Amarullah, Amarullah
Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kerapatan dan Bukaan Stomata Daun Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantzs) Amarullah, Amarullah
Agro-UPY Vol 7, No 1 (2015): Agro-UPY
Publisher : Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstribusi dan peranan daun dalam meningkatkan hasil ubikayu. Lima varietas ubikayu yaitu Adira 4, Malang 6, UJ 5, Singgah dan Ketan digunakan sebagai bahan tanam dalam rancangan acak lengkap kelompok (3 ulangan dan 35 stek per petak perlakuan yang berukuran 3 x 5 m). Stek ubikayu berukuran ± 20 cm ditanam tegak dengan jarak 1 m x 1 m (populasi 525 tanaman atau setara 10,000 tanaman ha-1). Kerapatan dan bukaan stomata daun ubikayu diidentifikasi dan dideteksi serta terlihat dalam bentuk tingkat kerapatan stomata dalam mm2 persegi dan lebar bukaan stomata daun dalam µm.Pengamatan dilakukan pada waktu tengah hari dengan cara mengoleskan cat kuku bening pada permukaan bawah daunyang masih melekat pada tangkai daun, dibiarkan kering selanjutnya ditutup dengan isolasi bening. Kemudian daun dipetik dengan membuka isolasi dan diletakkan melekat di atas objek gelas, selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 420 x. Jumlah stomata diamati dan dihitung pada lima bidang pandang. Ukuran lebar dan panjang bukaan stomata diukur menggunakan mikrometer objektif yang dikonversi ke dalam mm2. Tingkat kerapatan dan lebar bukaan stomata daun berbeda antar varietas ubikayu. Varietas ubikayu Singgah dan Adira-4 memiliki kerapatan stomata lebih tinggi dan berbeda nyata dengan ketiga varietas lainnya pada umur 2, 4 dan 6 bulan berturut-turut 98,56; 105,22 dan 110,78 mm2 dan 90,44, 100,44 dan 93,78 mm2. Varietas dengan lebar bukaan stomata tertinggi adalah varietas Malang-6 diikuti Singgah masing-masing yaitu 11,67; 12,79 dan 12,67 µm diikuti 10,13; 10,47 dan 10,36 µm. Kerapatan dan lebar bukaan stomata daun memberikan pengaruh yang berbeda terhadap fotosintesis dan kandungan H2O, tetap tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap transpirasi, konduktivitas stomata, begitu juga kandungan CO2 dan konsentrasi CO2 sel daun ubikayu pada umur 6 bulan, kerapatan stomata tertinggi pada varietas ubikayu. Kerapatan dan lebar bukaan stomata daun yang tinggi pada varietas ubikayu Malang-6, Singgah dan Adira-4 memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil umbi ubikayu. Hasil akhir menunjukkan bahwa adanya konstribusi stomata daun terhadap hasil berat umbi (g) varietas Malang 6, Singgah dan Adira 4 masing-masing 9813,33; 8981,67 dan 7114,44 dengan indeks panen sebesar 0,78; 0,77 dan 0,77 yang berbeda dengan varietas Ketan 355,77 dengan IP 0,58. Kata kunci: kerapatan, bukaan, stomata, daun dan ubikayu
TEKNOLOGI BUDIDAYA SINGKONG GAJAH (Manihot esculenta Crantz) Amarullah, Amarullah
Agro-UPY Vol 6, No 2 (2015): Agro-UPY
Publisher : Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Intisari Ubikayu dapat diolah menjadi bahan makanan dalam upaya membangun ketahanan dan ketersediaan pangan, selain itu ubikayu dapat menjadi sumber bioenergi yang paling efisien dibandingkan dengan tebu dan jagung, yang menjadi sumber utama bioetanol dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi teknologi budidaya ubikayu, dari sisi potensi klon lokal, pengolahan lahan, penanaman dan pemeliharaan (pemupukan dan pembumbunan) serta produktivitas singkong gajah (singgah) yang merupakan varietas lokal Kalimantan Timur yang mempunyai adaptasi tinggi, umur panen cepat dengan produksi yang tinggi. Dari hasil uji coba penanaman ubikayu singgah diperoleh pada umur 2 dan 3 bulan berat umbi 1,98 kg dan 4.82 kg, selanjutnya pada umur tanaman ubikayu produktif yaitu umur 4,5 dan 6 bulan menghasilkan; 5.86 kg, 9.25 kg dan 12.96 kg. Sedangkan sebagai bahan baku industri makanan dan sumber energi alternatif dipanen pada umur 7, 8 dan 9 bulan menghasilkan berat umbi 17.18 kg, 16.1 kg dan 20.01 kg (100 ton ha-1). Singkong gajah sangat layak dibudidayakan karena dapat dipanen mulai umur muda dan berat umbi yang dihasilkan diatas rata-rata ubikayu varietas lokal (20-50 ton ha-1). Penelitian lebih lanjut perlu difokuskan tentang adaptasi singgah pada berbagai lokasi (jenis tanah dan tingkat kesuburan) dengan teknik budidaya singgah berkelanjutan untuk kemandirian pangan dan energi. Kata kunci: Teknologi, budidaya dan singkong Gajah
EDUKASI PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS MIKROORGANISME INDIGENOUS PADA KELOMPOK TANI DI KOTA TARAKAN Siti Zahara; Eko Hary Pudjiwati; Amarullah Amarullah; Ankardiansyah Pandu Pradana; Nurmaisah Nurmaisah; Nurjanah Nurjanah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Borneo Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpmb.v3i1.794

Abstract

Budidaya tanaman hortikultura di kota Tarakan memiliki peluang besar karena permintaan pasar yang cukup tinggi. Namun usaha ini tidak lepas dari berbagai tantangan. Tantangan  utamanya adalah upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan oleh petani, seperti penggunaan pestisida kimia dan nabati. Solusi lain yang belum banyak diketahui oleh petani adalah penggunaan agens hayati (bakteri atau cendawan). Banyak petani di Kota Tarakan  belum mengetahui perbedaan pestisida nabati dan hayati, maka perlu adanya kegiatan transfer ipteks yang dimiliki oleh Fakultas Pertanian UBT kepada petani di Kota Tarakan. Teknologi yang diberikan kepada petani dalam kegiatan adalah teknik perbanyakan dan teknik aplikasi bakteri indigenous sebagai pestisida hayati serta pembuatan demplot. Setelah pelaksanaan kegiatan ini; 1) petani dapat memanfaatkan mikroorganisme indigenous untuk usaha tani, 2) petani dapat membedakan serangan hama, bakteri patogen, cendawan patogen, dan virus patogen sehingga mampu memilih jenis pestisida yang spesifik, 3) petani dapat membedakan pestisida hayati dengan pestisida lainnya, dan mampu memproduksi pestisida hayati berbasis bakteri fungsional indigenous, 3) petani mengharapkan adanya kegiatan lain sejenis untuk mengatasi berbagai kendala dalam usaha tani, 4) perlu adanya dukungan dan kerjasama dari pihak terkait seperti Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan usaha tani.
Correlation of Growth Parameters with Yield of Two Cassava Varieties Amarullah Amarullah; Didik Indradewa; Prapto Yudono; Bambang Hendro Sunarminto
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 1, No 3 (2016): December
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.476 KB) | DOI: 10.22146/ipas.10706

Abstract

The correlation of major growth parameters with the yield of cassava in different growth phases was investigated in 2013 and 2014. This experiment was conducted to assess the effect of two cassava varieties and the different growth phases to the yield and yield components. In experiment, the varieties as treatment were arranged in a randomized complete block design (RCBD) with three replications. Two varieties consisted of superior Adira-4 and local varieties Singgah were used. The growth parameters (plant height, stem diameter, leaf number) and yield components (number of tuber, weight per tuber and tuber yield) in early growth phase, maximum vegetative growth phase and charging tuber phase, were observed. Based on the correlation results, the growth parameters and the yield highly affected to the final outcome of cassava tubers at different growth phases. In the early growth phase, occurs high demand to assimilate with the expense of storage root. However, from the maximum vegetative phase, growth parameters began to show a significant positive contribution to the tuber weight. Weight of fresh tuber in both varieties increased at the charging of tubers phase and thereafter (enlarged bulb). The early growth phase and maximum vegetative phase might not generate a significant contribution to the final yield of cassava tuber. Making those two periods were not suitable time for optimum harvesting result, and it still depended on the variety and its allocation.
Correlation of Growth Parameters with Yield of Two Cassava Varieties Amarullah Amarullah; Didik Indradewa; Prapto Yudono; Bambang Hendro Sunarminto
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 1, No 3 (2016): December
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.10706

Abstract

The correlation of major growth parameters with the yield of cassava in different growth phases was investigated in 2013 and 2014. This experiment was conducted to assess the effect of two cassava varieties and the different growth phases to the yield and yield components. In experiment, the varieties as treatment were arranged in a randomized complete block design (RCBD) with three replications. Two varieties consisted of superior Adira-4 and local varieties Singgah were used. The growth parameters (plant height, stem diameter, leaf number) and yield components (number of tuber, weight per tuber and tuber yield) in early growth phase, maximum vegetative growth phase and charging tuber phase, were observed. Based on the correlation results, the growth parameters and the yield highly affected to the final outcome of cassava tubers at different growth phases. In the early growth phase, occurs high demand to assimilate with the expense of storage root. However, from the maximum vegetative phase, growth parameters began to show a significant positive contribution to the tuber weight. Weight of fresh tuber in both varieties increased at the charging of tubers phase and thereafter (enlarged bulb). The early growth phase and maximum vegetative phase might not generate a significant contribution to the final yield of cassava tuber. Making those two periods were not suitable time for optimum harvesting result, and it still depended on the variety and its allocation.
PENGARUH RADIASI ELEKTROMAGNETIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.) Hilman Aditya Pratama; Amarullah Amarullah; Dwi Santoso
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v2i1.1497

Abstract

ABSTRACT There are several things that cause an increase in the yield of tomato plants, one of which is the application of electromagnetic radiation to plants, thus encouraging some researchers in agriculture to review whether electromagnetic radiation has a positive influence on the growth and production of tomato plants. Electromagnetic field treatment and frequency of exposure using 56 μT electromagnetic fields to determine the effect on tomato plant growth in the vegetative phase. This research was conducted in January 2017 until completion. In this study the tools used included: a series of electromagnetic inductors, batteries, pipes, aluminum foil, tomato plant media, while the ingredients used were servo varieties of tomato seeds that were first sown. The treatments in this study were P0 = control, P1 = application for 20 minutes, control, P2 = application for 40 minutes, control, P3 = application for 60 minutes, control, P4 = application for 80 minutes. The results showed that the observation parameters that showed statistically significantly different results were parameters of plant height, number of leaves and stem diameter, the best treatment for each observation parameter was P2 treatment (exposure to electromagnetic radiation for 40 minutes).Keywords : Electromagnetic Radiation, Tomato Plant, VegetatifABSTRAK Terdapat beberapa hal yang menyebabkan terjadinya peningkatkan hasil produksi tanaman tomat salah satunya adalah dengan pengaplikasian radiasi elektromagnetik terhadap tanaman, sehingga mendorong beberapa peneliti dibidang pertanian untuk meninjau apakah radiasi elektromagnetik memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Perlakuan besar medan elektromagnetik serta frekuensi pemaparan dengan menggunakan 56 µT medan elektromagnetik untuk mengetahui pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada fase vegetatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. Dalam penelitian ini alat yang digunakan meliputi: rangkaian induktor elektromagnetik, aki, pipa, alimunium foil, media tanaman tomat, sedangkan bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas servo yang terlebih dahulu disemai. Perlakuan pada penelitian ini P0= kontrol, P1= pengaplikasian selama 20 menit, kontrol, P2= pengaplikasian selama 40 menit, kontrol, P3= pengaplikasian selama 60 menit, kontrol, P4= pengaplikasian selama 80 menit. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter pengamatan yang menunjukan hasil berbeda nyata secara statistik adalah parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang, perlakuan terbaik untuk setiap parameter pengamatan adalah perlakuan P2 (pemaparan radiasi elektromagnetik selama 40 menit).Kata kunci : Radiasi elektromagnetik, Tanaman tomat , vegetatif