Fitri Anto, Abdul Haris
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Critical Netizenship Attitude: Program Pengembangan Sikap Kritis terhadap Kampanye di Media Sosial pada Pemilih Pemula Menjelang Tahun Politik 2018-2019 Fitri Anto, Abdul Haris
Jurnal Abdimas Vol 23, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v23i1.17033

Abstract

Media sosial hari ini telah menjadi cara kampanye politik yang paling efektif. Namun media sosial juga menjadi sarang terjadinya negative campaign dan black campaign. Contohnya adalah pada pemilihan presiden tahun 2014 dan pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Tim pengabdi mendapati fakta bahwa calon pemilih pemula yang berhak memilih pada 2019 menunjukkan sikap alienasi (apatisme) politik yang tinggi sebagai akibat dari negative dan black campaign di media sosial. Selain itu, para calon pemilih pemula adalah pihak yang paling rentan menjadi korban dari negative dan black campaign.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengembangkan sikap kritis calon pemilih pemula terhadap kampanye di media sosial. Penelitian ini melibatkan 122 mahasiswa calon pemilih pemula dalam pelatihan “critical netizenship attitude”. Pretest-posttest dengan “critical netizenship attitude questionnaire” diberikan pada seluruh responden. Dalam penelitian ini tidak menggunakan kelompok kontrol dengan pertimbangan etis bahwa sikap kritis terhadap kampanye di media sosial adalah hak bagi semua calon pemilih pemula.Hasil pengembangan dibahas dalam tiga komponen sikap: kognitif, afektif, konatif. Hasil dari perlakuan kognitif, afektif, dan konatif menunjukkan adanya perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan. Dalam hal kognitif, mereka lebih menguasai teori framing dan seluk beluk kampanye di media sosial. Secara afektif, emosi mereka lebih terasosiasi secara lebih tepat terhadap kampanye-kampanye di media sosial. Secara konatif, calon pemilih pemula telah terlibat aktif dalam memerangi black-campaign di media sosial.
Pernikahan Endogami Dikalangan Pesantren Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Pondok Pesantren Di Tuban Ulya, Izzatul; Naily, Nabiela; Fitri Anto, Abdul Haris
Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol. 6 No. 1 (2025): Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah: Jurnal Hukum Keluarga dan Peradilan Islam
Publisher : Family Law Study Program, Faculty of Sharia and Law, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/as.v6i1.42563

Abstract

Penelitian ini bertujuan memahami faktor-faktor yang melatarbelakangi praktik pernikahan endogami dalam keluarga pondok pesantren di Kabupaten Tuban. Pernikahan endogami, yaitu pernikahan antara individu yang berasal dari lingkungan suku, etnis, atau status sosial yang sama, menjadi menarik untuk diteliti karena fenomena ini, dalam beberapa kasus, mencapai titik ekstrim seperti pengasingan atau paksaan untuk menikah kembali jika dianggap tidak memenuhi kesetaraan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian meliputi pasangan suami istri yang menikah secara endogami dan lima orang tua yang menikahkan anak mereka dalam pola yang sama. Hasil penelitian mengidentifikasi empat faktor utama yang mendorong praktik pernikahan endogami, yaitu: (1) tradisi turun-temurun dalam keluarga pondok pesantren, (2) perjodohan oleh keluarga, (3) cinta di antara pasangan yang sebelumnya dikenalkan melalui proses taaruf, dan (4) keinginan untuk mempererat hubungan keluarga serta menjaga kemurnian garis keturunan. Selain itu, praktik ini dianggap bermanfaat dalam menjaga nasab dan melanjutkan estafet kepemimpinan pondok pesantren. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pernikahan endogami di lingkungan pondok pesantren didorong oleh tradisi dan nilai-nilai tertentu yang memiliki manfaat sekaligus tantangan, yang perlu ditinjau secara mendalam dalam perspektif hukum Islam, baik secara normatif maupun melalui pertimbangan maslahat dan madharat.