Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Bimbingan dan Pengujian Sukarela dengan Pendekatan Health Belief Model pada Waria di Sulawesi Tengah: Counseling And Voluntary Testing With The Health Belief Model Approach To Waria In Central Sulawesi Kunoli, Firdaus J.; Saleh, Azizah; Nurhany, Andi; Amyadin, Amyadin; Condeng, Baharuddin; Supetran, I Wayan; Patompo, Moh. Fadli Dg.; Malik, Supriadi Abdul
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 14 No. 2 (2020): October
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v14i2.367

Abstract

Meningkatnya prevalensi penyakit HIV-AIDS di Indonesia disebabkan rendahnya keinginan individu yang berisiko datang ke tempat Counseling And Voluntary Testing (VCT). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan Voluntary Counseling and Testing (VCT) pada Waria dengan pendekatan Health Belief Model (HBM) melalui Pendidikan Kesehatan di Sulawesi Tengah. Menggunakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan rancangan one group pre test post test design, dengan jumlah 95 sampel. Analisa data dengan Uji Mann Witney. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukan responden umumnya berumur 21-25 (34,7%), ber pendidikan SMA 88,4%. Sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Pendekatan Health Belief Model responden yang berkeyakinan kuat hanya 54,7%, setelah diberikan intervensi responden yang berkeyakinan kuat meningkat menjadi 65,3%. Ada pengaruh persepsi responden dengan menggunakan pendekatan health belief model melalui pendidikan kesehatan terhadap pemanfaatan voluntary counselling and testing (VCT) pada waria di Sulawesi Tengah dengan p-value = 0,000 (<0,05). Kesimpulan bahwa dengan uji statistik Mann-Whitney Test. Penelitian ini menyarankan agar UPT Promosi Kesehatan dan Komisi penanggulangan HIV AIDS selalu mensosialisasikan tentang pendidikan kesehatan pemanfaatan VCT dengan pendekatan health belief model agar dapat meningkatkan pengetahuan dan persepsi masyarakat terutama populasi dengan risiko tinggi penyakit HIV/AIDS.
Edukasi nutrisi bagi remaja pada pelajar sekolah menengah atas di Luwuk Kabupaten Banggai: Nutrition Education for Adolescents for High School Students in Luwuk, Banggai Region Mangemba, Dg; Kurniasari Yuwono, Dian; Galenso, Nitro; Amyadin, Amyadin
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 4 No. 1 (2024): September 2024
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v4i1.3951

Abstract

A Pendahuluan: Masa remaja merupakan masa peralihan dari fase anak ke fase dewasa. Ini menjadikan masa remaja sebagai mata rantai utama yang menentukan status kesehatan dan status gizi seorang individu pada usia dewasanya. Asupan gizi yang tidak adekuat akan mengganggu perkembangan kognitif, mengganggu kapasitas memori, penurunan sel-sel otak, bahkan mengganggu kemampuan remaja dalam meregulasi  emosinya. Oleh karena itu pembentukan pola makan yang benar serta pendidikan gizi sangat tepat untuk diinisiasi pada masa ini sehingga diharapkan pola yang sehat ini akan bertahan hingga masa dewasa. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja mengenai gizi seimbang yang dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu ceramah dan tanya jawab menggunakan media PPT dan leaflet. Sasaran dalam kegiatan ini yaitu para pelajar SMA di Luwuk Kabupaten Banggai berjumlah 87 orang yang dilakukan pada tanggal 12 Juni 2024. Hasil kegiatan diperoleh terjadi peningkatan pengetahuan siswa setelah diberikan edukasi tentang nutrisi bagi remaja dari 35% menjadi 85% dalam kategori baik. Kesimpulan Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kegiatan lanjutan pihak sekolah untuk melakukan edukasi secara berkelanjutan dengan melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkesinambungan di sekolah.
Sinergi Multidisiplin untuk Pengurangan Risiko Bencana: Model Edukasi di Rumah Ibadah Hindu: Multidisciplinary Synergy for Disaster Risk Reduction: An Educational Model in a Hindu House of Worship Supetran, I Wayan; Ratini, Ni Ketut; Desy, Ni luh; SriDevi, Ni Made; Nurmalisa, Baiq Emy; Arifuddin, Arifudin; Amyadin, Amyadin; Sudarman, Yulianus
Jurnal Pengabdian Masyarakat Lentora Vol. 4 No. 2 (2025): MARET 2025
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jpml.v4i2.4124

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, dan tsunami. Rumah ibadah Hindu, seperti pura, seringkali terletak di lokasi yang rentan terhadap bencana dan memiliki desain bangunan yang masih menerapkan cara tradisional. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan merancang strategi mitigasi risiko bencana terhadap rumah ibadah Hindu. Kegiatan ini menggunakan metode workshop dengan pendekatan partisipatif dan berbasis praktik. Peserta workshop sebanyak 30 orang yang terdiri dari pengelola pura, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Hasil workshop menunjukkan bahwa kegiatan ini efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta tentang mitigasi bencana. Rata-rata pemahaman awal tentang kajian resiko bencana sebelum pelatihan adalah 60,75, sedangkan setelah pelatihan meningkat menjadi 86,50. Kegiatan workshop ini dapat menjadi contoh bagi upaya pengurangan risiko bencana di rumah ibadah Hindu lainnya di Indonesia. Dengan demikian, kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan rumah ibadah Hindu terhadap bencana alam.
Hubungan Response Time Perawat dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruangan Instalasi Gawat Darurat Rsud Anutapura Palu Provinsi Sulawesi Tengah: Relationship Between Nurse Response Time and Patient Family Anxiety Level in Emergency Room of Anutapura Hospital, Palu, Central Sulawesi Province Arifuddin, Arifuddin; Ismunandar, Ismunandar; Amyadin, Amyadin; Supetran, I Wayan; Nurmalisa, Baiq Emy
Lentora Nursing Journal Vol. 5 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/lnj.v5i2.4147

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) sering menunjukkan tanda kecemasan seperti gelisah, menangis, atau bahkan agresif akibat kekhawatiran terhadap kondisi pasien. Faktor pemicu kecemasan antara lain lambatnya pelayanan, kurangnya pemahaman tentang sistem triase, dan pengalaman pertama di IGD RSUD Anutapura Palu. Berdasarkan data awal 23 Januari 2025, IGD memiliki 38 perawat yang melayani 18.328 pasien per tahun, sehingga beban kerja berpotensi memengaruhi response time. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara response time perawat dan tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD RSUD Anutapura Palu. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada 11–15 Maret 2025 di IGD RSUD Anutapura Palu, Sulawesi Tengah. Sampel berjumlah 68 responden diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil analisis univariat menunjukkan pada kelompok dengan waktu tanggap cepat (≤5 menit) terdapat 21 responden (30,8%) mengalami kecemasan berat dan 46 responden (67,6%) menunjukkan kecemasan ringan. Sedangkan pada kelompok dengan waktu tanggap lambat (>5 menit) menunjukkan hanya 1 responden (1,5%) yang mengalami kecemasan berat. Uji chi-square menunjukkan  nilai  (p) 0,486, yang mengindikasikan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara kecepatan respon perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD RSUD Anutapura Palu. Temuan ini semakin diperkuat melalui uji Fisher's exact test yang menunjukkan nilai p=1,000, semakin mengkonfirmasi tidak adanya korelasi antara kedua variabel tersebut. Kesimpulan menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara kecepatan respon perawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di IGD RSUD Anutapura Palu.
The Association Between Parenting, Social Interaction, Social Values, and Adolescent Mental Health: A Cross-Sectional Study in Palu, Indonesia Mangundap, Selvi A; Munir, Muh Ardi; Rahman, Nurdin; Supirno, Supirno; Amyadin, Amyadin
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i2.496

Abstract

Adolescent mental health is a critical determinant of developmental outcomes, influenced by factors such as parenting, social interaction, and social values. However, empirical research examining these variables concurrently is limited, particularly in urban Indonesian schools. This study aimed to analyze the relationship between parenting styles, social interaction, and social values with the mental health of students at SMPN 9 Palu. A quantitative, cross-sectional design was employed in February 2025, involving 93 eighth-grade students selected through purposive sampling. Data were collected using validated questionnaires for parenting, social interaction, and social values, while mental health was assessed using the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). The relationships between variables were analyzed using the Chi-Square test. The analysis revealed that parenting (p=0.001), social interaction (p=0.033), and social values (p=0.034) were all significantly associated with adolescent mental health. These findings underscore the necessity of integrated, multi-level interventions targeting family and school environments to foster adolescent psychological well-being. The study concludes that poor parenting, inadequate social interaction, and low social values are significant risk factors for mental health disorders among this population, confirming the pivotal role of the socio-familial environment