Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PECAHAN KACA TERHADAP CAMPURAN MORTAR Mulyadi, Asri; Suanto, Pengki; Purba, Wismoyo
Jurnal Teknik Sipil Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.462 KB) | DOI: 10.36546/tekniksipil.v10i1.463

Abstract

Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, semen dan air. Konsistensi mortar ini nantinya akan berguna dalam menentukan kekuatan mortar yang menjadi spesi, plesteran dinding, batako dan sebagainya, sehingga diharapkan mortar yang menahan gaya tekan akibat beban yang bekerja padanya tidak hancur, maka pada penelitian yang kami lakukan kali ini, kami mencoba menggunakan limbah pecahan kaca sebagai bahan tambahan pada mortar. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan menggunakan kubus baja ukuran 5cm x 5cm x 5cm, masing-masing umur mortar yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan mortar. perbandingan bahan-bahan kering yang digunakan adalah 1 bagian berat semen berbanding 2 bagian berat pasir, 1 bagian berat semen berbanding 3 bagian berat pasir, 1 bagian berat semen berbanding 4 bagian berat pasir, dan faktor air semen adalah 0,484 untuk semua jenis semen portland. Dari hasil evaluasi uji kuat tekan yaitu pada mortar tanpa menggunakan material tambahan serbuk kaca atau Mortar normal pada umur Mortar 28 hari didapat kuat tekan Mortar sebesar 52,53 kg/cm2, pada mortar yang menggunakan material tambahan serbuk kaca 3% pada umur mortar 28 hari didapat kuat tekan mortar sebesar 54,40 kg/cm2, pada mortar yang menggunakan material tambahan serbuk kaca 6% pada umur mortar 28 hari didapat kuat tekan mortar sebesar 46,93 kg/cm2 dan mortar yang menggunakan material tambahan serbuk kaca 9% pada umur mortar 28 hari di dapat kuat tekan mortar sebesar 41,96 kg/cm2.
ANALISIS KUAT TARIK BELAH BETON PADA STANDAR KUAT TEKAN K200 DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH PECAHAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Mulyadi, Asri; Suanto, Pengki; Meiza, Ricki
Jurnal Teknik Sipil Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.603 KB) | DOI: 10.36546/tekniksipil.v10i2.465

Abstract

Beton merupakan faktor utama dalam bidang konstruksi pada saat ini bahan yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang mempunyai banyak kelebihan antara lain, mudah dikerjakan dengan cara mencampur semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan bahan tambahan lain bila diperlukan dengan perbandingan tertentu. Untuk itu bahan konstruksi ini dianggap sangat penting untuk terus dikembangkan, salah satu inovasi adalah penggantian agregat kasar sebagai salah satu bahan penyusun beton, yakni menggunakan limbah pecahan tempurung kelapa karena secara fisologis bagian tempurung kelapa merupakan struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung kelapa tersebut. Sehingga hal ini memungkinkan penggunaan tempurung kelapa dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat kasar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kuat tarik belah beton normal dengan beton memakai bahan limbah pecahan tempurung kelapa dengan variasi 5%, 10%,dan 15% sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran mutu beton rencana K200, benda uji di cetak dengan menggunakan silinder beton dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari. Dari hasil uji kuat tarik belah beton yaitu pada beton normal dengan umur 14, 21, dan 28 hari didapat kuat tarik belah beton diatas kuat tarik belah beton rencana 3,76 N/mm2. Kuat tarik belah beton yang dicapai oleh beton dengan menggunakan limbah pecahan tempurung kelapa 5% dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari didapat kuat tarik belah beton relatif rendah dari kuat tarik belah beton rencana 3,76 N/mm2. Begitu juga kuat tarik belah beton yang dicapai oleh beton dengan menggunakan limbah pecahan tempurung kelapa 10%,15% dengan umur 7, 14, 21, dan 28 hari didapat kuat tarik belah beton relatif rendah.
ANALISIS KUAT TEKAN MUTU BETON K.200 MEMAKAI LIMBAH PECAHAN GENTENG BETON SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Mulyadi, Asri; Suanto, Pengki; Ferdinan, Ferdinan
Jurnal Teknik Sipil Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.36 KB) | DOI: 10.36546/tekniksipil.v11i1.466

Abstract

Memakai material bahan limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar dalam campuran beton di Indonesia masih belum banyak dilakukan, tetapi sudah mulai digunakan antara lain untuk pengurukan, lapisan pondasi jalan dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena bahan baku agregat kasar mudah didapat. Namun cepat atau lambat material akan semakin habis sehingga menyebabkan material dari tahun ketahun akan semakin mahal. Melihat dari uraian di atas maka disini perlu untuk melakukan pemanfaatan material limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan menggunakan kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm, masing-masing umur perendaman yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran mutu beton K200 tersebut dibuat berfariasi yaitu dengan menggunakan material limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar 0%, 5%, 15% dan 25%. Dari hasil evaluasi uji kuat tekan yaitu pada beton tanpa menggunakan material pengganti agregat kasar atau beton normal pada umur beton 28 hari di dapat kuat tekan beton sebesar 200,03 kg/cm2, pada material limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar 5% umur beton 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 190,97 kg/cm2, pada material limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar 15% umur beton 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 185,68 kg/cm2 dan material limbah pecahan genteng beton sebagai pengganti agregat kasar 25% umur beton 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 169,83 kg/cm2.
ANALISIS PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM CAMPURAN MUTU BETON K.250 Mulyadi, Asri; Yunanda, Mega; Suanto, Pengki; Yulius, Yulius
Jurnal Teknik Sipil Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.458 KB) | DOI: 10.36546/tekniksipil.v11i2.516

Abstract

Dalam proses penggilingan padi akan menghasilkan sekam padi yang belum termanfaatkan secara optimal oleh masyarakat, sampai saat ini sekam padi dibuang atau dibakar, jika limbah dibuang terus menerus tanpa adanya pengolahan yang maksimal dapat menimbulkan gangguan keseimbangan, dengan demikian menyebabkan lingkungan tidak berfungsi seperti semula. Berdasarkan hal diatas, penulis mencoba melakukan penelitian pencampuaran abu sekam padi dengan semen, pasir, koral dan air dibuat dalam bentuk campuran beton. Mutu beton ditentukan oleh bahan dan campuran yang telah ditetapkan pada kelas beton 21,7 MPa (K250). Penelitian dan pengujian beton ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton dan memanfaatkan limbah abu sekam padi dan agregat halus (pasir) dari sungai musi, sedangkan agregat kasar dari lahat. Pada penelitian ini beda uji dicetak dengan menggunakan kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm dan direndam, masing-masing umur perendaman yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran beton K.250 tersebut dibuat campuran abu sekam padi yang berfariasi yaitu dengan campuran abu sekam padi 0% (beton normal), campuran abu sekam padi 2%, campuran abu sekam padi 7,5% dan campuran abu sekam padi 15%. Beton yang mencapai umur 28 hari karena pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan beton telah mencapai 100%. Dari evaluasi hasil uji kuat tekan yaitu pada beton normal dengan umur rendaman 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 237,01 kg/cm2, pada campuran abu sekam padi 5% dengan umur rendaman 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 225,69 kg/cm2, pada campuran abu sekam padi 7,5% dengan umur rendaman 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 212,86 kg/cm2 dan campuran abu sekam padi 15% dengan umur rendaman 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 191,72 kg/cm2. Dari hasil evaluasi kuat tekan beton yang mengandung campuran tambahan abu sekam padi sebesar 0%, 2%, 7,5% dan 15% tidak mempunyai kuat tekan yang melebihi dari beton K.250.
Analisa Kuat Tekan Beton Dengan Penambahan Superplasticizer Concrete Admixture Pada Mutu Beton Standar fc’ 19,3 Mpa Trisnawati, Ice; Suanto, Pengki; Hidayat, Iqbal
Jurnal Teknik Sipil Vol 14 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36546/tekniksipil.v14i1.1266

Abstract

Beton terdiri dari agregat kasar, agregat halus, air, dan semen portland. Beton biasanya diaplikasikan pada pondasi, kolom, balok, pelat lantai, gorong-gorong, bendungan, dan bendungan. Secara umum beton tersusun atas semen, agregat halus, agregat kasar, dan air. Dapat dicampur dengan bahan tambahan yang dapat meningkatkan kinerja dan kualitasnya. Diperlukan perencanaan campuran beton dengan syarat-syarat tertentu untuk memperoleh mutu beton yang diinginkan. Kualitas beton tergantung pada bahan penyusunnya. Semen merupakan salah satu bahan penyusun beton yang berfungsi sebagai pengikat agregat pada campuran beton. Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain fasa, jenis semen, gradasi agregat, sifat dan seni agregat (pencampuran, pemadatan, dan pemeliharaan), umur beton, dan bahan kimia tambahan (admixture). Beton sedang tren karena merupakan bahan konstruksi yang memiliki banyak keunggulan, antara lain mudah dalam pengerjaan, mudah dibentuk sesuai kebutuhan, mampu menahan kuat tekan yang baik, tahan aus, kedap air, dan ekonomis (terbuat dari bahan lokal yang mudah didapat) dan mudah perawatannya sehingga beton sangat banyak digunakan untuk struktur besar maupun kecil. Keunggulan beton sebagai bahan konstruksi antara lain kuat tekannya yang tinggi. Mampu mengikuti bentuk bangunan dengan leluasa, serta tahan terhadap api, dan biaya perawatan yang relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang dihasilkan dari berbagai variasi penambahan Superplasticizer Concrete Admixture (SPCA) dengan standar beton fc' 19,3MPa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah SNI 63-2834-2000 tata cara pembuatan campuran beton standar. Kesimpulan dari hasil pengujian adalah nilai kuat tekan beton standar (BS) umur 28 hari sebesar 19,69 MPa lebih besar dari kuat tekan beton rencana yaitu 19,3 MPa, nilai kuat tekan beton tertinggi dengan penambahan SPCA 1,25% (SPCA-1 ) sebesar 20,38 Mpa maka berat jenis rata-rata beton umur 28 hari dikategorikan beton biasa
ANALISIS KUAT TEKAN MUTU BETON K225 MENGGUNAKAN LIMBAH PECAHAN BETON DAN SIKA TILEFIX-200TA Mulyadi, Asri; Suanto, Pengki; Hermantoni, Hermantoni
Jurnal Teknik Sipil Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36546/tekniksipil.v12i1.700

Abstract

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (pasir, kerikil, batu pecah, atau jenis agregat lain) dengan semen yang dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu dicampur bersama-sama sampai campuran menjadi homogen dan bersifat plastis sehingga mudah untuk dikerjakan. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti penyusun beton adalah Sika Tilefix-200TA serta menggunakan kembali limbah pecahan beton untuk penggunaan beton baru, menjadi alternatif bahan beton yang menguntungkan, karena agregat yang digunakan adalah agregat yang telah dibuang. Dengan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai kuat tekan mutu beton K225 menggunakan limbah pecahan beton dan Sika Tilefix-200TA. Penelitian ini bertujanUntuk mengetahui pengaruh kuat tekan beton pada masing-masing variasi pengganti semen dan koral pada campuran beton yang menghasilkan kuat tekan optimum dan agregat halus (pasir) dari sungai musi, sedangkan agregat kasar dari lahat. Pada penelitian ini benda uji dicetak dengan menggunakan kubus baja ukuran 15cm x 15cm x 15cm, masing-masing umur yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari dengan pengujian kuat tekan beton. Pada campuran beton K.225 tersebut dibuat campuran pengganti semen yang berfariasi yaitu dengan campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 0% (normal), campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 10%, campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 20% dan campuran limbah pecahan beton dan SIKA TILEFIX-200TA 30% dari berat koral dan semen. Beton yang mencapai umur 28 hari karena pada umur ini menurut PBI 1974, kekuatan beton telah mencapai 100%. Dari evaluasi hasil uji kuat tekan yaitu pada beton normal dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 223,43 kg/cm2, pada campuran pengganti semen 10% dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 200,78 kg/cm2, pada campuran pengganti 20% dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 175,12 kg/cm2 dan campuran pengganti semen 30% dengan dengan umur 28 hari didapat kuat tekan beton sebesar 157,00 kg/cm2. Dari hasil evaluasi kuat tekan beton yang menggunakan limbah pecahan beton dan Sika Tilefix-200TA pengganti sebesar 10%, 20% dan 30% tidak mempunyai kuat tekan yang melebihi dari beton normal.
ANALISIS KUAT TEKAN PAVING BLOCK KOMPOSIT SEBAGAI LAPIS PERKERASAN BEBAS GENANGAN AIR YANG MENGAKIBATKAN BANJIR DI KOTA PALEMBANG Mulyadi, Asri; Diawarman, Diawarman; Suanto, Pengki; Febriani, Lola; Khoirunnisa, Azizah
Jurnal Teknik Sipil Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36546/tekniksipil.v13i1.959

Abstract

Pembangunan jalan umumnya menggunakan perkerasan kaku dan perkerasan lentur yang kedap air, sehingga menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak semakin sedikit daerah resapan air. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi genangan air, seperti pembuatan paving block, sebatas hanya untuk konstruksi nonstructural seperti area parkir, trotoar untuk pejalan kaki, pekarangan rumah, dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis akan mencoba menganalisis kuat tekan paving block komposit dengan paralon ½”, ¾”, dan 1” yang gunanya untuk lapis perkerasan bebasdarigenanganair. Darihasilpenelitiandanpengujiankuat tekan PavingBlockKomposit dengan paralon ½”, ¾”, dan 1” didapat nilai kuat tekan Paving Block Normal adalah 1,05 kg/cm2, kemudian kuat tekan Paving Block dengan paralon ½” adalah 0,93 kg/cm2, lalu kuat tekan Paving Block dengan paralon ¾” adalah 0,96 kg/cm2. Sedangkan kuat tekan Paving Block dengan paralon 1” adalah 1,55 kg/cm2. Jadi nampak kuat tekan paving block dengan paralon ½”, dan ¾” cendrung menurun dari paving block Normal, dankuat tekan pavingblock denganparalon1” terjadipeningkatandan melebihi kuat tekan paving block normal. Dengan demikian penggunaan paralon 1” untuk paving block komposit merupakan kadar optimum pada penelitian ini.
Effect of Tissue Waste Fibers in the Concrete Mix on the Flexural Strength of FS 45 Suanto, Pengki; Trisnawati, Ice
Jurnal Teknik Sipil Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Civil Engineering Study Program Faculty of Engineering, University of Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36546/tekniksipil.v14i2.1472

Abstract

This research aims to understand the effect of tissue waste fiber on flexural strength in concrete quality FS 45. FS 45 concrete has excellent mechanical properties under bending loads. On the other hand, in many structural applications, an enhancement in the flexural properties of concrete is needed to avoid cracking with such a high degree of bending stresses [3]. Excess tissue waste has been used as another fiber material selection because it is abundant waste, can even increase the tensile strength of the fibers, and does not damage the environment. The FS 45 concrete mixtures were obtained by blending tissue waste fibers with 0%, 0.5%, 1%, and 1.5% of the weight of cement into the mixtures in this research project. Methodology In this study, ordinary concrete beam standard samples tested in 28 days using a three-point-finding testing methodology were produced. The flexural strength of concrete with and without tissue waste fibers is tested using this test. Comparison of flexural strength value between control samples and fiber-added samples, as well as assessment of the change of mechanical strength based on percentages of fiber addition, were carried out for data analysis. The test result shows that the tissue waste fibers significantly increased the FS 45 concrete flexural strength. It results in a 15% improvement in flexural strength over fibre-free concrete at an optimum ratio of 1%. In contrast, the fibers incorporated more than 1% in terms of mass would be evenly distributed but started clumping, which leads to lower flexural strength. The study concludes that fiber from tissue waste can act as a suitable secondary reinforcement to enhance the flexural strength of concrete at proper proportions. These disclosures help recycle waste and improve concrete with new efficient parameters for use by the construction sector.
Effect of the Addition of Straw Fiber on the Bending Strength of Concrete Fc’ 25 Suanto, Pengki
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i12.62598

Abstract

Analysis of how adding straw fibres affects concrete's mechanical qualities, namely its flexural and compressive strengths. Compressive, flexural, and slump tests were used to evaluate concrete with different percentages of straw fibres (0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%). The slump test results demonstrated that adding straw fibre decreased the concrete's workability, with the slump value falling as the percentage of straw fibre rose. Concrete testing with straw fibre revealed a considerable drop in compressive strength, going from 28 MPa in concrete without straw fibre to 20 MPa in a mixture containing 10% straw fibre. This decline results from unevenly dispersed straw fibres, which lowers the density of the concrete. But when adding straw fibre, the concrete's bending strength rose dramatically. It went from 6 MPa in concrete without straw fibre to 11 MPa in a combination containing 10% straw fibre. The study's findings indicate that straw fibres can lower concrete's compressive strength and boost the material's resistance to bending stresses. Straw fibre is an economical and environmentally beneficial additive with advantages in applications requiring strong flexural resistance. It can also lessen environmental effects.