject that focuses only on rote. The less emphasis on reasoning aspect was the cause for the lack of learning interest toward Civic Education (PKn) among college students. Therefore, it is essential to have a learning strategy that focuses on students and has the ability to create a fun atmosphere needed to improve students’ result on civic education (PKn). For the purpose, we choose Problem Based Learning as a method to improve students’ participation in learning activities which in turn will help improve college students’ result in Civic Education (PKn) subject, especially on students of hospitality study program of Politeknik Negeri Media Kreatif. Based on observation result and discussion, it showed that Problem Based Learning was able to improve students and also lecturer activities in the learning process. The learning aspects developed include growing college students’ courage in asking and throwing opinions, motivating and raising enthusiasm among college students, improving college students’ ability in group/class discussion, improving good relationship between college students and lecturer, good relationship among college students and improving college students’ participation in the learning activities. The improvement in college students’ active participation during learning activities was followed by improvement in college students’ achievement. The achievement improvement was considerably higher compared to preliminary observation. ABSTRAKBerdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, mahasiswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran PKn. Mahasiswa nampak kurang tertarik dengan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) karena selama ini Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dianggap sebagai mata kuliah yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mahasiswa di kampus dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam hal ini Penulis memilih model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) sebagai upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa khususnya dalam matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Politeknik Negeri Media Kreatif, di Prodi Perhotelan. Berdasarkan hasil penelitian adanya penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mampu meningkatkan peran/aktivitas mahasiswa maupun dosen dalam proses pembelajaran. Aspek-aspek yang dikembangkan meliputi: menumbuhkan keberanian mahasiswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat, motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran, mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam mengikuti diskusi kelompok/kelas, hubungan baik mahasiswa dengan dosen, hubungan baik mahasiswa dengan mahasiswa lain dan mengembangkan partisipasi mahasiswa dalam pembelajaran. Dengan penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktif mahasiswa selama proses pembelajaran yang diikuti dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa. Peningkatan prestasi belajar terlihat pada hasil test pertama dibandingkan dengan hasil test kedua saat penelitian dilaksanakan.