Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout artrhitis terhadap skala nyeri Sholihah, Sitta Hasanatin; Retnowati, Eko; Darto, Darto
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol. 8 No. 1 (2024): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v8i1.9566

Abstract

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksanaannya harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional antara lain tepat obat, tepat dosis, tidak ada efek samping, tidak ada kontraindikasi, tidak ada interaksi obat, dan tidak ada polifarmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout arthritis terhadap skala nyeri. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian prospektif dengan teknik wawancara kepada responden untuk menggali data/informasi tentang masalah swamedikasi obat double anti nyeri pada penderita gout arthritis. Populasi yang digunakan adalah sebanyak 60 responden dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang melakukan swamedikasi dengan tujuan untuk pengobatan gout arthritis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang dilakukan, data analisis menggunakan uji Chi Square untuk nilai P value dari hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout arthritis terhadap skala nyeri adalah 0,399 > 0,05 sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Rasionalitas Penggunaan Parasetamol Pasien Anak 1-12 Tahun Dengue Hemorrhagic Fever di Instalasi Rawat Inap RS Sholihah, Sitta Hasanatin; Retnowati, Eko; Fitria, Noor Elvina Lailatul
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 16th University Research Colloquium 2022: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini lebih mudah menyerang anak-anak. Fase DHF yang pertama adalah demam, sehingga perlu diberikan parasetamol sebagai antipiretik atau penurun demam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas dari kategori tepat indikasi, dosis, cara pemberian, lama pemberian, dan interval waktu penggunaan parasetamol pada pasien anak usia 1-12 tahun Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Jenis penelitian analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bersifat retrospektif. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mengambil sampel 71 responden. Instrumen yang digunakan adalah data rekam medis dan lembar cheklist. Data terkumpul kemudian dianalisa menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 69 pasien (97,2%) dikategorikan tepat indikasi, 12 pasien (97,2%) dikategorikan tepat dosis, 63 pasien (88,7%) dikategorikan tepat cara pemberian, 17 pasien (23,9%) dikategorikan tepat lama pemberian, 56 pasien (78,9%) dikategorikan tepat interval waktu pemberian. Sementara sebanyak 2 pasien (2,8%) dikategorikan tidak tepat indikasi, 59 pasien (83,1%) dikategorikan tidak tepat dosis, 8 pasien (11,3%) dikategorikan tidak tepat cara pemberian, 54 pasien (76,1%) dikategorikan tidak tepat lama pemberian, 15 pasien (21,1%) dikategorikan tidak tepat interval waktu pemberian. Rasionalitas penggunaan parasetamol di instalasi rawat inap Rumah Sakit Islam Sunan Kudus lebih banyak daripada yang tidak rasional.
EVALUASI PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP ATURAN MINUM OBAT ANTIDIABETES MELLITUS Sholihah, Sitta Hasanatin; Milla, Nila Afifatul; Retnowati, Eko; Manik, Nirmala; Akhyasin, Akhyasin
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 8, No 1 (2023): Indonesia Jurnal Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v8i1.2111

Abstract

Diabetes adalah penyakit metabolik yang berkembang seiring berjalannya waktu ketika ada masalah dengan sekresi insulin atau ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon insulin. Penderita diabetes melitus sangat umum terjadi dan semakin banyak setiap tahunnya. Di seluruh dunia, terdapat 422 juta penderita diabetes. Untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes menjadi normal, digunakan dua cara yaitu pendekatan bebas obat (modifikasi pola makan dan gaya hidup) dan pendekatan berbasis obat (farmakoterapi). Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kesadaran obat pada pasien diabetes melitus. Untuk mengamati, memahami dan mengkarakterisasi suatu fenomena kesehatan yang terjadi di puskesmas, penelitian ini menggunakan pendekatan survei deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 30 orang pasien diabetes melitus yang sedang mengonsumsi obat antidiabetes oral di Puskesmas Gribig. Penderita diabetes melitus yang mengetahui cara minum obat antidiabetes mendapat skor sebagai berikut: 30% Sebanyak 67% responden masuk dalam kelompok cukup baik, 3% masuk dalam kategori buruk, dan 0% masuk dalam kategori kurang baik dalam kategori baik. Pasien memahami cara minum obat diabetes dengan cukup baik (70,67%).
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DENGAN PENGETAHUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA MASYARAKAT DESA JATISARONO KULON PROGO Sari, Julia Wanda; Muslim, Ahmad Suriyadi; Akhyasin, Akhyasin; Sholihah, Sitta Hasanatin; Ridwan, Ridwan
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 8, No 2 (2023): INDONESIA JURNAL FARMASI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v8i2.2227

Abstract

AbstrakPenggunaan antibiotik mulai mengalami pergeseran dari tahun ke tahun, tidak jarang masyarakat menggunakan antibiotik dengan tidak tepat. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat pengetahuan pada kalangan masyarakat antara lain adalah faktor sosial. Karakter sosial menggambarkan tentang perbedaan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Gambaran sosial dapat mempengaruhi perilaku dari masyarakat dan outcome dari kesehatan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan faktor sosial usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan masyarakat dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotika di masyarakat Desa Jatisarono Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan mengambil jumlah sampel di Desa Jatisarono sebanyak 98 orang. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan kendall tau serta instrument yang digunakan adalah kuisioner dalam bentuk google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat dengan P Value 0,317 (p0,05). Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat dengan P Value 0,042 (p0,05). Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat dengan P Value 0,000 (p0,05). Tidak ada hubungan antara usia dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat Desa Jatisarono Kulon Progo. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat Desa Jatisarono Kulon Progo. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dalam penggunaan antibiotik di masyarakat Desa Jatisarono Kulon Progo. AbstractThe use of antibiotics has begun to shift from year to year, it is not uncommon for people to use antibiotics inappropriately. Various factors influence the level of knowledge in society, including social factors. Social characteristics describe differences in age, gender, occupation and level of education. Social images can influence people's behavior and public health outcomes. The aim of this research is to find out how the social factors of age, gender, level of community education relate to knowledge of antibiotic use in the Jatisarono Kulon Progo Village community. This type of research is an analytical survey with a cross sectional approach. Researchers used purposive sampling by taking a total of 98 samples from Jatisarono Village. Bivariate analysis used chi square and Kendall Tau tests and the instrument used was a questionnaire in the form of Google Form. The results of the study showed that there was no relationship between age and knowledge in the use of antibiotics in the community with a P value of 0.317 (p0.05). There is a relationship between gender and knowledge of antibiotic use in the community with a P value of 0.042 (p0.05). There is a relationship between education level and knowledge in the use of antibiotics in the community with a P value of 0.000 (p0.05). There is no relationship between age and knowledge in the use of antibiotics in the community of Jatisarono Village, Kulon Progo. There is a relationship between gender and knowledge of antibiotic use in the Jatisarono Kulon Progo Village community. There is a relationship between the level of education and knowledge in the use of antibiotics in the Jatisarono Kulon Progo Village community.