Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Layanan Perpustakaan Hybrid di Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo Hariyanto, Wahid; Supriati, Eny
Pustakaloka Vol. 15 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/pustakaloka.v15i2.7584

Abstract

Abstract: The new wave of digitalization has had a significant external impact on various sectors. The shift from a manual service system to a digital service system is among the impacts of this digitalization wave. One of the sectors affected by the new wave of digitalization is education, especially library services. Libraries, as literature providers, must adapt to these conditions to protect their users. This article aims to identify and analyze hybrid library services at Islamic universities in Ponorogo. The research method in this article used a qualitative approach with a multi-case design. Research data was collected through interviews, observation, and documentation. Research analysis was carried out in two stages: single and cross-case. The analysis in this research used Miles Huberman's steps, which consist of data condensation, data display, and conclusion. This research concludes that Islamic universities in Ponorogo have transformed from conventional services to hybrid services. Hybrid services are a combination of conventional and digital services. So, both digitalization and humanism aspects are applied to library services.  Keywords: Digital era, Hybrid Library, Islamic University; Library Services Abstrak: Gelombang baru digitalisasi membawa dampak yang luar biasa besar pada berbagai sektor. Diantara dampaknya yaitu beralihnya dari sistem layanan manual ke sistem layanan digital. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan yang merupakan salah satu sektor yang bergerak dalam bidang layanan jasa. Diantara layanan jasa yang ada pada sektor pendidikan yaitu layanan perpustakaan. Perpustakaan sebagai penyedia layanan dalam hal kepustakaan harus mengadaptasikan diri agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisis layanan perpustakaan hibrida yang ada di perguruan tinggi Islam Ponorogo. Metode penelitian pada artikel ini berpendekatan kualitatif dengan desain multi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dua tahap yaitu analisis dalam satu kasus  dan analisis lintas kasus dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles Huberman yang terdiri dari kondensasi data, display, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa layanan hibrida perpustakaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Universitas Darussalam Gontor Ponorogo adalah hibrida humanistik. Digitalisasi sebagai ciri perkembangan iptek berimplikasi pada variasi layanan yang diberikan seperti layanan teknis, pemustaka/user, layanan teknologi informasi/hardware software, layanan tata usaha, dan layanan 4P. Sedangkan sisi humanisme yang merupakan ruh dari layanan berimplikasi pada loyalitas pemustaka untuk selalu menggunakan layanan yang tersedia. Kata Kunci: Era Digital; Layanan Perpustakaan; Perguruan Tinggi Islam; Perpustakaan HibridaAbstrak: Gelombang baru digitalisasi membawa dampak yang luar biasa besar pada berbagai sektor. Tidak terkecuali pada sektor pendidikan yang merupakan salah satu sektor yang bergerak dalam bidang layanan jasa. Diantara layanan jasa yang ada pada sektor pendidikan yaitu layanan perpustakaan. Perpustakaan sebagai penyedia layanan dalam hal kepustakaan harus mengadaptasikan diri agar tidak ditinggalkan oleh penggunanya. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisis layanan perpustakaan hibrida yang ada di perguruan tinggi islam Ponorogo. Metode penelitian pada artikel ini berpendekatan kualitatif dengan desain multi kasus. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis dilakukan dua tahap yaitu analisis dalam satu kasus  dan analisis lintas kasus dengan menggunakan langkah-langkah dari Miles Huberman yang terdiri dari kondensasi data, display, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perguruan tinggi islam di Ponorogo telah mentransformasikan diri dari layanan konvensional ke layanan hibrida. Layanan hibrida merupakan perpaduan antara layanan yang bersifat konvensional dan digital. Sehingga sisi-sisi digital sudah terimplementasikan namun sisi-sisi humanisme masih terjaga dengan baik.
Strategi Pengembangan Industri Kreatif Lintas Sektoral di Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Rohmanu, Abid; Murdianto, Murdianto; Jamianto, Jamianto; Prasasti, Bagio; Sumarsono, Cokro Wibowo; Fikriawan, Suad; Hariyanto, Wahid; Supriati, Eny; Antikasari, Tiara Widya; Mintyastuti, Dyah Sri
CAKRAWALA Vol 16, No 2: Desember 2022
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v16i2.465

Abstract

Riset ini bertujuan mengetahui bagaimana pengembangan nilai rantai kegiatan produksi, strategi kemitraan, dan prosedur pengembangan industri kreatif kriya kulit lintas sektor di Ponorogo.Metode penelitian menggunakan riset pengembangan yang dilaksanakan di wilayah Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan industri kreatif diawali dari penyediaan bahan baku berkualitas dengan harga kompetitif. Peningkatan mekanisme modern pemotongan hewan, penyamakan modern, pembinaan tenaga profesional melalui pelatihan vokasional dan pengembangan program studi kriya kulit pada Sekolah Menengah Kejuruan. Pengembangan model kemitraan dengan pelibatanfour helix of innovation didasarkan pada kesadaran bersama dan ko-operasi (cooperation). Pengembangan kemitraan industri kreatif dibangun berdasar pada isu dan problem yang berkembang di Ponorogo. Pengembangan manual prosedur meliputi, prosedur penyiapan bahan baku, produksi, dan pemasaran baik yang bersifat online maupun offline.
Inovasi Sosial untuk Peningkatan Layanan Publik Melalui Teknologi Digital di Kecamatan Sawoo Ponorogo Jawa Timur Rohmanu, Abid; Hariyanto, Wahid; Supriati, Eny; Antikasari, Tiara Widya; Jamianto, Jamianto; Napitupulu, Pesta Asni W; Mintyastuti, Dyah Sri
CAKRAWALA Vol 17, No 2: Desember 2023
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v17i2.559

Abstract

Riset ini bertujuan mendalami inovasi sosial, faktor pendukung dan penghambat, dan model pengembangan inovasi sosial program desa digital untuk transformasi digital layanan publik di Kecamatan Sawoo Ponorogo. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi multi situs. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam. Teknik interaktif Miles dan Huberman melalui reduksi data, penyajian data, dan penentuan kesimpulan. Hasil menunjukkan inovasi layanan publik berbasis teknologi informasi dilatarbelakangi masalah topografi, dan kebijakan pemerintah pusat. Membutuhkan inovasi sosial (orkestrasi sosial) yang melibatkan antar pemangku kepentingan, yakni: 1) Agen aktif (Camat&Kepala Desa) sebagai pencetus, pengembangan, dan sosialisasi; 2) Agen validasi (Pemerintah Kecamatan) untuk coordinate dan institutionalize; 3) Agen pendukung PT Razen sebagai supplier program, Dinas Kominfo sebagai penyedia akses internet dan pengembang aplikasi, Kemendagri dan Dinas Pendukcapil sebagai pemberi wewenang pembukaan dan penyediaan akses data kependudukan. Faktor pendukung adanya kesadaran kolektif, dan pendanaan desa. Faktor penghambat belum ada jaminan sustainibilitas program, SDM dan infrastruktur jaringan internet. Model pengembangan, yakni: Pertama, membangun ekosistem inovasi untuk pengembangan transformasi: 1) layanan manual to digital; 2) manajemen; 3) model layanan; 4) struktur. Peran dan fungsi ekosistem digital meliputi: Knowledge Team, Business Team, dan Service Team. Kedua, transformasi digital sebagai bentuk rekaya sosial (social engineering), perubahan praktik dan perilaku sosial dalam status socially legitimed yang tidak bersifat parsial-isolatif, tetapi adanya umpan balik positif. Pada tingkat rekayasa sosial berada pada level apropriasi ditandai adanya perubahan pola pikir, perubahan perilaku dan dan perubahan budaya.
Kinerja Pustakawan Di Era Transformasi Digital Supriati, Eny
Pustakaloka Vol. 16 No. 1 (2024)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/pustakaloka.v16i1.10000

Abstract

This study aims to analyze the factors that influence the performance of librarians at the IAIN Ponorogo Library in facing the challenges of digital services and formulating strategies for improving them. The method is descriptive qualitative, with data collected through in-depth interviews, direct observation, and documentation. Interviews involved 3 librarians, 2 lecturers, and 5 students. The results show three main strategies to improve librarian performance: training and development, improving communication, and cooperation between librarians. Five factors influence the improvement of librarian performance: librarian knowledge and skills, management support, utilization of information technology, cooperation between librarians, and work motivation. With these strategies and supporting factors, libraries can improve the efficiency and quality of services provided to users, creating a better and more relevant library experience in the digital era. Keywords: employee performance; librarian; digital transformation; library services
Strategic Model for Strengthening Digital Literacy at UIN Ponorogo And UIN Kediri: Synergy of Curriculum and Educational Programs Supriati, Eny; Antikasari, Tiara Widya; Komarudin
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10891

Abstract

Abstract The rapid development of information requires synergy between the curriculum, the academic community, and institutional policies so that digital literacy is not only a technical skill, but also integrated with Islamic values, learning processes, and academic culture. This study aims to examine the strategy of strengthening digital literacy at the Ponorogo State Islamic University and Kediri through a collaborative approach to improve students' digital literacy competencies. Using qualitative descriptive methods with a comparative approach, through participatory observation, in-depth interviews, and documentation analysis. The results of the study show that the strategy of strengthening digital literacy in both institutions adopts the theory of Norhasni Zainal Abiddin, Gillian Hallam, and Maria Spante, which includes cognitive, emotional, and social aspects. UIN Ponorogo emphasizes strengthening the competence of reference management, technological understanding, and social interaction through social media promotion, as well as literacy class programs and special training for final year students. Meanwhile, UIN Kediri focuses on strengthening digital literacy strategies on improving scientific and popular article writing skills, as well as the use of the Maktabah Syamilah application for hadith search, which is realized through synergy between libraries and faculties. Both institutions showed significant progress in students' digital literacy, although they still faced challenges such as limited infrastructure and the absence of written institutional policies. As a recommendation, this study proposes the integration of digital literacy into the core curriculum, the implementation of periodic evaluations, adequate budget allocation, and the strengthening of infrastructure.   Abstrak Pesatnya perkembangan informasi menuntut sinergi antara kurikulum, sivitas akademika, dan kebijakan institusi agar literasi digital tidak hanya menjadi keterampilan teknis, tetapi juga terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman, proses pembelajaran, dan budaya akademik. Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi penguatan literasi digital di Universitas Islam Negeri Ponorogo dan Kediri melalui pendekatan kolaboratif guna meningkatkan kompetensi literasi digital mahasiswa. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan komparatif, melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penguatan literasi digital di kedua institusi mengadopsi teori Norhasni Zainal Abiddin, Gillian Hallam, dan Maria Spante, yang mencakup aspek kognitif, emosional, dan sosial. UIN Ponorogo menitikberatkan penguatan kompetensi manajemen referensi, pemahaman teknologi, dan interaksi sosial melalui promosi media sosial, serta program kelas literasi dan pelatihan khusus bagi mahasiswa tingkat akhir. Sementara itu, UIN Kediri memfokuskan strategi penguatan literasi digital pada peningkatan keterampilan penulisan artikel ilmiah dan populer, serta pemanfaatan aplikasi Maktabah Syamilah untuk penelusuran hadis, yang diwujudkan melalui sinergi antara perpustakaan dan fakultas. Kedua institusi menunjukkan perkembangan signifikan dalam literasi digital mahasiswa, meskipun masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan belum adanya kebijakan institusional yang tertulis. Sebagai rekomendasi, penelitian ini mengusulkan integrasi literasi digital ke dalam kurikulum inti, pelaksanaan evaluasi berkala, alokasi anggaran yang memadai, serta penguatan infrastruktur.
Strategic Model for Strengthening Digital Literacy at UIN Ponorogo And UIN Kediri: Synergy of Curriculum and Educational Programs Supriati, Eny; Antikasari, Tiara Widya; Komarudin
MUSLIM HERITAGE Vol 10 No 1 (2025): Muslim Heritage: Jurnal Dialog Islam dengan Realitas
Publisher : Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/muslimheritage.v10i1.10891

Abstract

Abstract The rapid development of information requires synergy between the curriculum, the academic community, and institutional policies so that digital literacy is not only a technical skill, but also integrated with Islamic values, learning processes, and academic culture. This study aims to examine the strategy of strengthening digital literacy at the Ponorogo State Islamic University and Kediri through a collaborative approach to improve students' digital literacy competencies. Using qualitative descriptive methods with a comparative approach, through participatory observation, in-depth interviews, and documentation analysis. The results of the study show that the strategy of strengthening digital literacy in both institutions adopts the theory of Norhasni Zainal Abiddin, Gillian Hallam, and Maria Spante, which includes cognitive, emotional, and social aspects. UIN Ponorogo emphasizes strengthening the competence of reference management, technological understanding, and social interaction through social media promotion, as well as literacy class programs and special training for final year students. Meanwhile, UIN Kediri focuses on strengthening digital literacy strategies on improving scientific and popular article writing skills, as well as the use of the Maktabah Syamilah application for hadith search, which is realized through synergy between libraries and faculties. Both institutions showed significant progress in students' digital literacy, although they still faced challenges such as limited infrastructure and the absence of written institutional policies. As a recommendation, this study proposes the integration of digital literacy into the core curriculum, the implementation of periodic evaluations, adequate budget allocation, and the strengthening of infrastructure.   Abstrak Pesatnya perkembangan informasi menuntut sinergi antara kurikulum, sivitas akademika, dan kebijakan institusi agar literasi digital tidak hanya menjadi keterampilan teknis, tetapi juga terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman, proses pembelajaran, dan budaya akademik. Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi penguatan literasi digital di Universitas Islam Negeri Ponorogo dan Kediri melalui pendekatan kolaboratif guna meningkatkan kompetensi literasi digital mahasiswa. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan komparatif, melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi penguatan literasi digital di kedua institusi mengadopsi teori Norhasni Zainal Abiddin, Gillian Hallam, dan Maria Spante, yang mencakup aspek kognitif, emosional, dan sosial. UIN Ponorogo menitikberatkan penguatan kompetensi manajemen referensi, pemahaman teknologi, dan interaksi sosial melalui promosi media sosial, serta program kelas literasi dan pelatihan khusus bagi mahasiswa tingkat akhir. Sementara itu, UIN Kediri memfokuskan strategi penguatan literasi digital pada peningkatan keterampilan penulisan artikel ilmiah dan populer, serta pemanfaatan aplikasi Maktabah Syamilah untuk penelusuran hadis, yang diwujudkan melalui sinergi antara perpustakaan dan fakultas. Kedua institusi menunjukkan perkembangan signifikan dalam literasi digital mahasiswa, meskipun masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur dan belum adanya kebijakan institusional yang tertulis. Sebagai rekomendasi, penelitian ini mengusulkan integrasi literasi digital ke dalam kurikulum inti, pelaksanaan evaluasi berkala, alokasi anggaran yang memadai, serta penguatan infrastruktur.