Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Status Gizi Remaja Puteri Penderita Anemia di Kota Luwuk: (Nutritional Status of Adolescent With Anemia In Luwuk) Erni Yusnita Lalusu; Marselina Sattu; Mirawati Tongko; Dwi Wahyu Balebu; Muhammad Syahrir
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.6 KB) | DOI: 10.51888/phj.v10i2.1

Abstract

Anemia merupakan permasalahan gizi utama pada wanita. Remaja merupakan cikal bakal wanita prakonsepsi dan ibu hamil yang sangat menentukan kualitas generasi selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan prevalensi anemia pada remaja dan status gizi remaja penderita anemia di Kota Luwuk. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional deskrptif, yang dilakukan pada 187 remaja di kota luwuk. Penelitian ini menggambarkan status anemia berdasarkan pengukuran kadar hemoglobin. Status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran antropometri. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dari 187 remaja yang diteliti, terdapat 55 remaja (29%) diantaranya mengalami anemia. Status gizi remaja yang mengalami anemia sebagian besar dengan status gizi kurang yaitu 89%, sedangkan 11 % dengan status gizi baik. Hasil penelitian ini menunjukkan permasalahan pada status gizi remaja sehingga membutuhkan perhatian yang lebih masyarakat dan pemerintah. Sebagai saran: kebiasaan mengkonsumsi makanan bergizi dapat lebih dibudayakan dalam lingkungan sekolah. Selain itu, juga perlu diberikan edukasi gizi baik pada siswa sebagai remaja maupun kepada orang tua siswa. Anemia is a major nutritional problem in women. Adolescents are the forerunners of preconception women and pregnant women who determine the quality of the next generation. The purpose of this study was to describe the prevalence of anemia in adolescents and the nutritional status of adolescents with anemia in Luwuk City. This type of research is observational descriptive, conducted on 187 adolescents in the city luwuk. This study describes the status of anemia based on measuring hemoglobin levels. Nutritional status is determined based on anthropometric measurements. We conduct descriptive method to analized the data. The results showed that of 187 adolescents studied, there were 55 adolescents (29%) of whom had anemia. Most of the nutritional status of adolescents with anemia is 89% underweight, while 11% with good nutritional status. The results of this study indicate problems in the nutritional status of adolescents so that they require more attention from the community and government. As a suggestion: the habit of consuming nutritious food can be further cultivated in the school environment. In addition, it is also necessary to provide nutrition education both to students as teenagers and to parents of students.
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang HIV dan AIDS Siswa SMA Negeri I Kintom : Knowledge, Attitudes and Actions about HIV and AIDS Students of SMA Negeri 1 Kintom asmita djumadil; Herawati Herawati; Dwi Wahyu Balebu; Ramli Ramli; Erni Yusnita Lalusu; Mirawati Tongko; Fitrianty S Lanyumba
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.06 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i1.41

Abstract

HIV dan AIDS pada remaja sudah menjadi fenomena yang perlu perhatian dengan penanganan yang lebih intensif. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa SMA Negeri I KintomTentang HIV dan AIDS.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 211 Orang.Sampel penelitian ini berjumlah 138 Orang yang di pilih menggunakan teknik proportional random sampling. Pengambilan data secara primer menggunakan instrumen kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV dan AIDS yaitu sebesar 87,7 % dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 12,3 %. Sikap terhadap HIV dan AIDS paling besar yang positif yaitu 84,1% dan sikap yang negatif hanya sebesar 15,9 %. Tindakan tentang HIV dan AIDS pada umumnya baik yaitu sebesar 96,4 % dan kurang baik hanya sebesar 3,6 %. Sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif dan tindakan yang baik tentang HIV dan AIDS. Siswa SMA Negeri I Kintom diharapkan mampu menambah pengetahuan tentang HIV dan AIDS dengan cara mencari informasi baik dari buku, koran, televisi, internet, maupun bertanya kepada tenaga kesehatan. HIV and AIDS in adolescents has become a phenomenon that needs more intensive attention and treatment. The purpose of this study was to obtain a description of Knowledge, Attitudes and Actions about HIV and AIDS Students of SMA Negeri I Kintom. This type of research is a descriptive study with a cross sectional study approach. The population of this study were all students totaling 211 people. The sample of this study amounted to 138 people who were selected using a proportional random sampling technique. Primary data collection using a questionnaire instrument. The results showed that most of the students had good knowledge about HIV and AIDS, namely 87.7% and students who had less knowledge only 12.3%. Attitudes towards HIV and AIDS were mostly positive, namely 84.1% and negative attitudes only 15.9%. Actions on HIV and AIDS were generally good at 96.4% and less good at only 3.6%. Most of the students have good knowledge, positive attitude and good actions about HIV and AIDS. Students of SMA Negeri I Kintom are expected to be able to increase their knowledge about HIV and AIDS by searching for information from books, newspapers, television, internet, or asking health workers. 
Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Di Desa Jayabakti Tahun 2021: The relationship between environmental sanitation and the incidence of stunting in toddlers in Jayabakti village in 2021 Yurike Kuewa; Herawati; Marselina Sattu; Anang S. Otoluwa; Erni Yusnita Lalusu; Bambang Dwicahya
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.708 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i2.73

Abstract

Stunting merupakan sebuah masalah kesehatan dimana seorang bayi atau anak-anak mengalami hambatan dalam pertumbuhan tubuhnya, sehingga gagal memiliki tinggi yang ideal pada usianya. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan sumber air minum, kepemilikan jamban, sarana pembuangan air limbah dan kepemilikan tempat sampah dengan kejadian stunting di Desa Jayabakti wilayah kerja Puskesmas Pagimana Tahun 2021.Jenis penelitian ini adalah Observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional serta Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu balita sebanyak 156 responden Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji Chi Squaree. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber air minum, kepemilikan jamban, dan kepemilikan SPAL dengan kejadian stunting di Desa Jayabakti dengan nilai p value > 0,05. Sedangkan hasil analisis tabulasi kepemilikan tempat sampah di peroleh hasil p value = 0,006 (<0,05), dengan demikian terdapat hubungan antara kepemilikan tempat sampah dengan kejadian stunting. Sanitasi lingkungan secara tidak langsung mempengaruhi gizi balita. Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan penyakit infeksi pada balita seperti diare dan kecacingan yang dapat menganggu proses pencernaan dalam proses penyerapan nutrisi, jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan masalah stunting. Stunting is a health problem in which a baby or child experiences obstacles in their body growth, so they fail to have the ideal height for their age. The purpose of this study was to see the relationship between drinking water sources, latrine ownership, waste water disposal facilities and ownership of trash bins with stunting in Jayabakti Village, Pagimana Health Center working area in 2021. namely simple random sampling. The sample in this study were mothers of children under five as many as 156 respondents. The data analysis used was bivariate analysis using the Chi Squaree test. The results showed that there was no relationship between drinking water sources, latrine ownership, and SPAL ownership with stunting in Jayabakti Village with p value > 0.05. While the results of the tabulation analysis of the ownership of the trash can obtained the results of p value = 0.006 (<0.05), thus there is a relationship between the ownership of the trash can and the incidence of stunting. Environmental sanitation indirectly affects the nutrition of children under five. Poor sanitation can cause infectious diseases in toddlers such as diarrhea and worms which can interfere with the digestive process in the process of absorption of nutrients, if this condition occurs for a long time it can cause stunting problems.
Hubungan Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan Ibu Usia Reproduktif tentang Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Dusun Kuwungsari Kelurahan Sragen Kulon Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Winnie Tunggal Mutika; Erni Yusnita Lalusu
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 5 (2018): Proceedings the 3rd UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.957 KB) | DOI: 10.22146/bkm.35653

Abstract

TujuanPenelitian ini menganalisa hubungan antara karakteristik ibu (umur, pendidikan, dan paritas) dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD di Dusun Kuwungsari, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten SragenMetodePenelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 52 orang dan teknik sampling yang digunakan quota sampling. Penelitian ini akan mengambil 25% dari seluruh ibu usia reproduktif dengan cara memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan.HasilHasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 sehingga ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. Semakin bertambah umur maka pengetahuan semakin baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 sehingga ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. Semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan semakin baik Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,325 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD.SimpulanAdanya hubungan yang bermakna antara umur dan pendidikan dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. 
Gambaran Hipertensi, Obesitas, Diabetes, Asam Urat, Lama Hemodialisis pada Penderita Gagal Ginjal di RSUD Kabupaten Banggai : Description of Hypertension, Obesity, Diabetes, Gout, Duration of Hemodialysis in Kidney Failure Patients at Banggai District Hospital Nabila Utami; Erni Yusnita Lalusu; Yustianty Monoarfa; Anang Samudera Otoluwa; Lisa Handayani
Buletin Kesehatan MAHASISWA Vol. 2 No. 1 (2023): Buletin Kesehatan MAHASISWA Volume 2 Nomor 1 September 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v2i1.212

Abstract

Data World Health Organization (WHO) dalam Ratnawati (2014), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami gagal ginjal artinya, sekitar 1,5 juta orang harus menjalani hidup bergantung pada terapi pengganti ginjal atau hemodialisis (HD), dengan insidensi sebesar 8 % dan terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan data yang di dapatkan bahwa penderita gagal ginjal pada tahun 2023 terdapat 50 orang (Profil RSUD Luwuk, 2023). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Hipertensi, Obesitas, Diabetes, Asam Urat, Lama Hemodialisis pada Penderita Gagal Ginjal di RSUD Kabupaten Banggai. Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian survey deskriptif, dengan jumlah sampel 50. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan data primer . Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 50%. golongan umur 19 – 44 tahun sebanyak 28%, 45 – 59 tahun sebanyak 42%, dan 60 – 74 tahun sebanyak 30%. Yang memiliki penyakit hipertensi yaitu sebanyak 84 %. Obesitas sebanyak 6 %. Diabetes yaitu sebanyak 6 %. Asam urat yaitu sebanyak 42%. Lama hemodialilis <12 bulan sebanyak 22 %, 1 - 5 tahun sebanyak 70%, dan >5 tahun sebanyak 8%. Bagi penderita gagal ginjal sebaiknya mengendalikan penyakit gagal ginjal agar tidak semakin parah dengan rutin melakukan pemeriksaan dan cuci darah. Data from the World Health Organization (WHO) in Ratnawati (2014), globally more than 500 million people experience kidney failure, meaning that around 1.5 million people have to live their lives depending on kidney replacement therapy or hemodialysis (HD), with an incidence of 8%. and continues to increase every year. Based on the data obtained, there will be 50 people suffering from kidney failure in 2023 (Luwuk Regional Hospital Profile, 2023). This study aims to determine the features of hypertension, obesity, diabetes, gout, duration of hemodialysis in kidney failure sufferers at Banggai District Hospital. This type of research uses descriptive survey research, with a sample size of 50. Sampling in this research uses primary data. The data analysis used is univariate analysis. The results of this research show that the respondents were 50% male and 50% female. age group 19 – 44 years as much as 28%, 45 – 59 years as much as 42%, and 60 – 74 years as much as 30%. Those who have hypertension are as many as 84%. Obesity is 6%. Diabetes is as much as 6%. Uric acid is as much as 42%. The duration of hemodialysis was <12 months as much as 22%, 1 - 5 years as much as 70%, and >5 years as much as 8%. For people suffering from kidney failure, it is best to control kidney failure so that it does not get worse by carrying out regular examinations and dialysis.
Determinant of Non-pregnant Women's Anemia in Banggai Regency Yuwono, Dian Kurniasari; Monoarfa, Yustianty; Otoluwa, Anang S.; Galenso, Nitro; Mulyani, Mulyani; Tiwow, Marlinne; Dewi, Rita Kartika; Narsi, Ni Ketut; Lalusu, Erni Yusnita
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 19 No. Supp.2 (2024)
Publisher : The Food and Nutrition Society of Indonesia in collaboration with the Department of Community Nutrition, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25182/jgp.2024.19.Supp.2.304-313

Abstract

This study purpose is to seek the determinant factors of anemia in non-pregnant women in Banggai Regency. With a cross-sectional design, we collect data from 308 non-pregnant women through non-probability sampling. Variables collected were age, Body Mass Index (BMI), Middle Upper Arm Circumference (MUAC), abdominal circumference, education, ownership of a healthy latrine, water source for cooking, and daily consumption of iron-source food such as legumes, green vegetables, also fish or meat. Bivariate and logistic regression was used to identify variables that correlate with anemia. The mean age and hemoglobin levels were 30±6.2 years and 12.7±1.5 g/dL, respectively. About 80 (25.97%) of the subjects were anemic. Bivariate analysis shows that water from standardized sources/facilities for cooking, ownership of a healthy latrine, MUAC, daily consumption of legumes, and daily consumption of fish or meat were variables that significantly correlated with anemia (p<0.05). Moreover, after we performed logistic regression, non-pregnant women who did not use standardized clean water for cooking (OR 2.19; p=0.09) and did not consume fish or meat daily (OR 2.28; p=0.02) were at higher risk of having anemia. Determinant factors that significantly correlate with anemia in Banggai Regency's non-pregnant women were water utilization from not-standardized sources/facilities for cooking and not consuming of fish or meat daily. Local governments should include these variables in their new reformulated and innovative stunting-reducing programs. Thus, perhaps they can achieve their expected targets, such as non-anemic pregnant women, which, in the long run, can reduce stunting.
Gambaran Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Ruang Perawatan Puskesmas Kampung Baru : Overview Of The Implementation Of Occupational Safety And Health In Health Services Facilities In The Treatment Rooms Of The Kampung Baru Puskesmas Irfandi; Lanyumba, Fitrianty Sutadi; Tongko, Mirawati; Lalusu, Erni Yusnita; Dwicahya, Bambang; Sakati, Sandy Novriyanto; Monoarfa, Yustiyanty
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 3 No. 1 (2024): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v3i1.261

Abstract

Kegiatan K3 di fasyankes dilaksanakan untuk menjamin dan melindungi sumber daya manusia fasyankes, pasien, pendamping pasien, pengunjung, serta masyarakat di sekitar dari gangguan kesehatan dan pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, lingkungan, dan aktivitas kerja.Upaya kesehatan kerja ditujukan agar melindungi pekerja untuk hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk akibat pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana gambaran penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ada di Puskesmas Kampung Baru. Jenis penlitian adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kampung Baru yaitu sebanyak 81 Tenaga Kerja. Dengan teknik sampel menggunakan Purposive Sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Kuesioner, Lembar Observasih, wawancara dan dokumentasi. Metode pengumpulan data melalui wawancara dan Metode analisis data mengunakan SPSS, sedangkan analisis data yang diguanakan yaitu secara univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program-program K3 yang telah diterapkan di Puskesmas Simpong seperti program Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian resiko k3 semuanya pada kriteria kurang baik 49 orang (100%), Penerapan Kewaspadaan Standar semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Sarana dan Prasarana semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Peralatan Medis semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat atau Bencana Termasuk Kebakaran semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pengelolaan Limbah Domestik semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Penerapan Prinsip Ergonomi semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pemeriksaan Kesehatan Berkalah semuanya kriteria Baik 49 orang (100%), Pemberian Imunisasi semuanya kriteria Baik 49 orang (100%) dan Pembudayaan PHBS semuanya kriteria Baik 49 orang (100%). Di harapkan pada petugas kesehatan untuk menerapkan program-program k3 yang terdapat pada Permenkes No 52 Tahun 2018 dimana dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwasanya setiap fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan standar K3.
Penyuluhan tentang Cara Pengolahan Sampah di Desa Simpang 1 Kecamatan Simpang Raya, Sulawesi Tengah: Counseling on How to Process Waste in Simpang 1 Village, Simpang Raya District, Central Sulawesi Amalia Nurul Magfirah; Bambang Dwicahya; Erni Yusnita Lalusu
Jurnal Pengabdian MALEO Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Maleo
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata rata ada 182,7 Milliar kantong plastic digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastic di Indonesia mencapai 1.278.900 ton per tahunnya. Permasalahan sampah terus terjadi karena minimnya penegakan hukum dan anggaran pengelolaan, serta tidak adanya panduan kemitraan. Masih banyak Masyarakat desa simpang 1 yang tidak memilah sampah yaitu sebesar 96,7%, masih banyak Masyarakat desa simpang 1 yang belum memiliki tempat sampah yaitu sebesar 50,5%, masih banyak Masyarakat desa simpang 1 yang membuang sampah ke Sungai sebesar 2,2%, dan masih banyak Masyarakat desa simpang 1 yang belum menutup tempat sampah yaitu sebesar 75%. Kegiatan penyuluhan tentang Pengolahan Smpah bertujuan untuk menyadarkan Masyarakat betapa pentingnya mengolah sampah serta memilah sampah baik Organik, Non-Organik, maupun Sampah B3. Untuk sasaran berlaku pada masyarakat umum, dan target berjumlah sebanyak 50 orang, sumber dana dari mahasiswa, waktu & tempat pelaksanaan pada hari Senin, 24 Juli 2023 dan bertempatkan di Balai Desa Simpang 1. Namun, karena Sebagian target tidak mencapai 50 orang pada saat penyuluhan di Balai Desa Simpang 1, Maka akan dilaksanakan nya lagi di tempat lain yaitu bertempatkan di Gereja Efrata Simpang 1, dan untuk Sebagian target, Saya melakukan nya secara Door to Door.  Data from Making Oceans Plastic Free (2017) states that an average of 182.7 billion plastic bags are used in Indonesia every year. Of this amount, the total weight of plastic bag waste in Indonesia reaches 1,278,900 tons per year. Waste problems continue to occur due to the lack of law enforcement and management budgets, as well as the absence of partnership guidelines. There are still many people in Simpang 1 village who do not sort their waste, namely 96.7%, there are still many people in Simpang 1 village who do not have trash bins, namely 50.5%, there are still many people in Simpang 1 village who throw rubbish into the river, which is 2.2 %, and there are still many people in Simpang 1 village who have not closed the trash cans, namely 75%. The outreach activity on Waste Processing aims to make the public aware of the importance of processing waste and sorting waste into organic, non-organic and hazardous waste. For the target, it applies to the general public, and the target is 50 people, the source of funds is from students, the time & place for the implementation is Monday, July 24 2023 and takes place at the Simpang 1 Village Hall. However, because some of the targets did not reach 50 people during the counseling at the Simpang 1 Village Hall, then it will be carried out again in another place, namely at the Efrata Simpang 1 Church, and for some targets, I will do it door to door.
A Multivariate Prediction Model for Hypertension Incidence Lalusu, Erni Yusnita; Papendang, Indah Ratnasari; Balebu, Dwi Wahyu
Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v19i1.4039

Abstract

Hypertension is a major global non-communicable disease and a leading cause of premature death. This study aimed to develop a multivariate prediction model for hypertension incidence in the Banggai Community Health Center working area, Central Sulawesi, Indonesia. An analytical observational study with a case-control design was conducted involving 140 people, equally divided into case and control groups. Data were collected on age, family history of hypertension, obesity status, smoking status, coffee consumption habits, use of hormonal birth control, and place of residence. Univariate, bivariate, and multivariate analyses were performed. The final regression model included sex, age, family history of hypertension, body mass index (BMI), and smoking status, which together could predict hypertension incidence by 59.3%. Family history of hypertension was the most dominant variable, with those having a history being 25.6 times more likely to develop hypertension than those without a history (p < 0.001). Age ≥ 36 years, obesity, and smoking were also significant risk factors. The prediction model is useful for assessing individual hypertension risk and guiding early diagnosis and treatment. Family-based health education and screening for non-communicable diseases based on the prediction variables are recommended to reduce hypertension prevalence. Future research should consider prospective designs, involve more samples, and include additional variables such as diet, physical activity, and stress level to enhance the model's predictive accuracy.
Asupan Zat Besi Siswa Remaja Puteri Penderita Anemia Di SMA se-Kecematan Luwuk Selatan Tahun 2024: Iron Intake of Teenage Girls Suffering from Anemia in High Schools in South Luwuk District in 2024 Lalusu, Erni Yusnita; Lawaha, Siti Rahma; Syahrir, Muhammad; Anggo, Sulasmi
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 3 No. 3 (2025): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v3i3.303

Abstract

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Remaja Putri lebih berisiko mengalami anemia dari pada remaja putra. Berdasasarkan hasil Riskesdas, prevalensi remaja putri yang mengalami anemia tahun 2013 sebesar 18,40%, dan menjadi 32% tahun 2018. Di Kabupaten Banggai, prevalensi remaja putri yang mengalami anemia pada tahun 2023 sebesar 14,43 % (Dinkes Kab Banggai, 2023). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Asupan Zat Besi (Fe) Pada Remaja SMA penderita anemia di Kecamatan Luwuk Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian Survei Deskritif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi remaja putri di MAN 1 Banggai, SMK Komputer dan SMKN 2 Luwuk yang terdiagnosis anemia yaitu sebanyak 24 orang (Total sampling). Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada remaja putri yang mengalami anemia paling banyak dengan asupan Fe (zat besi) yang kurang yaitu 23 orang (95,8%) dan tidak mengonsumsi tablet tambah darah sebesar (79,2%). Kesimpulan sebagian besar remaja putri penderita anemia di tingkat SMA adalah Kekurangan Zat Besi. Diharapkan agar para remaja putri lebih memperhatikan pola makan, terutama yang merupakan sumber zat besi.  Anemia is a condition where the number of red blood cells or the concentration of hemoglobin in them is lower than normal. Adolescent girls are more at risk of experiencing anemia than male adolescents. Based on the results of Riskesdas, the prevalence of adolescent girls experiencing anemia in 2013 was 18.40%, and became 32% in 2018. In Banggai Regency, the prevalence of adolescent girls experiencing anemia in 2023 was 14.43% (Banggai District Health Office, 2023). The aim of this study was to determine the description of iron (Fe) intake in high school teenage girls suffering from anemia in South Luwuk District. This research is a descriptive survey research. The population in this study were female teenage students at MAN 1 Banggai, Computer Vocational School and SMKN 2 Luwuk who were diagnosed with anemia, namely 24 people (Total sampling). The analysis used is univariate analysis. The results of this study showed that the majority of young women who experienced anemia had insufficient Fe (iron) intake, namely 23 people (95.8%) and did not consume blood supplement tablets (79.2%). The conclusion is that the majority of young women suffering from anemia at high school level are iron deficient. It is hoped that young women will pay more attention to their diet, especially which is a source of iron.