Komalig, Yudi Novrian
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

"Manguni," A Minahasan Cultural Identity: The Application of Practice-Based Research on A Program Music Gosal, Clifford Israel; Listya, Agastya Rama; Komalig, Yudi Novrian; Tan, Arwin Quiñones
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan Vol 25, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v25i1.12059

Abstract

Manguni is a Minahasan term for a carnivorous, nocturnal bird known as an owl. The manguni has the Latin name otus manadensis. Minahasan people believe that the manguni is a bird that brings news from Opo Wailan Wangko or God Almighty. In the modern era, mangunis have become endangered due to hunting and logging of trees that were mangunis' original habitat. The extinction of these birds has impacted the younger generation's understanding of the manguni as the identity of the Minahasan people, as well as the ancestral cultural values found in this bird. This research aims to introduce and preserve the noble values found in manguni to the younger generation through symphonic works that combine Minahasan and Western musical idioms. The use of orchestral instruments in nationalistic works has also been done by Romantic-era composers such as Bedrich Smetana, Antonin Dvorak, Bela Bartok, Zoltan Kodaly, and others. However, Manguni is the first orchestral composition to capture the magical figure of this bird musically. This research applies a qualitative and practice-based approach that positions the researcher as the vital instrument. Several stages of research include conceptualizing the composition, incorporating leitmotifs, adding extramusical ideas, pouring ideas or creations, composing detailed compositions, and evaluating. The research output is a descriptive programmatic musical work that uses manguni as an extramusical idea. Leitmotifs represent the nature and character of the manguni and its meanings to the Minahasan people. The work adopts Minahasan musical idioms, such as the rhythmic patterns of Kabasaran dance and the modes and ornamentation of Maengket singing. The Manguni movement is written in a sonata form consisting of exposition, development, recapitulation, and coda. The techniques used include polytonal, cluster, quartal, artificial harmony, polychord, sequence, augmentation, diminution, and retrograde.
Tema dan Variasi “Cublak-Cublak Suweng” untuk Instrumen Solo Piano dengan Pendekatan Musik Program Berdasarkan Makna Lagu Silaban , Maria Kezia Taruli; Komalig, Yudi Novrian
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.52726

Abstract

Cublak-Cublak Suweng merupakan sebuah lagu rakyat yang digunakan untuk mengiringi permainan yang sama dengan judulnya, atau dalam bahasa Jawa disebut tembang dolanan. Lagu beserta permainan ini diwariskan secara turun-temurun dan menjadi tradisi lisan masyarakat Jawa. Walaupun merupakan tembang dolanan yang biasanya dibawakan oleh anak kecil, makna dari lirik lagu ini berisikan petuah-petuah yang sangat baik bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Hal ini membuat penulis menggunakan makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng sebagai sumber inspirasi dari kompossi musik. Di sisi lain, lagu Cublak-Cublak Suweng memiliki melodi yang sederhana, memungkinkan melodi ini diolah dan dikembangkan menjadi komposisi baru dalam bentuk tema dan variasi. Tiap-tiap makna yang terkandung dari lirik lagu dijadikan bahan dalam penyusunan komposisi pada bagian variasi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik-teknik komposisi yang digunakan berdasarkan makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng. Metode penelitian dalam penciptaan komposisi ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang diawali dengan tahap eksplorasi, yakni studi pustaka dan repertoar. Kemudian dilanjutkan dengan tahap interpetasi sebagai metode yang digunakan dalam menyusun variasi melalui penggalian makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng. Hal ini dilakukan untuk menentukan suasana atau emosi dari tiap bagian variasi. Tahap berikutnya adalah eksperimentasi, yakni mengolah ide musikal berdasarkan data yang telah didapatkan pada kedua tahap sebelumnya. Hasilnya adalah komposisi bentuk tema dan variasi Cublak-Cublak Suweng memiliki 6 bagian, yaitu tema, 4 bagian variasi, serta coda.
Tema dan Variasi “Cublak-Cublak Suweng” untuk Instrumen Solo Piano dengan Pendekatan Musik Program Berdasarkan Makna Lagu Silaban , Maria Kezia Taruli; Komalig, Yudi Novrian
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.52726

Abstract

Cublak-Cublak Suweng merupakan sebuah lagu rakyat yang digunakan untuk mengiringi permainan yang sama dengan judulnya, atau dalam bahasa Jawa disebut tembang dolanan. Lagu beserta permainan ini diwariskan secara turun-temurun dan menjadi tradisi lisan masyarakat Jawa. Walaupun merupakan tembang dolanan yang biasanya dibawakan oleh anak kecil, makna dari lirik lagu ini berisikan petuah-petuah yang sangat baik bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Hal ini membuat penulis menggunakan makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng sebagai sumber inspirasi dari kompossi musik. Di sisi lain, lagu Cublak-Cublak Suweng memiliki melodi yang sederhana, memungkinkan melodi ini diolah dan dikembangkan menjadi komposisi baru dalam bentuk tema dan variasi. Tiap-tiap makna yang terkandung dari lirik lagu dijadikan bahan dalam penyusunan komposisi pada bagian variasi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan teknik-teknik komposisi yang digunakan berdasarkan makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng. Metode penelitian dalam penciptaan komposisi ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang diawali dengan tahap eksplorasi, yakni studi pustaka dan repertoar. Kemudian dilanjutkan dengan tahap interpetasi sebagai metode yang digunakan dalam menyusun variasi melalui penggalian makna dari lirik lagu Cublak-Cublak Suweng. Hal ini dilakukan untuk menentukan suasana atau emosi dari tiap bagian variasi. Tahap berikutnya adalah eksperimentasi, yakni mengolah ide musikal berdasarkan data yang telah didapatkan pada kedua tahap sebelumnya. Hasilnya adalah komposisi bentuk tema dan variasi Cublak-Cublak Suweng memiliki 6 bagian, yaitu tema, 4 bagian variasi, serta coda.
Analysis of Joged Kahyangan Works in Saxophone Recitals "Lintas Waktu" Komalig, Yudi Novrian; Nugraha, Adinda Satria; Ruswanto, Yohanes
Jurnal Seni Musik Vol 12 No 2 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsm.v12i2.75456

Abstract

This research aimed to describe the structure of the composition "Joged Kahyangan" by Dewa Budjana. This study employed qualitative approach, analyzing the musical score of the piece. The findings indicate that the composition's structure consists of several sections, including Introduction, A, Bridge, B, A’, Bridge, B’, A’’, Solo Drum, Solo Piano, Solo Saxophone, C, B’, and Coda. The piece utilizes the tonalities of E and D, with time signatures of 4/4 and 5/5. Saxophone playing techniques found in this composition include Arpeggio, Tongue, Legato, and Altissimo