Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL SOSIAL EKONOMI URBAN FARMING: STUDI KASUS KELOMPOK TANI KELURAHAN GIWANGAN KOTA YOGYAKARTA Devi, Laksmi Yustika; Ramadhani, Amesta Kartika; Pitria, Meidesta; Prasojo, Bintang
Jurnal Jarlit Vol. 19 No. 1 (2023): Peningkatan Ekonomi Kreatif Berbasis Pariwisata Budaya untuk Keberdayaan Masya
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70154/jid.v19i1.64

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang mengkaji sosial ekonomi urban farming di Kalurahan Giwangan, Kota Yogyakarta secara rinci dengan metode kualitatif dan kuantitatif sehingga mendapatkan pemahaman dan wawasan mengenai profil sosial ekonomi pelaku, peran, hingga model sosial ekonomi urban farming. Secara detail, tujuan penelitian ini adalah: (1) identifikasi awal, tinjauan pustaka, landasan teori dan benchmarking terkait dengan urban farming pada Kalurahan Giwangan Kota Yogyakarta; (2) pengambilan data melalui survei dan wawancara, pengolahan dan analisis data; (3) penyusunan model sosial ekonomi urban farming; dan (4) monitoring serta evaluasi peran dan penerapan model sosial ekonomi urban farming. Penelitian ini dilakukan dengan metode participatory action research. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara mendalam dengan ketua kelompok tani, survei pada pelaku urban farming, dan FGD dengan melibatkan pemangku kepentingan. Kuesioner disebarkan kepada 85 anggota kelompok tani yang tergabung ke dalam 16 KT/KWT di Kalurahan Giwangan. Hasil dari penelitian menegaskan penelitian sebelumnya bahwa praktik urban farming sudah dilakukan cukup lama di Kelurahan Giwangan, meskipun ada beberapa yang masih rintisan. Pelaku urban farming sebagian besar berusia 51-60 tahun yang melakukan kegiatan untuk hobi dan tujuan pelestarian lingkungan (tidak berorientasi profit). Beberapa pelaku menginginkan pengembangan bisnis melalui keterlibatan anak muda untuk membantu dari aspek teknologi. Hambatan yang umum dialami adalah gangguan hama, kekurangan modal dan tenaga kerja. Selain itu tantangan yang masih dihadapi adalah keberlanjutan, baik keberlanjutan program urban farming kelompok maupun keberlanjutan bisnisnya. Beberapa aspek urban farming yang masih perlu ditingkatkan, yaitu aspek pengembangan ketahanan pangan, aspek pelestarian lingkungan, dan aspek peningkatan penghasilan.
Increasing The Capacity of Local Communities through Institutional Reorganization of Dekso Tourism Village in Banjararum Village, Kulon Progo Regency Devi, Laksmi Yustika; Wirakusuma, Gilang; Jatmiko, Bambang Agung; Kusuma, Puspita; Irdana, Nuryuda; Khoir, Riziq Apani; Nasion, Marsa Kamila; Kusuma, Luqman Wiranata
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement) Vol 11, No 3 (2025): September
Publisher : Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpkm.102124

Abstract

Dekso Tourism Village in Kulon Progo Regency, during its five-year period after establishment, faces difficulties to maintain and develop its tourism busines. Internal problems of the management become an obstacle to the development of the village so that it can compete with other tourism villages and has an economic impact on the community. The tourism village development program is one form of community-based development implementation. The active role of the community itself is very important in the management process. Therefore, this community service program was carried out to help solving the village’s problems through three stages of implementation methods, namely the process of awareness, capacitating, and enrichment. Improved governance was carried out by reorganizing the new management based on established criteria and referring to the collegial collective principle. Reorganization also includes strengthening institutional cooperation with BUMDes as the parent company, POKDARWIS and other organizations involved in the tourism village. In addition, in order to strengthen the tourism village governance, the formation of a village regulation (PerKal) on tourism villages is also part of this service program. This legal umbrella will encourage cooperation between related parties to be more systematic, protect tourism village activities, as well as be the guidelines for future tourism development in Banjararum.