Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IIDENTIFIKASI BENTUK STIGMA YANG DIALAMI OLEH KELUARGA YANG MERAWAT ODGJ DI PAMEKASAN: STUDI QUALITATIF Holis, Willi; Amir, Faisal; Shiddiq Suryadi, Moh.
JURNAL MEDICAL P-ISSN : 2685-7960 e-ISSN : 2685-7979 Vol 4 No 1 (2024): APRIL
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/jm.v4i1.1911

Abstract

Stigma towards People with Mental Disorders (ODGJ) is a complex phenomenon that not only affects individuals who experience mental disorders, but also the families who care for them. Families often face various forms of stigma that can have psychological, social, and even economic impacts. The purpose of this study was to identify the forms of stigma experienced by families who care for ODGJ in Pamekasan. This study is a qualitative study, with research subjects of 11 families with ODGJ who experience stigma in their environment. Data were collected through in-depth interviews. The results of this study showed that the forms of stigma experienced by families with ODGJ differ from each other, some experience social rejection and others experience oppression. Stigma towards families with ODGJ appears in various forms; social rejection and oppression. These forms of stigma collectively create an unsupportive environment and often isolate the family.
IDENTIFIKASI BENTUK STIGMA YANG DIALAMI OLEH KELUARGA YANG MERAWAT ODGJ DI PAMEKASAN: STUDI QUALITATIF Holis, Willi; Amir, Faisal; Shiddiq Suryadi, Mohammad; Zaini Arif, Ahmad
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 1 (2024): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v15i1.1958

Abstract

Stigma terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan fenomena kompleks yang tidak hanya memengaruhi individu yang mengalami gangguan jiwa, tetapi juga keluarga yang merawat mereka. Keluarga sering kali menghadapi berbagai bentuk stigma yang dapat memberikan dampak psikologis, sosial, dan bahkan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk stigma yang dialami oleh keluarga yang merawat ODGJ di Pamekasan. Penelitian ini merupakan penelitian qualitatif, dengan subjek penelitian 11 keluarga dengan ODGJ yang mengalami stigma di lingkungannya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa bentuk stigma yang dialami oleh keluarga dengan ODGJ berbeda satu sama lain, beberapa mengalami penolakan secara sosial dan yang lainnya mengalami penindasan. , Stigma terhadap keluarga yang mengalami ODGJ muncul dalam berbagai bentuk; penolakan sosial dan penindasan. Bentuk-bentuk stigma ini secara kolektif menciptakan lingkungan yang tidak mendukung dan seringkali mengisolasi keluarga tersebut.
Efektivitas Relaksasi Otot Progresif (Progressive Muscle Relaxation) terhadap Kecemasan: Sistematic Review Holis, Willi; Mery Eka Yaya Fujianti
Indonesian Health Science Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Nazhatut Thullab Al- Muafa Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52298/ihsj.v4i2.62

Abstract

Pendahuluan: Ansietas merupakan isu penting dalam pelayanan kesehatan baik di tingkat primer maupun spesialis, dengan prevalensi seumur hidup sekitar 25% di antara pasien dengan gangguan medis umum. Stres psikologis dan stres fisik yang disebabkan oleh gangguan medis sering memicu ansietas, terutama pada individu yang rentan. Depresi dapat muncul bersamaan dengan ansietas dan sering kali tidak terdiagnosis serta tidak diobati. Dalam kondisi gangguan medis yang serius, depresi sulit dibedakan dari kondisi mood normal. Beberapa studi menunjukkan bahwa gangguan kecemasan juga sering menjadi komorbid. Metode: Pencarian literatur dilakukan di beberapa database utama seperti PROQUEST, SCIENCEDIRECT, dan SCOPUS dengan menggunakan kata kunci Progressive Muscle Relaxation, Ansietas, dan systematic review. Kriteria inklusi meliputi: 1) Desain studi kuantitatif, baik observasional maupun eksperimental; 2) Rentang waktu studi maksimal 10 tahun terakhir (sejak 2007); 3) Subjek laki-laki dan perempuan (usia ≥ 13 tahun) yang mengalami ansietas; 4) Intervensi menggunakan Progressive Muscle Relaxation; 5) Parameter hasil studi adalah status ansietas. Result: Tinjauan sistematik dari 15 jurnal kesehatan menunjukkan bahwa PMR efektif dalam mengurangi ansietas. Hasil penelitian ini meningkatkan layanan berbasis non-farmakologis dan mengaktualisasikan peran perawat dalam merawat pasien dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek bio-psiko-sosio-spiritual. Discussion: Implikasi dari hasil tinjauan sistematik ini diharapkan dapat memberikan dukungan positif di rumah sakit, klinik, atau fasilitas kesehatan lainnya agar memperhatikan status mental pasien yang menjalani prosedur medis, baik berupa pengobatan maupun tindakan invasif. Karena gangguan mental seperti ansietas dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien, perlu adanya upaya agar pasien mendapatkan pengobatan dan perawatan yang holistik, memperhatikan tidak hanya aspek fisik, tetapi juga aspek mental/psikis.
Effects of Religious Instrumental Music Therapy on Pain Level in Breast Cancer Patients Fujianti, Mery Eka Yaya; Wahyuni, Ida; Holis, Willi
Genius Journal Vol. 5 No. 2 (2024): GENIUS JOURNAL
Publisher : Inspirasi Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/gj.v5i2.538

Abstract

Introduction: Breast cancer is a type of cancer that frequently occurs in women, characterized by hard, movable lumps with an irregular shape. The main complaint in cancer patients is pain. Pain management can be performed through instrumental music therapy. Instrumental music therapy provides a relaxing effect due to the balanced tempo and harmony of tones. Objective: This study aims to analyze the impact of religious instrumental music therapy on pain levels in breast cancer patients. Method: This research is a quantitative study employing a quasi-experimental design, specifically utilizing a pre-test post-test control group design approach. This study's population is made up of 183 breast cancer patients. The research was conducted in the chemotherapy room of RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep from September to November 2022. The sampling technique used is non-probability sampling with a purposive sampling method, based on inclusion criteria. A total of 54 participants were selected and allocated to the intervention group and the control group. The McGill Pain Questionnaire (MPQ) is used to measure pain. Data analysis is performed using the Wilcoxon statistical test with a significance level of p<0.05. Data analysis is carried out using SPSS 24 software. Result: The results of the bivariate test analysis showed that the pain level in the experimental group significantly changed before and after receiving the religious instrumental music therapy intervention, with a p-value < 0.05. In contrast, the control group showed no significant change, with a p-value of 1.000, as no intervention was provided. Conclusion: Religious instrumental music therapy has proven to be effective in reducing pain levels in breast cancer patients at RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
Shame and Burden: Family Stigma in Caring for Shackled Individuals with Mental Disorders Holis, Willi; Rohman, Atiqur; Yaya, Mery Eka
Genius Journal Vol. 5 No. 2 (2024): GENIUS JOURNAL
Publisher : Inspirasi Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/gj.v5i2.541

Abstract

Introduction: Mental disorders remain a significant public health concern, often leading to stigma and social discrimination, particularly for families caring for affected individuals. In some cases, shackling (physical restraint) is still practiced due to limited access to mental health services, further intensifying the burden on caregivers. Objective: This study aims to explore the family experiences of stigma and emotional burden in providing care for shackled individuals with mental disorders. Method: A qualitative research design with a phenomenological approach was employed. The study was conducted within the scope of the Pamekasan District Health Office, involving families of mentally ill patients as participants. Inclusion criteria included participants who had cared for restrained family members for over a year, were above 20 years old, willing to participate, and able to communicate verbally. A snowball sampling technique was used, where key informants assisted in identifying additional participants. Results: Participants reported experiencing stigma related to their role in caring for family members with mental disorders who had been restrained. The findings highlight psychological and emotional reactions, as well as how participants navigate daily life amid societal stigma. A key subtheme, "Emotions," describes their emotional responses, which include sadness, anger, shame, and guilt—common experiences among participants. Conclusion: This study concludes that family caregivers of individuals with mental illness face significant psychological distress due to stigma, primarily manifesting as sadness, anger, shame, and guilt. These emotional responses stem from discrimination, stereotyping, and societal labeling. Effective emotional management is crucial in helping caregivers cope and respond constructively to stigma. The findings emphasize the need for supportive interventions to enhance caregivers' emotional resilience and overall well-being.
Hubungan Self Esteem dengan Ide Bunuh Diri pada Remaja Wahyuni, Ida; Fujianti, Mery Eka Yaya; Holis, Willi
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 1 (2025): Februari 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i1.5858

Abstract

Kesehatan jiwa remaja merupakan keadaan sehat secara fisik, psikologis, spiritual, dan sosial sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan secara positif. Remaja sering sekali mengalami pelecehan dari teman sebayanya baik itu dilingkungan sekolah maupun dirumah, sehingga remaja menyebabkan harga diri negatif. Hal tersebut menyebabkan remaja berfikir untuk melakukan bunuh diri. Ide bunuh diri adalah suatu niat atau rencana untuk mengakhiri hidup secara sengaja. Berdasarkan Survei Kesehatan Global yang dilakukan di sekolah pada tahun 2015, tercatat 5,14% di Indonesia mengaku pernah memiliki ide bunuh diri dalam 12 bulan terakhir. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara self esteem dengan ide bunuh diri pada remaja di SMK Siti Khodijah Gulbung Pengarengan. Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, Populasi penelitian ini yaitu siswa SMK Siti Khodijah Gulbung Pengarengan. Kriteria Inklusi Merupakan siswa kelas X, XI, dan XII SMK Siti Khodijah Gulbung Pengarengan, dengan jumlah responden sebanyak 98. Kuesioner yang digunakan yaitu The Suicide Behaviors Questionnaire-Revised adalah kuesioner yang digunakan untuk mengevaluasi ide bunuh diri pada remaja dan Rosenberg Self Esteem Scale digunakan untuk mengukur harga diri pada remaja. Uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square. Hasil: dari penelitian ini didapatkan nilai PR sebesar 26,59 dengan interval kepercayaan 3,762 – 187,952 dan nilai p value 0,001. Hal ini berarti, siswa dengan harga diri negatif meningkatkan risiko munculnya ide bunuh diri sebesar 26,59 kali dibandingkan dengan siswa yang memiliki harga diri positif. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara self esteem dengan ide bunuh diri pada remaja Sekolah Menengah Atas. Semakin negatif harga diri yang dialami maka semakin tinggi pula risiko untuk memikirkan ide bunuh diri.