Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KAJIAN EVALUASI LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN CENDANA DINUSA TENGGARA TIMUR Marwan Hendrisman; Hendri Sosiawan; Gatot Irianto
BERITA BIOLOGI Vol 5, No 5 (2001)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v5i5.1468

Abstract

Komoditas kayu cendana menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sampai 40% untuk Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),sehingga dapat dijadikan komoditas andalan bagi Propinsi ini. Pulau Sumba dan Pulau Timor diduga merupakan tempat asal tumbuh cendana, sehingga untuk pengembangan budidaya cendana dapat dicari daerah yang mempunyai ekosistem yang mirip dengan daerah asalnya.Teknologi budidaya tepatguna bagi cendana perlu dikembangkan untuk memperluas areal tanam komoditas tersebut.Untuk itu perlu dibentuk suatu dewan riset cendana secara lintas sektoral dari berbagai disiplin ilmu.
PREFERENSI PETANI TERHADAP BEBERAPA VARIETAS PADI INPARA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT KALIMANTAN SELATAN Koesrini Koesrini; Hendri Sosiawan; Yanti Rina Darsani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 1 (2020): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v22i1.1108

Abstract

Inpara atau Inbrida Padi Rawa adalah varietas adaptif untuk lahan rawa. Varietas Inpara 2 dan Inpara 3 paling banyak ditanam di lahan rawa pasang surut di Kalimantan Selatan. Varietas Inpara lainnya, terutama Inpara 6, 7, 8, dan 9, relatif belum banyak dikenal petani. Perlu upaya mendiseminasikan keempat varietas tersebut melalui demplot varietas.Tujuan penelitian: mengetahui preferensi petani terhadap karakteristik tanaman, mutu beras, dan rasa nasi beberapa varietas Inpara di lahan rawa pasang surut Kalimantan Selatan.Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balandean Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan tahun 2018. Jumlah sampel 30 orang dipilih secara acak sederhana. Hasil: petani menyukai varietas Inpara 2, cukup suka terhadap varietas Inpara 7, 8, dan 9, tidak suka varietas Inpara 6 berdasarkan morfologi tanaman dan ketahanan terhadap OPT. Petani menyukai varietas Inpara 2, 6, 8, dan 9 serta cukup suka terhadap varietas Inpara 7 berdasar mutu gabah atau beras dan uji rasa nasi. Secara umum petani lebih menyukai varietas Inpara 2 dibanding empat varietas lainnya yang diuji, baik dari segi morfologi tanaman, ketahanan terhadap OPT, mutu gabah atau beras dan rasa nasi. Kriteria umur panen, jumlah anakan produktif, tipe tanaman dan mutu nasi (warna, rasa, kepulenan) menjadi karakter penting dalam pemilihan varietas yang disukai petani
Kajian Kelayakan Usahatani Sawit Rakyat Diberbagai Tipe Luapan Lahan Rawa Pasang Surut Wahida Annisa Yusuf; Agus Hasbianto; Muhammad Husaini; Hendri Sosiawan
JURNAL TRITON Vol 15 No 2 (2024): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v15i2.761

Abstract

Industri kelapa sawit memiliki peranan cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi bangsa dan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar. Selain itu, dari sudut pandang ekonomi, kelapa sawit juga telah menjadi satu faktor pendukung perekonomian masyarakat lokal. Lahan rawa pasang surut merupakan lahan sub-optimal yang memiliki potensi besar terhadap peningkatan produksi sawit terkait dengan masih luasnya lahan rawa yang sesuai untuk lahan perkebunan dan belum dimanfaatkan. Meningkatnya luas lahan kelapa sawit dikhawatirkan akan mengabaikan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability) yang nantinya berpotensi berkontribusi pada hilangnya tutupan dan kawasan hutan, kehilangan keanekaragaman hayati dan terganggunya keseimbangan ekosistem, meningkatnya emisi gas rumah kaca, serta timbulnya konflik sosial dengan masyarakat di sekitar perkebunan. Oleh karena itu, diperlukan kajian menyeluruh terhadap aspek sosial, ekonomi, dan teknologi pada budidaya kelapa sawit, terutama di lahan rawa pasang surut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis aspek sosial, ekonomi, ekologi, produksi, dan teknologi sebagai prasyarat keberlanjutan dalam budidaya kelapa sawit di lahan rawa pasang surut. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara finansial, teknologi budidaya (tekno-ekonomi) yang digunakan dan hasil produksi yang diperoleh oleh petani di lahan pasang surut tipe B atau tipe C layak untuk dikembangkan. Berdasarkan penilaian aspek sosial, ekonomi, ekologi, produksi, dan teknologi yang melibatkan berbagai indikator, dan kemudian dikelompokkan ke dalam kriteria yang telah diuraikan oleh Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), budidaya kelapa sawit oleh petani dapat dikategorikan sebagai standar berkelanjutan.
Uji Adaptasi dan Seleksi Varietas Partisipatif terhadap Galur-Galur Padi Toleran Rendaman dan Kekeringan di Lahan Rawa Lebak Koesrini; Hendri Sosiawan; Yanti Rina; Indrastuti Apri Rumanti
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 48 No. 2 (2020): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.003 KB) | DOI: 10.24831/jai.v48i2.31652

Abstract

Peran varietas unggul bersama pemupukan dan tata air terhadap peningkatan produktivitas sangat tinggi. Oleh karena itu upaya peningkatan produktivitas padi di lahan rawa lebak tengahan dilakukan dengan mengintegrasikan varietas unggul dengan pemupukan dan tata kelola air. Percobaan induk berupa pengenalan 10 genotipe unggul padi, dengan pemupukan optimal serta tata kelola air memanfaatkan mini polder telah dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Percobaan anak dilakukan di 10 lahan petani dengan teknik budidaya sesuai kebiasaan petani. Penilaian terhadap genotipe dilakukan menggunakan kuisioner dan metode seleksi partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen hasil dan bobot hasil genotipe yang ditanam di percobaan induk lebih baik dibandingkan di percobaan anak. Kedua metode penilaian genotipe, menghasilkan penilaian yang cukup konsisten. Tiga varietas disukai oleh sebagian besar responden, yaitu Inpara 3, Tapus, dan Inpara 8 Agritan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam perakitan dan pengembangan varietas padi di lahan rawa lebak antara lain vigor tanaman, jumlah anakan produktif, bentuk dan warna gabah, umur tanaman dan ketahanan terhadap penyakit. Kata kunci: preferensi, rawa lebak, seleksi partisipatif, varietas unggul