Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bimbingan dan Pengujian Sukarela dengan Pendekatan Health Belief Model pada Waria di Sulawesi Tengah: Counseling And Voluntary Testing With The Health Belief Model Approach To Waria In Central Sulawesi Kunoli, Firdaus J.; Saleh, Azizah; Nurhany, Andi; Amyadin, Amyadin; Condeng, Baharuddin; Supetran, I Wayan; Patompo, Moh. Fadli Dg.; Malik, Supriadi Abdul
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 14 No. 2 (2020): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v14i2.367

Abstract

Meningkatnya prevalensi penyakit HIV-AIDS di Indonesia disebabkan rendahnya keinginan individu yang berisiko datang ke tempat Counseling And Voluntary Testing (VCT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Waria dengan pendekatan Health Belief Model (HBM) melalui Pendidikan Kesehatan di Sulawesi Tengah. Menggunakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan rancangan one group pre test post test design, dengan jumlah 95 sampel. Analisa data dengan Uji Mann Witney. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukan responden umumnya berumur 21-25 (34,7%), ber pendidikan SMA 88,4%. Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Pendekatan Health Belief Model responden yang berkeyakinan kuat hanya 54,7%, setelah diberikan intervensi responden yang berkeyakinan kuat meningkat menjadi 65,3%. Ada pengaruh persepsi responden dengan menggunakan pendekatan health belief model melalui pendidikan kesehatan terhadap pemanfaatan voluntary counselling and testing (VCT) pada waria di Sulawesi Tengah dengan p-value = 0,000 (<0,05). Kesimpulan bahwa dengan uji statistik Mann-Whitney Test. Penelitian ini menyarankan agar UPT Promosi Kesehatan dan Komisi penanggulangan HIV AIDS selalu mensosialisasikan tentang pendidikan kesehatan pemanfaatan VCT dengan pendekatan health belief model agar dapat meningkatkan pengetahuan dan persepsi masyarakat terutama populasi dengan risiko tinggi penyakit HIV/AIDS.
Pelatihan Senam Kaki Diabetik Bagi Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Tondo saleh, azizah; Nurmalisa, Baiq Emy; Kolomboy, Fajrillah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 2 No. 1 (2022): SEPTEMBER 2022
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v2i1.1771

Abstract

Persentase diabetes mellitus (DM) tertinggi pada tahun 2016 adalah Kota Palu sebesar 0,45%. Neuropati diabetik yang menjadi komplikasi paling sering pada pasien diabetes melitus ini menjadi penyebab tingginya angka morbiditas pada pasien diabetes melitus dan bahkan menyebabkan amputasi. Senam kaki diabetes digunakan sebagai latihan kaki dan bermanfaat dalam mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien Diabetes Melitus dalam melakukan senam kaki diabetik. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penggabungan metode ceramah, diskusi, demonstrasi dan praktek. Media yang digunakan untuk membantu penyampaian materi adalah leaflet. Kegiatan diawali dengan tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk mengetahui efektifitas kegiatan ini maka dilakukan apersepsi untuk mengukur sejauhmana tingkat pengetahuan peserta dan diakhir kegiatan dilakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan terkait materi yang sudah disampaikan serta peserta diminta untuk redemonstrasi senam kaki DM . Tingkat keberhasilan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari ketercapaian jumlah peserta, tujuan dan target materi. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 28 peserta. Tujuan pengabdian tercapai dilihat dari antusias para peserta dan di akhir kegiatan peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim pengabdi dan dapat melakukan redemonstrasi senam kaki DM. Diharapkan bagi Puskesmas Talise untuk melaksanakan kegiatan serupa secara berkala dan jumlah peserta yang lebih besar agar semua pasien DM yang ada di wilayah kerja Puskesmas Talise memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melakukan senam kaki
Competence Of Mothers and Cadres in Early Detection Of Stunting in 3 Provinces in Indonesia Muhasidah, Muhasidah; Hartati, Hartati; Baharuddin, Baharuddin; Saleh, Azizah
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 20 No 2 (2025): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v20i2.1582

Abstract

Stunting can affect a child's growth and development, leading to low human resource quality, thus posing a risk to work productivity. The stunting rate has increased significantly over the past 10 years, particularly in Eastern Indonesia, requiring serious attention from various professions, particularly the government, in collaboration with health workers. Research Objectives: 1) To identify the understanding, attitudes, and skills of mothers and health workers regarding the recognition, early detection, and risk factors of stunting, 2) increasing the knowledge of mothers and health cadres about early detection of stunting from the womb to the first 1000 days of life, and 3) To design an effective and practical guidebook that mothers and health workers can use to identify, early detection, and risk factors for stunting in the first 1,000 lives.  Methods: This quantitative research study used a descriptive analytical design using a "One Group Pre-Post Test Design" and a pre-experimental method. The sample size was 210 mothers and health workers using a purposive sampling technique in the cities of Makassar, Mataram, and Soe, NTT.  The results of the study in Makassar City and Soe City (NTT) showed that the level of knowledge of mothers about early detection of stunting was mostly lacking, namely 136 (93.8%). The level of knowledge of cadres about early detection of stunting was mostly high, namely 13 people (86.7%). Most were lacking, namely 113 (93.42%). While the skills of cadres about early detection of stunting were mostly good, namely 55 people (61.8%). The mother's attitude towards early detection of stunting was mostly lacking, namely 106 (99.1%). Meanwhile, the cadre's attitude towards early detection of stunting was mostly good, namely 62 people (60.2%). The statistical test results obtained p = 0.000, so it can be concluded that there is a difference in the proportion of the level of knowledge, skills and attitudes of mothers and health cadres with the ability to recognize early detection and risk factors stunting. Conclusion: Knowledge, skills and attitudes of mothers and health cadres are very lacking regarding the introduction, early detection and risk factors for stunting, and there is a significant relationship between the level of knowledge, skills and attitudes of mothers and health cadres, with the introduction of early detection and risk factors for stunting.