Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DESAIN SAFETY PLAN DAN JALUR EVAKUASI KAPAL PENUMPANG KM JELATIK RUTE PEKANBARU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI romadhoni, Romadhoni; Santoso, Budhi; Satria, Bobi; Aprizawati, Aprizawati
INOVTEK POLBENG Vol 13, No 2 (2023): VOL 13 NO 2
Publisher : POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/ip.v13i2.3621

Abstract

Kapal Motor Jelatik merupakan kapal penumpang milik perusahaan PT. Putri Riau Sejati dengan kapsitas 205 Gross Tonage memiliki panjang 34,5 meter, lebar 6,9 m, dan tinggi 2,2 meter, dengan total crew 14 orang dan 194 orang penumpang kapal ini beroperasi daerah pelayaran terbatas yang melayani rute Selatpanjang ke Pekanbaru. Sesuai Peraturan Mentri Perbubungan No 61 tahun 2019 kapal penumpang wajib memiliki Fire Control and Safety Plan. Adapun cakupan pembahasan dalam Fire Control and Safety Plan, yaitu perencanaan  jumlah  dan  peletakan  Life-Saving  Appliances  (LSA),  membuat  perencanaan  sistem  proteksi  dan pemadaman kebakaran, serta perencanaan rute evakuasi yang efektif dan cepat ketika keadaan darurat. Langkah-langkah yang dilakukan  dalam penelitian ini adalah merancang  Fire  Control  and  Safety  Plan,  yaitu  merancang  kebutuhan  LSA,  merancang sistem proteksi kebakaran, serta menentukan rute evakuasi dan menghitung kebutuhan waktu evakuasi mengacu pada regulasi SOLAS,  LSA  Code, FSS  Code, IMO, NCVS Indonesia, dan BKI. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Kapal Jelatik wajib menyediakan 26 rigid life craft, 234 unit lifejacket dan 24 lifejacket anak-anak, 6 unit lifebuoy, 6 unit hand flares, 2 unit line towing appliance, 4 unit smoke signal, 8 unit parachute flares, 8 unit APAR, 9 unit Detektor, 1 unit co2 Bottle 2 unit sprinkler di kamar mesin, 2 unit pilar, hydrant dan 7 unit space monitored by smoke. Waktu evakuasi yang dibutuhkan dalam keadaan darutat untuk mengevakuasi seluruh penumpang dan crew kapal case 1 adalah selama 47,95 detik dan case 2 adalah 41,7 detik.
PENGADAAN ALAT DAN SOSIALISASI HANDY TALKIE (HT) DALAM BERKOMUNIKASI BAGI KESELAMATAN PELAYARAN NELAYAN TRADISIONAL                           DESA KEMBUNG LUAR Aprizawati; Zusniati; Ningsih, Wahyu; Satria, Bobi
TANJAK : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6 No 1 (2025): TANJAK : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : P3M Politeknik Negeri Bengkalis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35314/fhve8x60

Abstract

Desa Kembung Luaryang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis dimana sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan traditional selain bekerja di Malaysia, yang mana masih banyak menggunakan kapal kapal kayu tanpa peralatan keselamatan dan alat komunikasi memadai didalamnya. Sebagai feel dari kurangnya kesadaran dan kurang memadainya fasilitas serta keterampilan pekerja sehingga banyak awak kapal yang meremehkan tentang risiko bekerja, seperti tidak memiliki informasi dan pengetahuan yang cukup berkomunikasi di laut. komunikasi di kapal juga sangat penting. Oleh sebab itu nelayan tradisional perlu memiliki radio maritim seperti HT (Handy Talkie) dalam berkomunikasi. Ada dua manfaat penggunaan radio maritim, yang pertama, untuk bagaimana nelayan melindung diri sendiri di laut dengan berkomunikasi secara benar apabila terjadi bencana atau bahaya. Kedua, bagaimana agar nelayan dalam berkomunikasi tidak mengganggu jalur komunikasi lain, seperti misalnya penerbangan. Dalam berkomunikasi menggunakan frekuensi radio harus secara benar sesuai aturan, agar tidak saling mengganggu. Adapun penggunaan alat ini perlu sosialisasi bagi para nelayan sebelum mereka diberikan radio seperti HT.Untuk menjaga hubungan antar-kapal maupun dengan pusat, maka perlu kiranya tersedia satu atau beberapa alat komunikasi kapal laut. Di antaranya ada telegraf, VHF radio, hingga telepon