Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RASIO AKTIVITAS FISIK TERHADAP RISIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA : RATIO OF EXERCISE TO RISK OF OSTEOPOROSIS AMONG THE ELDERLY Kusuma Wardhani, Iriene; Djajanti, Cicilia Wahju; Wiguna, Yunita
Jurnal Mitra Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Mitra Kesehatan
Publisher : STIKes Mitra Keluarga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47522/jmk.v7i2.393

Abstract

Pendahuluan : Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia. Berkurangnya massa tulang merupakan konsekuensi umum dari proses penuaan yang sebagian besar ditentukan oleh faktor keturunan dan sejumlah faktor termasuk gaya hidup, nutrisi, aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol dan kondisi penyakit kronis serta pengobatan. Kondisi ini meningkatkan risiko patah tulang, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, kecacatan, dan menjadikan penyakit ini sebagai pemicu terhadap beban kesehatan masyarakat Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan kejadian Osteoporosis pada lansia di RW 13 Perum Kebraon Indah Permai Kelurahan Kebraon Kota Surabaya. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner Physical Activity Level (PAL) dan pengukuran Bone Mineral Density (BMD) yang dilakukan pada 20 Oktober 2023. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 26 responden (54.2%) lansia melakukan aktivitas fisik ringan dan 27 (56,3%) lansia beresiko mengalami osteoporosis, ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan aktivitas fisik dengan risiko osteoporosis dengan p-value sebesar 0,000 atau < 0,05 dan r = 0,728. Kesimpulan: Kurangnya aktivitas sehari-hari meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Kerusakan pada mikroarsitektur tulang pada lansia disebabkan penurunan massa tulang yang cepat. Kader posyandu lansia diharapkan dapat mengajak para lansia di wilayah kelolaannya untuk menurunkan risiko osteoporosis dengan mengikuti senam lansia secara rutin dan meningkatkan aktivitas sehari-hari.
Pengaruh Enam Jenis Latihan Keseimbangan terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis pada Lansia Dwianto, Ignatius Heri; Djajanti, Cicilia Wahju; Ekawati, Nora
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi Vol. 14 No. 2 (2025): September
Publisher : Universitas Baiturrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36565/jab.v14i2.951

Abstract

The decline in dynamic balance often experienced by the elderly poses a high risk of falling. These six types of balance exercises can provide motor and sensory stimulation to the body. Motor stimulation provided in the form of muscle contractions can increase muscle strength so that it can affect dynamic balance, while sensory stimulation will improve proprioceptive function. Objective: to determine the effect of six types of balance exercises on improving dynamic balance in the elderly. Method: One group pretest posttest design with 30 elderly subjects aged 60-75 years who were given six types of balance exercises in each session was 20 minutes, 2-3 times a week up to 10 sessions. Measurement: Functional Reach Test (FRT) and Time Up and Go Test (TUG). Analysis: Normality test with Shapiro Wilk and pretest-posttest difference test with paired T-test. Results: Based on the analysis of the normality test with Shapiro Wilk on the pretest and posttest, the results obtained p>0.05 which means the data is normally distributed. Meanwhile, the analysis of the pretest-posttest difference test with paired T-test produced a dynamic balance value before and after six types of balance exercises of p<0.05 (p=0.000); and also produced a dynamic balance value before and after six types of balance exercises with TUG of p<0.05 (p=0.000). This means that there is a significant difference between before and after treatment when measured by the Functional Reach Test (FRT) and Time Up and Go Test (TUG). Conclusion: Six types of balance exercises improve dynamic balance in the elderly
Hubungan Antara Durasi Penggunaan Layar Gadget Dengan Kejadian Sindroma Mata Kering Djajanti, Cicilia Wahju; Kumala, Debby Ratih; Yuliati, Ignata
JURNAL NERS LENTERA Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v12i2.5844

Abstract

Abstrak: Gangguan akomodasi dan kelelahan mata adalah hasil dari penggunaan perangkat yang tidak terkendali untuk jangka waktu yang lama. Otot refleks kedip mata adalah yang menjadi lelah. Refleks kedip yang lemah menyebabkan mata kering saat mata lelah. Ketajaman penglihatan yang berkurang dan ketidaknyamanan adalah gejala sindrom mata kering. Penggunaan perangkat dalam jangka waktu lama di kalangan mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya terbukti berhubungan dengan peningkatan risiko gejala sindrom mata kering termasuk mata merah, radang, terbakar, dan berair. Kami bermaksud untuk mengukur korelasi antara jumlah waktu yang dihabiskan orang untuk menatap layar dan prevalensi kondisi mata kering. Studi ini mensurvei 68 orang senior menggunakan teknik pengambilan sampel acak proporsional untuk menarik kesimpulan dari desain studi korelasional cross-sectional. OSDI dan kuesioner durasi waktu layar untuk perangkat elektronik digunakan. Temuan studi menunjukkan korelasi kuat antara jumlah waktu yang dihabiskan untuk menatap layar dan terjadinya sindrom mata kering, sebagaimana dikonfirmasi oleh uji hipotesis Rank Spearman, yang menghasilkan nilai p sebesar 0,000 (p < 0,05). Korelasi positif yang sangat signifikan (rs +0,000) ditemukan dalam studi tersebut. Dengan penggunaan perangkat yang melampaui empat jam, 55,9% responden menderita kondisi mata kering yang parah. Pengguna harus memperhatikan berapa banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar dan harus beristirahat bila perlu, menurut studi tersebut. Kata kunci : Durasi layar gadget, sindroma mata kering, OSDI
Pengaruh Tindakan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kecemasan Pada Remaja Di SMAK Stella Maris Surabaya Jelahu, Ponpilianus; Djajanti, Cicilia Wahju; Widianingtyas, Sisislia Indriasari
JURNAL NERS LENTERA Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v13i1.7260

Abstract

Pendahuluan: Kecemasan adalah suatu keadaan psikologis yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir serta gelisah yang umumnya sering terjadi pada remaja. Oleh karena itu, strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan yaitu tindakan relaksasi otot progresif yang menekan kerja sistem saraf simpatis dan mengaktifkan kerja sistem saraf parasimpatis sehingga dapat menimbulkan rasa kenyaman dan senang. Fenomena yang ditemukan yaitu banyaknya remaja yang merasa khawatir akan masa depannya dan takut akan penilaian negative oleh orang lain terhadap dirinya. Tujuan:  penelitian ini bertujuan menilai tingkat kecemasan pada remaja sebelum dan sesudah dilakukan tindakan relaksasi otot progresif di SMAK Stella Maris Surabaya. Metode: metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design dengan menggunakan teknik total sampling sebanyak 35 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil: penelitian ini menggunakan analisis uji hipotesis Wilcoxon yaitu p=0.000 (p<0,05), artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan relaksasi otot progresif. Kesimpulan: hasil dalam penelitian ini menunjukan sebagian besar (77%) remaja yang tidak mengalami kecemasan setelah dilakukan tindakan relaksasi otot progresif. Peneliti merekomendasi kepada pihak sekolah untuk menghimbau kepada para siswa/siswi untuk melakukan tindakan relaksasi otot progresif sebagai upaya mengatasi kecemasan.