Mutika, Winnie Tunggal
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PELAYANAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI YAYASAN PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN UMAT AL-FATH, CIBINONG Damayanti, Rini; Mutika, Winnie Tunggal; Astuti, Dwi Puji
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2024): Volume 6 Nomor 1 Mei 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v6i1.15837

Abstract

 Pola hidup bersih dan sehat merupakan solusi terbaik sebagai antisipasi dini penularan virus tersebut pada anak-anak. Selama ini perilaku hidup bersih dan sehat tidak begitu dikenal dan kurang maksimal dilakukan masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS sangat dianjurkan, maka PHBS diupayakan diperkenalkan sejak usia dini di tingkat sekolah dasar karena anak belajar di usia dini memiliki kemampuan belajar paling cepat. Peran orangtua sangat penting dalam mendidik anak di lingkungan rumah. Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini terjalinnya hubungan kerjasama dengan mitra, tersampaikan semua materi tentang PHBS. Meningkatnya pengetahuan anak-anak sekolah dasar dalam melakukan perilaku PHBS secara aktif pada diri sendiri. 
Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III di PMB Ismi Santi, Kota Depok Astuti, Dwi Puji; Mutika, Winnie Tunggal; Damayanti, Rini
Midwifery Science Care Journal Vol. 1 No. 1 (2022): Midwifery Science Care Journal
Publisher : STIKES Telogorejo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63520/mscj.v1i1.247

Abstract

Latar Belakang : Anemia adalah suatu keadaan penurunan hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Angka kejadian anemia pada ibu hamil di Jakarta Timur tahun 2019 yang mengalami anemia berat sebesar 0,65%, dan 10,7% ibu hamil yang mengalami anemia ringan. Data anemia di PMB Ismi Santi tahun 2021 dari 234 ibu hamil, 105 diantaranya anemia. Untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di PMB Ismi Santi Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode desain penelitian survei analitik artinya peneliti menggambarkan sesuatu menurut kriteria yang diinginkan sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang dirawat inap di PMB Ismi Santiin tahun 2021 sebanyak 234 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yang dilakukan dengan jumlah 234 responden. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah dengan mengisi format pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder dari lembar penilaian kebidanan rawat inap di rekam medis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil uji Chi Square menunjukkan kepatuhan konsumsi tablet Fe (p 0,046) dan kasus anemia pada ibu hamil trimester III di PMB Ismi Santi Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 157 (67,1%) responden yang mematuhi konsumsi tablet Fe di PMB Ismi Santi, dan 77 (32,9%). Gambaran Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat 17 (54,8%) ibu hamil yang rutin dan 14 (45,2%) ibu hamil yang tidak rutin mengonsumsi tablet Fe.
Faktor yang mempengaruhi Kesehatan Mental Ibu Hamil dan Menyusui: Factors Affecting Mental Health in Pregnant and Breastfeeding Women Lutfi Adisti; Wulandari, Aulia; Mutika, Winnie Tunggal; Rochmawati
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v16i1.311

Abstract

Penyakit mental yang dialami perempuan selama kehamilan dan periode setelah melahirkan terjadi pada kisaran 10-20% di seluruh dunia. Kesehatan mental ibu yang sedang hamil dan menyusui dapat menimbulkan masalah seperti kecemasan, stres, kesulitan tidur, baby blues, dan depresi jika tidak ditangani dengan baik. Perempuan hamil yang mengalami masalah kesehatan mental dapat berdampak pada kondisi janin serta meningkatkan risiko tertentu, seperti perkembangan yang terhambat, kelahiran prematur, dan berat badan lahir yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan mental pada ibu hamil, dan menyusui. Menggunakan literature review dengan empat database, yaitu Elsevier, Pubmed, Google Scholar, dan Garuda menggunakan kata kunci “kesehatan mental”, “depresi”, “ibu hamil”, “ibu menyusui”, “faktor terkait”. Beberapa faktor signifikan ditemukan terkait dengan kesehatan mental pada ibu hamil dan ibu menyusui yaitu usia, paritas, pendidikan, olahraga dan kegiatan fisik, pendapatan, pekerjaan dan tingkat kecemasan. Intervensi terstruktur yang melibatkan keluarga dapat menjadi upaya pencegahan yang efektif untuk mengurangi stres mental pada ibu hamil dan menyusui. Mental illness in women during pregnancy and the postpartum period occurs in the range of 10-20% worldwide. The mental health of pregnant and breastfeeding mothers can lead to problems such as anxiety, stress, sleep difficulties, baby blues, and depression if not treated properly. Pregnant women who experience mental health problems can impact the condition of the fetus and increase certain risks, such as stunted development, premature birth, and low birth weight. This study aims to identify risk factors that affect mental health in pregnant, and breastfeeding mothers. Using Literature review with four databases, namely Elsivier, Pubmed, Scholar, Garuda using the keywords “mental health”, “depression”, “pregnant women”, “breastfeeding mothers”, “associated factors”. Several significant factors were found to be associated with mental health in pregnant and breastfeeding mothers: age, parity, education, exercise and physical activity, income, occupation and anxiety level. Structured interventions involving the family can be an effective preventive measure to reduce mental stress in preparation and delivery. Improve readiness of pregnant women.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Terjadinya Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil dengan Risiko Tinggi: Factors Influencing the Occurrence of Chronic Energy Deficiency in High-Risk Pregnant Women Adesty, Riana Eka Wira; Anggadita, Tania; Damayanti, Rini; Mutika, Winnie Tunggal
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v16i1.315

Abstract

Wanita hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) berada dalam kondisi rentan menghadapi berbagai komplikasi serius, termasuk risiko kematian maternal secara mendadak selama masa perinatal serta meningkatnya kemungkinan bayi lahir yang mempunyai berat badan di bawah batas normal. Penelitian ini dilakukan untuk mengenali dan mengevaluasi elemen-elemen yang berhubungan dengan terjadinya KEK.melalui telaah pustaka terhadap sejumlah studi sebelumnya. Metode yang digunakan adalah studi literatur (library research) dengan mengkaji enam jurnal ilmiah yang relevan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa variabel seperti tingkat pendidikan, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), jarak kehamilan, pengetahuan gizi, penghasilan keluarga, pola konsumsi, serta indeks massa tubuh (IMT) sebelum kehamilan merupakan faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya KEK. Oleh karena itu, perhatian serius terhadap faktor-faktor tersebut sangat penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu secara menyeluruh. Pregnant women experiencing Chronic Energy Deficiency (CED) are in a vulnerable condition and face a higher risk of serious complications, including the potential for sudden maternal death during the perinatal period and an increased likelihood of delivering babies with low birth weight. This study aims to identify and analyze the factors associated with the occurrence of CED by reviewing various previous studies. The method used is a literature review by analyzing six relevant scientific journals. The findings reveal that variables such as educational level, number of children (parity), pregnancy spacing, nutritional knowledge, household income, dietary patterns, and pre-pregnancy Body Mass Index (BMI) are contributing factors to CED. Therefore, serious attention to these variables is essential to improve overall maternal health status.
Faktor Risiko Keluarga sebagai Prediktor Perilaku Merokok di Kalangan Pelajar: Sebuah Tinjauan Empiris di Indonesia: Family Risk Factor as Predictor of Smoking Behavior Among Students: an Empirical Study in Indonesia Lisa, Mona; Mutika, Winnie Tunggal; Muharramah, Disa Hijratul; Sulistyorini, Dwi
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 16 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/phj.v16i1.323

Abstract

Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 prevalensi merokok pada penduduk berusia ≥10 tahun mencapai angka 27.05%. Peningkatan yang signifikan terjadi pada kelompok usia remaja, terutama pada laki-laki yang berusia 15–19 tahun, yang mencapai angka 56,5%. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan faktor-faktor keluarga terhadap perilaku merokok pelajar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Cross-sectional. Survei meliputi kota kabupaten yang tersebar 34 provinsi dengan jumlah sampel 33,135 responden pelajar. Data yang digunakan adalah data sekunder. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-square dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistic ganda. Hasil Penelitian: Analisis menunjukkan 22,3% pelajar yang merokok dalam 30 hari terakhir. Setelah di adjust dengan kovariat diperoleh faktor keluarga yang berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar yaitu Pendidikan orang tua (AOR=1,14, 95% CI 1,05–1,19), status pekerjaan orang tua (AOR=1,14, 95% CI 1,03–1,26), Status pernikahan orang tua (AOR=1,2, 95% CI 1,08–1,31), perilaku berisiko keluarga (AOR=1,67, 95% CI 1,58–1,80), jarang ada kehangatan keluarga (AOR=1,18, 95% CI 1,20–1,26), tidak pernah merasakan kehangatan keluarga (AOR=1,41, 95% CI 1,29–1,54) dan kekerasan fisik dalam keluarga (AOR=1,43, 95% CI 1,29–1,59). Nilai R square=0.026 dimana model ini menjelaskan 2.6 % untuk mempredikasi perilaku merokok pada pelajar. Kesimpulan: Perilaku berisiko dalam keluarga memiliki kontribusi paling besar terhadap perilaku merokok pada pelajar. Perlu dilakukan intervensi berbasis keluarga yang fokus pada peningkatan kehangatan relasi keluarga, edukasi orang tua, serta pencegahan kekerasan dan perilaku berisiko dilingkungan rumah. According to the 2023 Indonesia Health Survey (IHS), the prevalence of active smokers aged ≥10 years reached 27,05%, with a significant increase among adolescents, particularly males aged 15–19 years, reaching 56.5%. This study aims to examine the association between family-related factors and smoking behaviour among students in Indonesia. This research employed an analytical Cross-sectional design using secondary data. The survey covered districts and cities across 34 provinces in Indonesia, with a total sample of 33,135 student respondents. Data were analysed using univariate analysis with frequency distribution, bivariate analysis using the Chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The analysis showed that 22.3% of students had smoked in the past 30 days. After adjusting for covariates, several family-related factors were significantly associated with smoking behaviour, including parental education level (AOR=1.14; 95% CI: 1.05–1.19), parental employment status (AOR=1.14; 95% CI: 1.03–1.26), parental marital status (AOR=1.20; 95% CI: 1.08–1.31), risky behaviours within the family (AOR=1.67; 95% CI: 1.58–1.80), lack of family warmth (AOR=1.18; 95% CI: 1.20–1.26), absence of family warmth (AOR: 1.41; 95% CI: 1.29–1.54), and experience of physical violence within the family (AOR: 1.43; 95% CI: 1.29–1.59). The R-square value 0f 0.026indicate that the model explain 2,6% of variance in predicting smoking behaviour among student. Risky behaviours within the family contributed the most to student smoking behaviour. Family-based interventions are necessary, focusing on strengthening familial warmth, improving parental education, and preventing violence and risky behaviors within the household environment.
Pelayanan Pada Anak Remaja Tentang Pencegahan Perundungan Mutika, Winnie Tunggal; Damayanti, Rini; Astuti, Dwi Puji
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2025): Vol 7 No 1 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v7i1.20729

Abstract

Perundungan (bullying) adalah permasalahan serius dan berdampak negatif pada kesehatan mental, emosional, dan sosial anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki tujuan untuk memberikan edukasi mengenai pencegahan perundungan kepada siswa sekolah dasar di Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Umat Al-Fath, Cibinong. Metode dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penyuluhan tatap muka yang melibatkan siswa, guru, dan orang tua. Materi yang disampaikan mencakup pengenalan bentuk perundungan, dampaknya, serta strategi pencegahan dan penanganannya. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran peserta terhadap pentingnya membangun lingkungan yang aman dan inklusif. Kegiatan berupaya dalam mendorong kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam menciptakan iklim pendidikan yang sehat dan bebas perundungan.Kata Kunci: perundungan, remaja, pendidikan kesehatan, pencegahan, pengabdian masyarakat
PENGARUH ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN PADA IBU BERSALIN Mutika, Winnie Tunggal; Mona Lisa; Indah Trisna Sari; Ambariani
HEARTY Vol 11 No 2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/hearty.v11i2.8687

Abstract

Penyebab kematian ibu didominasi oleh 33,19% perdarahan, 32,16% hipertensi dalam kehamilan, 9,80% gangguan sistem peredaran darah (jantung), 3,36% infeksi, 1,75% gangguan metabolik, dan 19,74% penyebab lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pasca persalinan adalah umur ibu, partus lama, jarak persalinan, riwayat perdarahan pasca persalinan, dan anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh anemia terhadap perdarahan pasca persalinan yang sudah dikontrol oleh beberapa variabel. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah ibu bersalin sedangkan untuk objek penelitian adalah perdarahan pasca persalinan. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dan dilaksanakan di PMB J pada Juli 2021. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hemoglobin (Hb) saat kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan (OR 2,95; 95% CI 1,73–5,04). Riwayat perdarahan sebelumnya pada persalinan sebelumnya dapat juga meningkatkan risiko terjadinya risiko perdarahan pasca persalinan (OR=5,18;95% CI 1,50–17,9). Riwayat abortus pada ibu bersalin juga dapat meningkatkan terjadinya perdarahan (OR 2,61; 95% CI 1,09–6,21). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anemia memberikan pengaruh terhadap kejadian perdarahan pasca persalinan setelah dikontrol dengan variabel anemia, riwayat persalinan sebelumnya, dan riwayat abortus.
KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO PENYEBAB TERJADINYA STUNTING ANAK USIA 0-59 BULAN DI PUSKESMAS KEBON MELATI Lubis, Salwa Salsabila Putri Winslow; Mutika, Winnie Tunggal; Doria, Magda; Lisa, Mona
Jurnal Bidan Srikandi Vol 3, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jbs.2025.v3i2.14459

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi psikososial. Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5%, angka yang tergolong tinggi. Penurunan angka stunting menjadi salah satu target utama Sustainable Development Goals (SDGs), dengan sasaran penurunan sebesar 40% pada tahun 2025. Berbagai faktor risiko, seperti tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kondisi sanitasi yang kurang baik, penyakit infeksius, serta pola asuh yang tidak tepat, diyakini berkontribusi terhadap terjadinya stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan stunting pada anak usia 0–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kebon Melati tahun 2024. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik sanitasi, status pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir, riwayat penyakit infeksius, pendapatan keluarga, serta keberadaan perokok dalam keluarga pada balita stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak stunting tinggal di lingkungan dengan sanitasi layak (64,4%), memperoleh ASI eksklusif (71,1%), memiliki berat badan lahir normal (66,7%), tidak memiliki riwayat penyakit infeksius (77,8%), berasal dari keluarga berpenghasilan di bawah UMR (73,3%), dan tinggal dengan anggota keluarga yang merokok (66,7%). Meskipun faktor-faktor ini sering disebut sebagai determinan stunting dalam berbagai penelitian sebelumnya, pola yang ditemukan di wilayah ini menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Karakteristik sanitasi, pemberian ASI, berat badan lahir, riwayat infeksi, pendapatan, serta status merokok dalam keluarga tampak memiliki pola khas pada anak stunting di wilayah ini. Namun demikian, faktor dominan penyebab stunting di daerah tersebut masih memerlukan penelitian lanjutan. Upaya edukasi dan intervensi yang lebih menyeluruh sangat dibutuhkan untuk menekan prevalensi stunting di masa mendatang.