Beton terdiri dari agregat kasar, agregat halus, air, dan semen portland. Beton biasanya diaplikasikan pada pondasi, kolom, balok, pelat lantai, gorong-gorong, bendungan, dan bendungan. Secara umum beton tersusun atas semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Dapat dicampur dengan bahan tambahan yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitasnya. Diperlukan perencanaan campuran beton dengan syarat-syarat tertentu untuk memperoleh mutu beton yang diinginkan. Kualitas beton tergantung pada bahan penyusunnya. Semen merupakan salah satu bahan penyusun beton yang berfungsi sebagai pengikat agregat pada campuran beton. Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain fasa, jenis semen, gradasi agregat, sifat dan seni agregat (pencampuran, pemadatan, dan pemeliharaan), umur beton, dan bahan kimia tambahan (admixture). Beton sedang tren karena merupakan bahan konstruksi yang memiliki banyak keunggulan, antara lain mudah dalam pengerjaan, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, mampu menahan kuat tekan yang baik, tahan aus, kedap air, dan ekonomis (terbuat dari bahan lokal yang mudah didapat) dan mudah perawatannya sehingga beton sangat banyak digunakan untuk struktur besar maupun kecil. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi antara lain kuat tekannya yang tinggi. Mampu mengikuti bentuk bangunan dengan leluasa, serta tahan terhadap api, dan biaya perawatan yang relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang dihasilkan dari berbagai variasi penambahan Superplasticizer Concrete Admixture (SPCA) dengan standar beton fc' 19,3MPa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah SNI 63-2834-2000 tata cara pembuatan campuran beton standar. Kesimpulan dari hasil pengujian adalah nilai kuat tekan beton standar (BS) umur 28 hari sebesar 19,69 MPa lebih besar dari kuat tekan beton rencana yaitu 19,3 MPa, nilai kuat tekan beton tertinggi dengan penambahan SPCA 1,25% (SPCA-1 ) sebesar 20,38 Mpa maka berat jenis rata-rata beton umur 28 hari dikategorikan beton biasa