Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Mainan Puzzle untuk Media Belajar dan Media Terapi Motorik Halus bagi Anak Autis Darmayasa, Pande Putu; Hartono, Markus; Ronyastra, I Made
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 2 (2020): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (August)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1792.467 KB) | DOI: 10.24123/saintek.v1i2.2978

Abstract

Abstract- An autistic child is a child who has a functional brain disruption, causing the child to have difficulty in carrying out social interactions with his/her environment because they live “in their own world”. Disturbances in brain function can also have a negative impact in the learing process of the child. Even though children with autism have such disabilities and limitations, the characteristics of children who like to play and explore do not disappear, thus, games become one of the most effective learning and therapeutic methods for them. There are many games that can be used as learning media for children with autism, one of them are puzzles. However, in reality, there are not many puzzle games today that address the needs of autistic children which can support their learning process and serve as therapy for fine motoric skills in children. In accordance with the problems above, a puzzle game was designed to be used as a medium for learning and at the same time as a way of therapy of fine motorc skills for autistic children. To find the specific needs of children with autism for this game, data was collected by conducting an initial survey in the form of questionnaires and interviews with therapists and teachers who handle autistic children in two autistic schools in Surabaya, Indonesia. Then, after knowing what the needs are, they were entered into a needs metrics table to study the most appropriate way to fulfil them. The results of these needs metrics will be used as a basis for developing the concepts of this product. The product concept selection, then, underwent three stages, namely, concept generation, concept selection, and concept testing. After selecting the definitive concept, calculations were made to compute material costs, making product prototypes, economic analysis, and product testing. The product testing was carried out with children with early or basic autism using a prototype of the product that resembled the original. This trial was conducted to get feedback from the instructor/therapist about whether this product is in accordance with the needs of children with autism. The results of the conducted trial, which was mainly in the form of feedback, showed that 100% said that the product was safe, 90% that the function of the toy was clear, 80% said the instructions were easy to follow, 100% said it was durable, 100% said it was unique, 100% said it was attractive, 60% said it was easy to carry, 80% said it had suitable dimensions, 90% said it was easy to store, and 100% said that “Edufunzle” (the name given to the product) could be used as learning media and as fine motoric therapy with autistic children. However, 60% of the respondents said that the price of the product was still too expensive, and suggested that the price of this product could be more economical. Keywords: autistic children, puzzle, motoric skills therapy, need metric, product concept Abstrak- Anak autis merupakan anak yang mempunyai gangguan pada fungsi otak sehingga menyebabkan anak tersebut kesulitan dalam mengadakan interaksi sosial dengan lingkungannya dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Gangguan pada fungsi otak tersebut juga menyebabkan anak autis tidak dapat melakukan aktivitas seperti anak normal pada umumnya seperti aktivitas belajar. Meskipun anak dengan autis memiliki gangguan dan ketidakmampuan sedemikian rupa, karakteristik anak yang senang bermain dan berekspolasi tidak dapat hilang begitu saja sehingga permainan menjadi salah satu metode pembelajaran dan terapi yang efektif untuk mereka. Banyak permainan yang dapat digunakan untuk media belajar pada anak autis, salah satunya yaitu puzzle. Namun, pada kenyataannya tidak banyak permainan puzzle yang ada saat ini sesuai dengan kebutuhan anak autis yang dapat menunjang proses belajar dan terapi untuk motorik halus pada anak. Sesuai dengan permasalahan diatas, maka dirancanglah sebuah permainan puzzle yang dapat digunakan sebagai media belajar dan media terapi motorik halus bagi anak autis. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan anak autis dalam permainan ini maka dilakukan pengumpulan data dengan melakukan survey awal berupa kuisioner dan wawancara dengan terapis atau pengajar yang menangani anak autis di dua sekolah autis yang berada di Surabaya. Kemudian setelah diketahui apa saja kebutuhannya maka akan dicari tau bagaimana pemenuhan dari kebutuhan tersebut menggunakan tabel need metric. Hasil dari need metric tersebut akan digunakan sebagai dasar dalam pengembangan konsep dari produk ini. Pemilihan konsep produk akan melalui tiga tahap yaitu Concept Generation, Concept selection, dan Concept testing. Setelah diperoleh satu konsep maka dilakukan perhitungan untuk biaya material, pembuatan prototype produk , analisa ekonomi, dan pengujian produk. Pengujian produk dilakukan pada anak autis tingkat awal atau dasar dengan menggunakan prototype produk yang menyerupai aslinya. Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan feedback dari pengajar/terapis mengenai apakah produk ini sudah sesuai dengan kebutuhan anak autis Dari hasil uji coba yang dilakukan diperoleh feedback bahwa 100% mengatakan produk ini aman, 90% mengatakan fungsi mainan ini jelas, 80% mengatakan prosedur mudah diikuti, 100% mengatakan tahan lama, 100% mengatakan bentuknya unik, 100% mengatakan warna menarik, 60% mengatakan mudah dibawa, 80% mengatakan dimensi ukuran sudah sesuai, 90% mengatakan mudah disimpan, dan 100% mengatakan bahwa produk Edufunzle dapat digunakan sebagai media belajar dan terapi motorik halus pada anak autis. Namun, 60% responden mengatakan bahwa harga produk masih terlalu mahal sehingga mereka menyarankan agar harga produk ini bisa lebih ekonomis Kata kunci: anak autis, puzzle, terapi keterampilan motorik, need metric, konsep produk
Studi Kelayakan Pendirian Industri Ekstraksi Emas dari E-waste di Surabaya Budijono, Zefanya; Ronyastra, I Made; Soegiharto, Stefanus
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2021): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v2i1.4050

Abstract

Abstract-- In this modern era along with the development of technology can not be separated from the waste produced. Waste from solid from technological development is electronic waste or often called e-waste. Along with the development of technology followed by an increase in e-waste in both developed and developing countries. E-waste itself is composed of a variety of substances from heavy metals to chemicals and even precious metal groups also make up the e-waste itself. It is said e-waste because it has not been used either because the technology has been left behind by the times, its performance has declined, or it cannot be used. Even so the constituent content in e-waste does not lose its value, one of which is precious metals that can be recycled. In this research, the opportunity to look at the use of precious metal content that is still valuable and can be taken from e- waste is gold, taking into account existing market share and methods for taking gold content in e-waste. This gold extraction activity from e-waste is more commonly known as urban mining outside Indonesia, because from the observations of researchers in Indonesia, especially in Surabaya, this business activity is still rarely an additional reason to conduct a feasibility study for the establishment of this industry in Surabaya. With the characteristics of the City of Surabaya it is assumed to supply qualifie d raw materials for processing, besides that Surabaya is also one of the large market shares in Indonesia. In this research the method of extracting raw materials used is hydrometallurgy, because the product produced is gold so special security management was formed. In addition, because both raw materials and supporting materials in production are classified as B3, special management is also carried out related to waste treatment and worker safety in operational activities. At the founding of this industry capital came from bank loans and own capital with a ratio of 33:67 for a total project cost of Rp 1,455,738,638. The IRR calculation results in this industry are greater than MARR that is 361%> 10.48%), for the NPV value obtained Rp 6,223,244,133.67, then with a 5 -year planning horizon only requires a DPP of 0.313891047 or about 3 months ( smaller than the planning horizon for 5 years). For the sensitivity analysis the most important variables are the selling price and the cost of raw materials.Keywords: e-waste, hydrometallurgy, industrial planning, feasibility study, urban mining Abstrak -- Pada era modern ini seiring perkembangan teknologi tidak lepas dari limbah yang dihasilkan. Limbah dari padat dari perkembangan teknologi adalah sampah elektronik atau yang sering disebut e-waste. Seiring perkembangan teknologi diikuti peningkatan e-waste baik di negara maju maupun negara berkembang. E-waste itu sendiri tersusun dari berbagai zat baik logam berat hingga zat kimia bahkan golongan logam mulia juga menjadi penyusun dari e-waste itu sendiri. Dikatakan e-waste karena sudah tidak digunakan baik karena teknologi tersebut sudah tertinggal oleh jaman, kinerjanya menurun, maupun sudah tidak dapat digunakan. Walaupun begitu kandungan penyusun pada e-waste tidak kehilangan nilainya salah satunya logam mulia yang dapat didaur ulang. Pada penelitian ini melihat peluang pemanfaatan kandungan logam mulia yang masih bernilai dan dapat diambil dari e-waste yang ada yaitu emas, dengan mempertimbangkan pangsa pasar yang ada serta metode dalam mengambil kandungan emas pada e-waste. Kegiatan mengekstraksi emas dari e-waste ini lebih sering dikenal dengan urban mining di luar Indonesia, karena dari pengamatan peneliti di Indonesia terutama di Surabaya kegiatan bisnis ini masih jarang me njadi tambahan alasan untuk melakukan penelitian studi kelayak pendirian industri ini di Surabaya. Dengan karakteristik Kota Surabaya diasumsikan pasokkan bahan baku mumpuni untuk diolah, selain itu Surabaya juga salah satu pangsa pasar yang besar di Indonesia. Pada penelitian ini metode pengekstraksian bahan baku yang digunakan adalah hidrometalurgi, karena produk yang dihasilkan adalah emas maka dibentuk manajemen keamanan khusus. Selain itu karena baik bahan baku dan bahan pendukung dalam produksi tergolong B3 maka juga dilakukan manajemen khusus terkait pengolahan limbah serta keselamatan pekerja pada kegiatan operasional. Pada pendirian industri ini modal berasal dari pinjaman bank dan modal sendiri dengan rasio 33:67 untuk total project cost sebesar Rp 1.455.738.638. Hasil perhitungan IRR pada industri ini bernilai lebih besar dari MARR yaitu 361% > 10,48%), untuk nilai NPV didapatkan Rp 6.223.244.133,67, maka dengan horizon perencanaan 5 tahun hanya memerlukan DPP sebesar 0,313891047 atau sekitar 3 bulan (lebih kecil dibandingkan horizon perencanaan selama 5 tahun). Untuk analisis sensitivitas variabel yang peling berpengaruh adalah harga jual dan biaya bahan baku.Kata Kunci: e-waste , hidrometalurgi, perencanaan industri, studi kelayakan, urban mining
Perancangan Furniture Multifungsi Kamar Kos Mahasiswa di Surabaya dengan Pendekatan Ergonomi Heryanto, Joel; Hartono, Markus; Ronyastra, I Made
Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 1 (2021): Keluwih: Jurnal Sains dan Teknologi (February)
Publisher : Direktorat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/saintek.v2i1.4051

Abstract

Abstract— Boarding house is one of the vertical dwellings with certain tariffs which are useful as temporary residences, both those who study far from their homes or work in uncertain locations. With ongoing price inflation, the boarding house entrepreneurs will optimize development for their business, one of which will affect the size of the boarding room. Retrieval of data using interview techniques with a sample system. Interviews were conducted so that this study uses an ergonomics approach and product design, so that the products created are suitable and comfortable when used. Ergonomics will be combined with anthropometry, with the aim that the product is created with a very comfortable size and product design is used to help arrange and sort the best product design. The results of data processing get a multifunctional room furniture concept that uses a modern design with a size of 2.2m x 2m x 2m, using full wood raw material and has a bed and folding table, has a drawer and cupboard. This concept will be shown to boarders and boarding entrepreneurs, 90% of 20 resource persons expressed interest in this concept. After calculating the selling price, this product is valued at Rp. 3,050,000. After conducting market testing, no one is interested in buying this product.Keywords: boarding house, design, price Abstrak— Kos merupakan salah satu hunian vertikal dengan tarif tertentu yang berguna sebagai tempat tinggal sementara, baik itu yang menempuh pendidikan di luar tempat tinggal atau bekerja pada lokasi yang tidak menentu. Dengan inflasi harga berkelanjutan membuat parar pengusaha kos akan mengoptimalkan pembangunan untuk bisnis mereka, salah satunya akan berdampak pada ukuran kamar kos. Pengambilan data menggunakan teknik interview dengan sistem sampel. Interview dilakukan agar Penelitian ini menggunakan pendekatan ergonomi dan perancangan produk, agar produk yang diciptakan sesuai dan nyaman saat digunakan. Ergonomi akan dipadukan dengan antropometri yang bertujuan produk diciptakan dengan ukuran yang sangat nyaman dan perancangan produk digunakan untuk membantu dalam merangkai dan memilah rancangan produk yang paling baik. Hasil dari pengolahan data mendapatkan konsep Furniture kamar multifungsi yang menggunakan desain modern dengan ukuran 2.2m x 2m x 2m, menggunakan bahan baku full kayu serta memiliki ranjang dan meja lipat, memiliki laci dan lemari. Konsep ini akan ditunjukan terhadap penghuni kos dan pengusaha kos, 90% dari 20 narasumber menyatakan berminat terhadap konsep ini. Setelah dilakukan perhitungan untuk harga jual, produk ini dihargai sebesar Rp. 3.050.000. Setelah dilakukan market testing, produk belum ada yang berminat untuk membelinya.Kata kunci: kos, desain, harga