p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Medica Hospitalia
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kejadian Mielosupresi Pada Penderita Kanker Kepala Dan Leher Yang Mendapat Kemoterapi Cisplatin Dan Carboplatin Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Dewi, Nila Santia; Yusmawan, Willy; Budiarti, Rery
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 7 No. 1 (2020): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.673 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v7i1.425

Abstract

Latar belakang : Kemoterapi bersifat sistemik dan non selektif sehingga tidak hanya sel kanker yang mati tetapi juga sel normal. National Comprehensive Cancer Network (NCCN) merekomendasikan Platinum-based sebagai rejimen kemoterapi untuk kanker kepala dan leher terutama Cisplatin dan Carboplatin. Cisplatin dan Carboplatin dapat menyebabkan efek samping mielosupresi. Tujuan : Membuktikan bahwa terdapat perbedaan kejadian mielosupresi pada penderita Kanker Kepala dan Leher (KKL) yang mendapat kemoterapi Cisplatin dan Carboplatin. Metode : Penelitian observasional dengan desain penelitian kohort prospektif di klinik THT-KL, bangsal dan bagian rekam medis instalasi rawat jalan/rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel ditentukan sebanyak 90 orang dan mendapat kemoterapi platinum based dengan salah satu komponen berupa Cisplatin atau Carboplatin sebanyak 3 seri. Analisis data dengan uji Pearson Chi-square dan Fisher’s exact test. Hasil : Subyek penelitian 90 orang, 45 orang mendapatkan Paclitaxel Cisplatin dan 45 orang mendapatkan regimen Paclitaxel Carboplatin. Hasil penelitian ini didapatkan 48,9% pasien stadium IV, histopatologi terbanyak WHO 3 (83,3%). Rerata usia terbanyak 50-59 tahun, dan diagnosis terbanyak pada KNF (66,7%). Secara keseluruhan kemoterapi seri I menunjukkan Carboplatin menyebabkan perubahan kadar hemoglobin (p=1,000) dan leukosit (p=0,292) dengan jumlah subyek lebih banyak dibanding Cisplatin. Sedangkan pada kemoterapi seri III, Carboplatin menyebabkan perubahan kadar hemoglobin (p=<0,023), leukosit (p=0,670), dan trombosit (p=1,000) lebih banyak dibandingkan Cisplatin. Simpulan : Kadar hemoglobin berbeda bermakna pada pasien yang mendapatkan kemoterapi Carboplatin seri III (p<0,023). Kata kunci : Kemoterapi Cisplatin/Carboplatin., kanker kepala dan leher, mielosupresi. Background : Chemotherapy is systemic and non-selective so it often results in not only cancer cells dying but normal cells will also die. The National Comprehensive Cancer Network (NCCN) recommends Platinum-based chemotherapy regimens for head and neck cancer, especially Cisplatin and Carboplatin. Cisplatin and Carboplatin chemotherapy can cause one of the side effects of myelosuppression. Myelosuppression is a decrease in cell production of leukocytes, erythrocytes, and / or platelets. Objective : Proving the difference incidence of myelosuppression in head and neck cancer patients receiving Cisplatin and Carboplatin chemotherapy. Methode : An observational study with a prospective cohort study design in ENT clinic, ward and medical record department of outpatient installation Dr. Kariadi Semarang. Samples was determined by 90 people and received platinum based chemotherapy with one component in the form of Cisplatin or Carboplatin in 3 series. Data analysis by Pearson Chi-square and Fisher’s exact test. Result : The study subjects were 90 people, 45 people received Paclitaxel Cisplatin regimen and 45 people received Paclitaxel Carboplatin regimen. The results of this study found 48.9% of patients in stage IV conditions with the most histopathological types were WHO 3 (83.3%). Overall series I chemotherapy shows Carboplatin causes changes in hemoglobin (p=1,000) and leukocyte (p=0,292) levels with a greater number of subjects than Cisplatin. Where as in series III chemotherapy, Carboplatin causes more changes in hemoglobin (p=<0,023), leukocyte (p=0,670) and platelet (p=1,000) levels than Cisplatin. Conclusions : Hemoglobin level was significantly different in patients who received Carboplatin series III chemotherapy (p<0,023). Keywords : Chemotherapy, head and neck cancer, myelosuppression, Cisplatin, Carboplatin.
Satu Kasus Diagnostik Disfagia pada Bayi dengan Pemeriksaan FEES (Flexible Endoscopy Evaluation of Swallowing: A case of dysphagia diagnostic in baby with FEES (Flexible endoscopy evaluation of swallowing) Dewi, Nila Santia; Budiarti, Rery; Muyassaroh, Muyassaroh
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 9 No. 2 (2022): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.855 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v9i2.781

Abstract

Latar belakang : Disfagia adalah gangguan proses menelan yang dapat mengganggu keselamatan dan kecukupan nutrisi. Disfagia pada bayi terjadi 85% pada anak-anak penyandang cacat dan 5% anak-anak perkembangan biasa. Tujuan penulisan laporan kasus ini untuk mengetahui sejak dini penyebab disfagia pada bayi sehingga dapat dilakukan tatalaksana segera agar tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Laporan kasus : Dilaporkan satu kasus anak laki-laki usia 2 bulan dengan disfagia fase orofaringeal e.c curiga komplikasi iatrogenik dan perilaku. Hasil pemeriksaan Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallow (FEES) didapatkan kesan kelemahan otot daerah sinus piriformis sisi kiri. Pembahasan : Disfagia pada bayi dapat merugikan dan berpengaruh terhadap asupan nutrisi makanan sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyebab disfagia pada bayi yaitu prematur, kelainan neurologi, masalah maternal & perinatal, abnormalitas kongenital, gangguan pernafasan & jantung, gangguang saluran cerna, dan komplikasi iatrogenik. Diagnosis disfagia pada bayi ditegakkan dengan evaluasi klinis, instrumental alat dengan pemeriksaan Videofluoroscopic Swallowing Study (VFSS) sebagai standar emas dan Fiberoptic Endoscopic Evaluation of Swallow (FEES) sebagai alternatif. Simpulan : Disfagia pada kasus ini termasuk disfagia fase orofaringeal dicurigai terjadi karena komplikasi iatrogenik (pemakain NGT) dengan FEES sebagai pemeriksaan penunjang.