Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EMBODIED ENERGY PADA DINDING BAMBU ANYAMAN DAN PLESTER Jurizat, Aldissain; Ramadhan, Try
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i2.25061

Abstract

Abstract: Buildings consume high energy and cause an increase in CO2 gas emissions to the environment. This energy consumption is known as embodied energy where energy is used in the production and maintenance processes of buildings. In buildings, the largest consumption of embodied energy is contained in the walls. Among the various materials and construction of building walls, the trend of the plaster bamboo wall has been significantly increased because it has several advantages for the environment. This research was conducted to measure the embodied energy contained in bamboo wall construction located in Kampung Buyut Cipageran, Cimahi City. This research method uses Inventory Carbon and Energy (ICE) data from the University of Bath and Indonesian National Standard as the basics data for the calculation. The analysis has been conducted by calculating the basics data and the design drawings. The result showed that the embodied energy in the bamboo walls had a value of 230.61 MJ/m2. This result is lower than the known standard for brick wall with 440 MJ/m2. The bamboo wall is proved to be more efficient in energy use than conventional wall with brick as the main construction.Keywords: bamboo wall; embodied energy; Abstrak: Bangunan mengkonsumsi energi yang cukup tinggi dan mengakibatkan peningkatan emisi gas CO2 ke lingkungan. Penggunaan energi ini diketahui sebagai embodied energy dimana energi digunakan dalam proses produksi dan perawatan bangunan. Dalam suatu bangunan, penggunaan embodied energy terbesar terletak pada dinding. Dari berbagai material dan konstruksi pembentuk dinding bangunan, dinding bambu plester menjadi tren terbaru karena memiliki beberapa keunggulan dalam keramahan terhadap lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur embodied energy yang terdapat pada komponen dinding bambu di salah satu bangunan Kampung Buyut Cipageran, Kota Cimahi. Metode pengukuran menggunakan data Inventory Carbon and Energy (ICE) dari University of Bath dan petunjuk analisis pekerjaan konstruksi dari SNI. Hasil analisis menunjukkan bahwa embodied energy pada dinding bambu plester memiliki nilai 230,61 MJ/m2. Jika dibandingkan dengan dinding bata plester konvensional yang memiliki standar 440 MJ/m2, dinding bambu plester lebih efisien dalam penggunaan energi dalam siklus hidupnya.Kata Kunci: dinding bambu; embodied energy;.
PENINGKATAN PRODUKSI PUPUK KOMPOS DARI LIMBAH SAMPAH ORGANIK DI DESA KERTAWANGI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KONSORSIUM MIKRO ORGANISME LOKAL (MOL) BIO COMPOUND Aldissain Jurizat
Lentera Karya Edukasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Communities in Desa Kertawangi have a problem managing organic waste from plantation products. However, this case has become the subject of discussion among researchers, communities, and related stakeholders about how to speed up the process of producing compost from organic waste. The technology solution is to utilize the local micro-organism consortium (MOL) to accelerate the decomposition process of organic waste. After the demonstration, the community was enthusiastic about using it. The village's organic waste management unit has utilized this for composting the organic waste.
PENERAPAN ARSITEKTUR BIOFILIK PADA BANGUNAN APARTEMEN DI KOTA BEKASI Dwi Elsanti, Kintan; Yosita, Lucy; Jurizat, Aldissain
Agora : Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 22 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/agora.v22i2.21442

Abstract

Kota Bekasi merupakan salah satu kota penyangga Jakarta yang mengalami peningkatan jumlah penduduk akibat urbanisasi penduduk ke kota Jakarta. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, permintaan hunian pun turut meningkat. Paradigma mengenai stress di perkotaan menjadi masalah yang tak usai bagi daerah perkotaan yang tak luput dari kepadatan aktivitas, polusi, serta kebisingan. Selain itu, keterbatasan lahan di daerah perkotaan untuk hunian mengakibatkan adalanya kepadatan rumah penduduk yang menciptakan lingkungan tidak sehat. Perancangan apartemen menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap menghemat lahan. Penerapan arsitektur biofilik dengan menghadirkan unsur alam sebanyak banyaknya pada apartemen dapat membantu penghuni dalam mengurangi tingkat stress di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang apartemen berkelanjutan yang sesuai dengan pendekatan arsitektur biofilik,  serta membuat model penerapan konsep biofilik pada bangunan apartemen.  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif  dan studi banding. Analisis dilakukan pada  tapak dan studi kasus bangunan sejenis. Hasil penelitian berupa model penerapan arsitektur biofilik pada bangunan apartemen. 
Application of Generative Design on Architecture to Optimize Design Decision in Preliminary Design Stage Mahendra, Seto Maulana; Surahman, Usep; Jurizat, Aldissain; Sari, Diah
Journal of Artificial Intelligence in Architecture Vol. 4 No. 2 (2025): Artificial Intelligence for Transformative Architecture: Integrating AR, Comput
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jarina.v4i2.10557

Abstract

This study investigates the application of generative design through Autodesk Forma, a cloud-based AI platform, to optimise architectural decision-making in the preliminary design stage of a ten-story hotel in Cirebon City, Indonesia—a region characterised by a hot and humid climate. The research employed simulations based on five environmental parameters: sun hours, daylight potential, wind distribution, microclimate conditions, and solar energy. Three optimal models were selected based on orientation, spatial configuration, and environmental responsiveness. Subsequent development simulations were conducted on these three models by refining openings, adding vegetation, and enhancing shading strategies. Model-2 emerged as the best-performing design. It demonstrated an energy efficiency potential of approximately 23%, achieved through improved daylighting (VSC ≥ 27% on most facades), reduced reliance on artificial cooling due to stable microclimatic conditions (temperatures moderated by 2–3°C during peak hours), and the integration of solar panels generating an estimated 165,000 kWh/year from 40% roof coverage at 10% efficiency. The results confirm that AI-driven generative design can significantly accelerate the design process while enhancing environmental performance. This approach supports energy-efficient architecture in tropical regions, although it requires access to advanced technology, skilled practitioners, and robust internet connectivity.