Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI KEMANDIRIAN KELEMBAGAAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR DI KAWASAN FOOD ESTATE LAHAN RAWA KALIMANTAN TENGAH Yanti Rina Darsani; Yiyi Sulaeman; Masganti Masganti; Wahida Annisa Yusuf; Muhammad Noor
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 16 No 3 (2020): Oktober 2020
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jsep.v16i3.11407

Abstract

Good water management is the key to successful farming in swamp land. One of the important elements in water management is the Water User Farmers Association as the main actor that regulates water management and maintains water management infrastructure. Water User Farmers Association has an important role as a forum for learning teamwork in supporting the production process. A self-sufficient Water User Farmers Association will be able to meet its groups' needs independently. This preliminary study aims to assess the institutional structure of Water User Farmer Association in food estate area on the swampland of Central Kalimantan. The research was conducted in Belanti Siam Village and Gedabung Village, Pandih Batu District, Pulang Pisau Regency and Terusan Karya Village and Terusan Mulya Village, Betaguh District, Kapuas Regency, Central Kalimantan which were used as demfarm locations. The methodology of this research using by interviews and group discussions with management and members of farmer groups. The parameters observed include: organizational, financial, irrigation techniques (operationalization and maintenance), government support, cultivation technology, and relationships with other institutions as indicators of group independence. The results showed that the Water User Farmer Association group in the food estate area was classified as moderate independent. Efforts that need to be made to achieve a level of independence include: (i) continuous guidance and assistance from related agencies, (ii) development and enhancement of institutional capacity both in terms of organization/management and the ability of its members. The independent Water User Farmer Association institution ensures sustainability of the food estate in swampland.
Kajian Kelayakan Usahatani Sawit Rakyat Diberbagai Tipe Luapan Lahan Rawa Pasang Surut Wahida Annisa Yusuf; Agus Hasbianto; Muhammad Husaini; Hendri Sosiawan
JURNAL TRITON Vol 15 No 2 (2024): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v15i2.761

Abstract

Industri kelapa sawit memiliki peranan cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi bangsa dan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar. Selain itu, dari sudut pandang ekonomi, kelapa sawit juga telah menjadi satu faktor pendukung perekonomian masyarakat lokal. Lahan rawa pasang surut merupakan lahan sub-optimal yang memiliki potensi besar terhadap peningkatan produksi sawit terkait dengan masih luasnya lahan rawa yang sesuai untuk lahan perkebunan dan belum dimanfaatkan. Meningkatnya luas lahan kelapa sawit dikhawatirkan akan mengabaikan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability) yang nantinya berpotensi berkontribusi pada hilangnya tutupan dan kawasan hutan, kehilangan keanekaragaman hayati dan terganggunya keseimbangan ekosistem, meningkatnya emisi gas rumah kaca, serta timbulnya konflik sosial dengan masyarakat di sekitar perkebunan. Oleh karena itu, diperlukan kajian menyeluruh terhadap aspek sosial, ekonomi, dan teknologi pada budidaya kelapa sawit, terutama di lahan rawa pasang surut. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis aspek sosial, ekonomi, ekologi, produksi, dan teknologi sebagai prasyarat keberlanjutan dalam budidaya kelapa sawit di lahan rawa pasang surut. Hasil kajian menunjukkan bahwa secara finansial, teknologi budidaya (tekno-ekonomi) yang digunakan dan hasil produksi yang diperoleh oleh petani di lahan pasang surut tipe B atau tipe C layak untuk dikembangkan. Berdasarkan penilaian aspek sosial, ekonomi, ekologi, produksi, dan teknologi yang melibatkan berbagai indikator, dan kemudian dikelompokkan ke dalam kriteria yang telah diuraikan oleh Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), budidaya kelapa sawit oleh petani dapat dikategorikan sebagai standar berkelanjutan.