Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG KENAKALAN REMAJA DENGAN PENATALAKSANAAN TUMBUH KEMBANG REMAJA DI DESA ADIKARTO KECAMATAN ADIMULYO KABUPATEN KEBUMEN Retnowati, Eko; -, Marsito; Yuwono, Podo
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 10, No 2 (2014): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.882 KB)

Abstract

Adolescence is a period of life that is full of dynamics, which occurs during development and change very rapidly and lasts between 11 to 20 years of age. This period of transition from childhood to adulthood. Growth and development in adolescents can not be separated from a parents attention. Parents are responsible and important role in the management of adolescent growth and development better. The purpose of this study was to determine the relationship between perception parents about the treatment of juvenile delinquency with adolescent growth and development in the Village Adikarto, District Adimulyo, Kebumen. This research uses descriptive method with approach of cross sectional correlation. Data analysis using the Kendall Tau correlation test to determine the relationship between variables. Sample of 33 respondents in the study inclusion and exclusion criteria.There is a significant relationship between parents perception about the management of juvenile delinquency with adolescent growth and development in the Village Adikarto, District Adimulyo, Kebumen indicated by the value of t calculated 0.284 (p = 0.028). There is a significant relationship between parents perception about the management of juvenile delinquency with adolescent growth and development in the Village Adikarto, District Adimulyo, Kebumen.   Keywords: Parents, Juvenile Delinquency, Growth and Development
Hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout artrhitis terhadap skala nyeri Sholihah, Sitta Hasanatin; Retnowati, Eko; Darto, Darto
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol. 8 No. 1 (2024): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v8i1.9566

Abstract

Swamedikasi harus dilakukan sesuai dengan penyakit yang dialami. Pelaksanaannya harus memenuhi kriteria penggunaan obat yang rasional antara lain tepat obat, tepat dosis, tidak ada efek samping, tidak ada kontraindikasi, tidak ada interaksi obat, dan tidak ada polifarmasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout arthritis terhadap skala nyeri. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian prospektif dengan teknik wawancara kepada responden untuk menggali data/informasi tentang masalah swamedikasi obat double anti nyeri pada penderita gout arthritis. Populasi yang digunakan adalah sebanyak 60 responden dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang melakukan swamedikasi dengan tujuan untuk pengobatan gout arthritis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang dilakukan, data analisis menggunakan uji Chi Square untuk nilai P value dari hubungan penggunaan obat double anti nyeri pada swamedikasi gout arthritis terhadap skala nyeri adalah 0,399 > 0,05 sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Formulasi salep ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk.) dengan basis cera dan vaselin album Retnowati, Eko; Hasanatin, Sitta; Setyaningsih, Dewi
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol. 7 No. 2 (2023): September
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i2.9567

Abstract

ABSTRACT The ethanol extract of the leaves of cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk.) with a concentration of 20% have antibacterial activity. This study aims to determine the physical characteristics of the ethanol extract of cocor duck leaf ointment based on a combination of Cera alba and Vaseline album. The method used in this research is the maceration method using 70% ethanol and the extract concentration used in each formula is 20%. The ointment was made in 5 formulas with a combination of Cera alba and Vaseline album of Fl (5.95), FII (10 90), FIII (15 85), FIV (20 80), FV (25 75). The ointment was tested for physical characteristics including: organoleptic, homogeneity, viscosity, spreadability, adhesion, and pH. The results of the organoleptic and homogeneity tests were analyzed descriptively, while data on dispersion and adhesion were analyzed statistically by one-way ANOVA parametric with a 95% confidence level followed by the Tuckey test, while the viscosity and pH values ​​were analyzed non-parametric statistics using Kruskal Wallis followed by Mann Whitney test. Based on the results showed that the combination of cera alba-vaceline album base produced a homogeneous ointment with different characteristics in viscosity, adhesion, spreadability and pH. Keywords: Ethanol extract, Kalanchoe pinnata, ointment, cera alba, vaseline album   ABSTRAK Ekstrak etanol daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata Lamk.) dengan kadar 20% telah terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik salep ekstrak etanol daun cocor bebek dengan basis kombinasi cera alba dan vaselin album. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode maserasi menggunakan etanol 70% dan konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam tiap formula sebesar 20%. Salep dibuat sebanyak 5 formula dengan kombinasi cera alba:vaselin album yaitu Fl (5:95), FII (10:90), FIII (15:85), FIV (20:80), FV (25:75). Salep diuji karakteristik fisiknya meliputi: organoleptis, homogenitas, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan pH. Hasil uji organoleptis dan homogenitas dianalisis secara deskriptif, sedangkan data pada daya sebar dan daya lekat dianalisis secara statistik parametrik Anova satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dilanjutkan uji Tuckey, sedangkan viskositas dan nilai pH dianalisis secara statistik non parametrik menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi basis cera alba-vaselin album menghasilkan salep yang homogen dengan karakteristik yang berbeda pada viskositas, daya lekat, daya sebar dan pH. Kata Kunci: Ekstrak etanol, Kalanchoe pinnata, salep, cera alba, vaselin album
TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN TELEFARMASI DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI MASYARAKAT Retnowati, Eko; Primananda, Arina Zulfah; Manik, Nirmala; Isnaini, Ratna Dewi; Harahap, Febrianti
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 9, No 2 (2024): IJF (INDONESIA JURNAL FARMASI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v9i2.2626

Abstract

Latar belakang: tingkat pengetahuan dan penggunaan telefarmasi di Kabupaten Padang Lawas Utara. Telefarmasi, sebagai sebagian bentuk telemedisin, mengalami peningkatan penggunaan selama pandemi COVID-19 karena pembatasan pelayanan kesehatan. Penyelidikan ini tujuannya guna tahu tingkat wawasan penggunaan telefarmasi dalam pelayanan kefarmasian pada masyarakat Padang Lawas Utara, Provinsi Sumatera Utara. Metode penyelidikan ini dijalankan dalam desain penelitian cross-sectional. Penyelidikan ini melibatkan 100 responden yang seluruhnya menggunakan layanan telefarmasi. Mayoritas responden memiliki pemahaman yang baik mengenai telefarmasi (50%), diikuti dengan pengetahuan cukup (36%) dan pengetahuan kurang (14%). Tingkat Pengetahuan responden secara keseluruhan mengenai pengetahuan tentang tingkat penggunaan telefarmasi adalah 1545, sehingga peneliti menghitung pengetahuan responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Skor = 1545/2200 x 100% = 70.22% (Kategori Pengetahuan baik). Alasan utama masyarakat memanfaatkan layanan telefarmasi karena dianggap lebih praktis serta efisien, terutama untuk mereka dengan sedang menjalani karantina ataupun memiliki keterbatasan akses ke layanan kefarmasian. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa penggunaan telefarmasi dapat meningkatkan aksesibilitas pelayanan kefarmasian, efisiensi waktu, dan ketaatan pasien, serta pengurangan risiko kesalahan pemakaian obat dan biaya perawatan. Namun, tingkat pemanfaatan telefarmasi untuk swamedikasi di kalangan usia produktif masih kurang, sehingga diperlukan upaya sosialisasi yang lebih luas. Telefarmasi terbukti dapat meningkatkan aksesibilitas, efisiensi waktu, dan mengurangi risiko penularan penyakit, serta meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat.  AbstractBackground: The level of knowledge and utilization of telepharmacy in North Padang Lawas Regency. Telepharmacy, as a part of telemedicine, has seen increased usage during the COVID-19 pandemic due to restrictions on healthcare services. This investigation aims to understand the level of awareness and usage of telepharmacy in pharmaceutical services among the population of North Padang Lawas, North Sumatra Province. This study was conducted using a cross-sectional research design, involving 100 respondents, all of whom utilized telepharmacy services. The majority of respondents had a good understanding of telepharmacy (50%), followed by moderate knowledge (36%) and poor knowledge (14%). The overall knowledge level of respondents regarding the usage of telepharmacy was 1545, and the researchers calculated the knowledge level using the following formula: Score = 1545/2200 x 100% = 70.22% (Good Knowledge Category). The main reasons for the public's use of telepharmacy services were convenience and efficiency, particularly for those under quarantine or with limited access to pharmaceutical services.Results: The study showed that the use of telepharmacy can improve accessibility to pharmaceutical services, save time, enhance patient adherence, and reduce the risk of medication errors and healthcare costs. However, the utilization of telepharmacy for self-medication among the productive age group is still low, indicating a need for broader outreach and education efforts. Telepharmacy has proven to improve accessibility, save time, reduce the risk of disease transmission, and increase patient compliance in medication use.  
Uji Aktivitas Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Pada Bakteri (Salmonella Typhi, Escherichia Coli, Staphylococus Aureus, Pseudomonas Aerogenosa, dan Stapylococus Epidermidis) Sukoharjanti, Bintari Tri; Retnowati, Eko
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i2.104984

Abstract

Meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik menjadi salah satu kendala utama dalam pengobatan infeksi, khususnya terhadap bakteri seperti Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu alternatif yang dikembangkan adalah penggunaan ekstrak alami, seperti dari cacing tanah (Lumbricus rubellus), yang diketahui mengandung senyawa antibakteri seperti lumbrokinase, peptida, dan enzim proteolitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol Lumbricus rubellus terhadap lima bakteri patogen menggunakan metode difusi cakram pada media Nutrient Agar (NA). Uji dilakukan dalam tiga konsentrasi (F1, F2, dan F3). Hasil menunjukkan zona hambat terbesar pada Staphylococcus aureus (16,07 mm, F2) dan Staphylococcus epidermidis (16,72 mm, F3), dikategorikan sebagai respon “kuat” dan “sedang”. Zona hambat pada Salmonella typhi berkisar antara 11,89–13,05 mm (kuat), sedangkan Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli masing-masing menunjukkan respon “sedang”. Kontrol positif cefixime terhadap Salmonella typhi menunjukkan aktivitas sangat kuat (22,80 mm). Hasil ekstrak Lumbricus rubellus memiliki potensi sebagai agen antibakteri alami terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, meskipun aktivitasnya bervariasi. Kesimpulan F3 merupakan sediaan paling potensial, dengan aktivitas sedang hingga kuat terhadap hampir semua bakteri uji, khususnya Pseudomonas aeruginosa dan S. epidermidis. Ekstrak cacing tanah memperlihatkan aktivitas kuat terhadap bakteri Gram-positif, dan aktivitas sedang terhadap Gram-negatif.
FORMULASI DAN UJI KARAKTERISTIK FISIK EKSTRAK ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) SEBAGAI SEDIAAN KRIM WAJAH Retnowati, Eko; Isnaini, Ratna Dewi; Primananda, Arina Zulfah; Manik, Nirmala; Falihah, Diah Nur
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 9, No 2 (2024): IJF (INDONESIA JURNAL FARMASI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v9i2.2874

Abstract

AbstrakAnggur laut (Caulerpa racemosa) memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi manusia seperti vitamin A, vitamin C, kalsium, zat besi, yodium. Oleh karena itu tumbuhan anggur laut dapat digunakan sebagai bahan kecantikan dan pengobatan. Anggur laut juga memiliki kandungan hemiselulosa dan selulosa merupakan produk metabolit primer dalam bentuk serat yang tidak larut dalam air sehingga dapat mencegah kanker pada usus besar, ambeien, dan Sembelit. selain itu, anggur laut (Caulerpa racemosa) juga memiliki kandungan metabolit sekunder dalam bentuk senyawa biokatif seperti alkaloid, triterpenoid, diterpenoid, fenol, dan flovonoid yang memiliki manfaat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan menguji ekstrak anggur laut (Caulerpa racemosa) manakah yang memiliki hasil uji evaluasi mutu fisik paling mendekati spesifikasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. penelitian eksperimental merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh penelitin dengan cara memberikan pelakukan tertentu terhadap subjek penelitian dengan membangkitkan sesuatu keadaan yang akan diteliti. Hasil penelitian didapatkan formulasi yang paling optimal pada sediaan krim pada formulasi ke 3 pada kosentrasi 1,5%. Simpulan, Ada perbedaan signifikan dan F1 dan F3 sebesar  0,001 dapat diartikan bahwa ada perbedaan signifikan. Formulasi 2 dan formulasi 1 terdapat nilai signifikan 0,019 dapat diartikan ada perbedaan signifikan, pada formulasi 2 dan formulasi 3 mendapatkan nilai signifikan 0,230 sehingga dapat diartikan tidak ada perbedaan signifikan. Abstract Sea grapes (Caulerpa racemosa) contain ingredients that are very beneficial for humans such as vitamin A, vitamin C, calcium, iron, iodine. Therefore, sea grape plants can be used as beauty and medicinal ingredients. Sea grapes also contain hemicellulose and cellulose is a primary metabolite product in the form of water-insoluble fiber so it can prevent colon cancer, hemorrhoids and constipation. Apart from that, sea grapes (Caulerpa racemosa) also contain secondary metabolites in the form of bioactive compounds such as alkaloids, triterpenoids, diterpenoids, phenols and flavonoids which have benefits as antioxidants. Aims to formulate and test which sea grape (Caulerpa racemosa) extract has the physical quality evaluation test results closest to specifications. This research uses experimental research. Experimental research is research carried out deliberately by researchers by giving certain actions to research subjects by generating a situation to be studied. Results show the most optimal formulation for cream preparation was the 3rd formulation at a concentration of 1.5%. Conclusion, there is a significant difference and F1 and F3 of 0.001 can mean that there is a significant difference. Formulation 2 and formulation 1 have a significant value of 0.019 which means there is a significant difference, formulation 2 and formulation 3 get a significant value of 0.230 so it can be interpreted as no significant difference
PENGARUH PERBANDINGAN PEMBERIAN DOSIS EKSTRAK ETANOL DAUN NAMPU (Homelomena rubescens ‘Maggy’) TERHADAP EFEK ANTIPIRETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN Sukoharjanti, Bintari Tri; Retnowati, Eko; Saadah, Amelia Nailis
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 9, No 2 (2024): IJF (INDONESIA JURNAL FARMASI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v9i2.2878

Abstract

Latar Belakang: Nampu, juga dikenal sebagai "Qiannianjian", merupakan tanaman hias yang tumbuh di daerah pegunungan, di sepanjang tepi sungai, dan di sepanjang tepi danau. Tanaman ini mengandung banyak saponin dan flavonoid yang memiliki fungsi sebagai antripetik yang menurunkan suhu tubuh..Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antipiretik pada daun nampu terhadap tikus putih jantan yang diinduksi pepton.Metode : penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang dilakukan secara eksperimental group-design.Hasil : Daun nampu mengandung saponin dan flavonoid. Hasil pengujian lima ekor tikus jantan dengan membagi menjadi lima kelompok perlakuan, dengan pemberian induksi pepton (T1) suhu kelima hewan uji mengalami kenaikan suhu antarra 1,66 hingga 1,78oC dari suhu awal, pemberian aquades (K-) tidak mengakibatkan penurunan suhu tubuh kelima hewan uji, masih berada di kisaran 38oC, pemberian sirup paracetamol secara signifikan mengurangi suhu kelima hewan uji, dengan penurunan hingga 1.20oC pada menit ke-120 pasca induksi pepton denga perbandingan hasil pegujian antireptik dari kelompok ekstrak etanol daun nampu, menunjukkan pemberian dosis 250 mg/KgBB ekstrak etanol daun nampu pada hewan uji menghasilkan penurunan suhu yang signifikan hingga 0.90oC. Pemberian dosis 500 mg/KgBB ekstrak etanol dan nampu memiliki dampak yang signifikan pada perubahan suhu badan tikus hingga 1.18oC pada akhir waktu pengujian. Begitupula dengan pemberian dosis 1.000 mg/KgBB ekstrak etanol daun nampu penurunan suhu tubuh hewan uji P3 mengalami penurunan suhu yang signifikan hingga 1.28oC.Simpulan : Ekstrak etanol daun nampu dengan pemberian dosis 1.000 mg/KgBB ditemukan menjadi dosis yang paling efektik dibandingkan kedua ekstrak etanol daun nampu lainnya dimana penurunan suhu tubuh hewan uji P3 mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih cepat dibandingkan suhu control positif (sirup paracetamol), dengan selisih penurunan suhu sekitar 3%.
Upskilling and Reskilling Non-Communicable Disease Cadres for Increasing Chronic Disease Management Lestari, Diana Tri; Retnowati, Eko; Aman, Syahrial
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jpm.v6i1.2336

Abstract

Purpose: Non-communicable diseases (NCDs) are often chronic diseases, with the incidence rate increasing every year. All elements are involved in the prevention and management of NCDs. Likewise, NCDs posbindu cadres are the spearhead in the community. This community service aims to improve the knowledge and skills of NCDs posbindu cadres in efforts to prevent, early detect, manage and report NCDs. Method: The method used in community service uses a knowledge transfer approach, science and technology diffusion, asset-based community development and participatory action programs. All cadres of NCDs and Puskesmas were involved in this activity. The program implementation procedure is preceded by socialization, implementation, monitoring and evaluation. Practical Application: The implementation of upskilling and reskilling cadre activities is carried out in 2 stages. There are improving cognitive knowledge with structured education, then the next stage is skill improvement with early detection demonstrations using medical devices. Conclusion: This Upskilling and rekskilling activity for posbindu cadres can improve the knowledge and skills of NCDs posbindu cadres.
Relationship Between Geriatric Patient Characteristics and Adherence to Outpatient Antihypertensive Therapy in Hospitals Nisa, Fadlilatul Muthi’atun; Retnowati, Eko; Kurniawan, Galih
Advances in Healthcare Research Vol. 3 No. 2 (2025): March - August
Publisher : Yayasan Pendidikan Bukhari Dwi Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60079/ahr.v3i2.596

Abstract

Purpose: This study aimed to analyze the relationship between geriatric patient characteristics and adherence to antihypertensive therapy in the outpatient department of Sarkies ‘Aisyiyah Kudus Hospital, with the hypothesis that sociodemographic factors such as age, gender, education, occupation, socioeconomic status, duration of illness, and knowledge influence treatment adherence. Research Method: A quantitative analytical observational study with a cross-sectional approach was conducted from May to June 2025. The sample consisted of 60 geriatric hypertensive patients selected through purposive sampling. Data were collected using the validated MARS-5 questionnaire and a knowledge-level questionnaire. Data analysis included validity and reliability tests, as well as univariate and bivariate analyses using the Chi-Square test with SPSS 27. Results and Discussion: The majority of respondents (96.7%) demonstrated high adherence to antihypertensive therapy. Bivariate analysis revealed significant associations between education level (p = 0.039), occupation (p < 0.001), and knowledge level (p = 0.012) with adherence. In contrast, no significant relationships were found with gender, age, duration of hypertension, or socioeconomic status. These results suggest that knowledge, education, and daily activities significantly influence adherence behavior, whereas demographic characteristics alone do not. Implications: The findings underscore the importance of health education, family support, and pharmacist counseling in promoting adherence among geriatric patients, particularly those with limited knowledge or educational backgrounds. Future studies should involve larger populations, employ longitudinal designs, and investigate the role of family support and healthcare communication in enhancing long-term adherence.