Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PLURALISME DALAM PERSPEKTIF WALUBI Tanoto, Wahyu
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 8, No 1 (2012): Agama dan Persoalan Psikologis
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2012.0801-07

Abstract

Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengungka pkan  bag aimana  untuk bag aimana pandangan WALUBI Yog yakarta mengenai pluralisme. Dalam realitanya, Indonesia terdiri dari berbagai macam agama, ras, suku budaya dan aliran-aliran kepercayaan. Agama (Buddha) di Per- walian Umat Buddha Indonesia atau yang biasa disingkat WALUBI adalah salah satu organisasi keagamaan di republik ini yang sedikit banyak ikut terlibat dalam menyikapi berbagai per masalahan keagama- an, khususnya pluralisme dan keegaliteran di tengah masyarakat yang beragam. Sebagai sebuah organisasi keagamaan, WALUBI memper- lihatkan sikap yang jelas dalam mendukung upaya keragaman sosial dalam masyarakat majemuk. Sebagaimana yang diajarkan oleh Bud- dha yang terdapat dalam Upali Sutta, sangat mendukung eksistensi agama atau ajaran lain. Pluralisme adalah keniscayaan, artinya pluralis- me menjadi persoalan sosial keagamaan yang hendaknya dihargai sebagaimana apa adanya.
PENGABDIAN MASYARAKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI DESA TUMPUK KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO Wibowo, Dodik; Muchsin, Enur Nurhayati; Tanoto, Wahyu
Prosiding SPIKesNas : Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional Vol 3 No 2 (2024): SPIKesNas Mei 2024
Publisher : STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gross motor skills are physical skills that involve the muscles of the body from the fingertips as well as eye and hand coordination. Mothers' knowledge about gross motor skills can be drilled and developed through routine activities and stimulation such as training children to play on bicycles and go up and down stairs. This community service activity is aimed at increasing mothers' knowledge about gross motor skills in children aged 3-5 years in Tumpuk Village, Sawoo District, Ponorogo Regency. The population in this activity were all mothers who had children aged 3-5 years, a total of 250 people. Through purposive sampling techniques, 50 respondents were obtained as samples. Research variable data on maternal knowledge about gross motor skills were taken using a questionnaire. Data analysis uses a percentage formula and the results are presented quantitatively. The results of the activity showed that the majority of mothers' knowledge about gross motor skills from 50 respondents, namely 41 respondents (82%) had good knowledge about gross motor skills in children aged 3-5 years, then 5 respondents (10%) had sufficient knowledge. And 4 respondents (8%) had insufficient knowledge about gross motor skills in children aged 3-5 years. The mother's knowledge about gross motor skills is influenced by several factors, namely previous education, employment, income, number of children, how many children, ever received information, and source of information. It is recommended that respondents always increase their knowledge of gross motor skills in children aged 3-5 years so that children's growth and development can be maximized.
Edukasi Dan Simulasi Deteksi Dini Stroke Dengan Pendekatan Fast (Face, Arm, Speech And Time) Posyandu Lansia Dahlia Dusun Tempuran Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Vela Purnamasari; Tanoto, Wahyu; Muchsin, Enur Nurhayati
Prosiding SPIKesNas : Seminar Publikasi Ilmiah Kesehatan Nasional Vol 3 No 3 (2024): SPIKesNas - Agustus 2024
Publisher : STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke is a disease that disrupts the functioning of the brain, if left untreated and not treated properly it can cause further complications and even death. To optimize and minimize the occurrence of stroke, early detection can be done using the approach (Face drooping Arm Weakness Speech difficulty, Time to call doctor/hospital). Comprehensive efforts to manage stroke risk factors in the community must be made. Understanding stroke prevention and detection well is very important. helps in minimizing further complications due to stroke.  Health education about early detection of stroke using the FAST method is given to elderly people who have a high risk of stroke. Early detection of stroke using the FAST method (Face drooping Arm Weakness Speech difficulty, Time to call doctor/hospital) could be a solution to increase knowledge of at-risk groups to prevent further complications from stroke attacks. This activity, which was attended by 25 elderly people, went smoothly and enthusiastically. The evaluation results showed that there was a significant increase in good knowledge from 4% to 76% as well as an increase in the ability to detect early stroke using the FAST approach with good results increasing significantly from 0% to 60%. It is hoped that groups at risk of stroke and their families will always maintain a healthy lifestyle and be proactive in participating in Posyandu for the Elderly activities.  
Optimalisasi Program Edukasi Pencegahan Stroke ‘Cerdik’ pada Penderita Hipertensi: Optimizing the 'Smart' Stroke Prevention Education Program for Hypertension Sufferers Laili, Nurul; Heni, Sutiyah; Tanoto, Wahyu
Jurnal Abdi Keperawatan dan Kedokteran Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Abdi Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/jakk.v2i2.40

Abstract

Hypertension is a disease that can cause complications, one of which is stroke. These complications can be prevented by controlling and self-care through stroke prevention education programs. Knowledge in self-care in patients with chronic diseases is needed for the successful management and control of these chronic diseases. The purpose of community service activities is to provide education on how to prevent stroke complications in people with hypertension so that disease complications can be prevented optimally. The education was held on April 28-29 2023, in Darungan Village, Pare District, Kediri Regency. Counseling participants who followed as many as 35 people. The number of students who took part in the activity was 5 students. The methods used are lectures, discussions/questions and answers with the media of leaflets, videos. Explanation of the material using LCD media and laptops. The results of filling out questionnaires about stroke prevention programs in hypertension sufferers found that most of them had good knowledge after being educated. Stroke prevention educational programs can be carried out through health promotion activities. Education.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan dalam Menjalani Terapi pada Pasien Osteoartritis di Wilayah Pedesaan Tanoto, Wahyu
Journal of Ners and Midwifery Vol 5 No 1 (2018)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v5i1.ART.p039-045

Abstract

Osteoartritis merupakan jenis radang sendi atau osteoartritis pada orang dewasa. Keberhasilan terapi pada ostoartritis salah satunya dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam menjalani program terapi yang telah disarankan oleh petugas kesehatan. Indonesia sebagai negara dengan daerah pegunungan memiliki ciri khas masyarakat dengan beban kerja berat yang merupakan risiko terjadinya osteoartritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan dalam menjalani terapi pada pasien osteoartritis diwilayah pegunungan. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, desain dalam penelitian ini adalah tipe analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dengan non probability sampling yaitu consecutive sam- pling sesuai kriteria penelitian inklusi dan melibatkan 71 responden, dan alat pengumpulan data menggu- nakan pengetahuan, motivasi, dukungan keluarga, akses pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan responden. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang memiliki hubungan dengan kepatuhan pasien untuk menjalani program terapi adalah tingkat pendidikan (p = 0.043) dan dukungan keluarga (p = 0.001). Faktor yang paling berhubungan dengan kepatuhan adalah dukungan keluarga dengan nilai (OR = 11.407). Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat mengevaluasi pelayanan keperawatan serta bahan masukan untuk perencanaan strategi meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi.
PENGABDIAN MASYARAKAT PEER GROUP EDUKASI SENAM DIABETES DI POSYANDU LANSIA DESA DARUNGAN KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI Lestari, Nove; Purnamasari, Vela; Tanoto, Wahyu
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i2.2179

Abstract

Senam DM merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita Diabetes Mellitus (DM) atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah. Dianjurkan bagi penderita DM dengan Gerakan ringan dan cepat, setidaknya dilakukan selama 150 menit setiap minggunya untuk membakar kalori dalam tubuh dan meningkatkan kepekaan insulin. Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam membimbing penderita DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat melakukan senam kaki secara mandiri. Ketidaksanggupan pasien diabetes mellitus dalam melakukan self care dapat mempengaruhi kualitas hidup dari segi kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan hubungan lingkungan. Self care yang dilakukan pada penderita diabetes mellitus lebih dititik beratkan pada pencegahan komplikasi dan pengontrolan gula darah. Salah satu tindakan self care pada pasien DM adalah olahraga atau latihan fisik. Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Dimana salah satu foot exercise untuk pasien diabetes mellitus adalah senam kaki diabetic. Metode pengabdian masyarakat ini adalah observasional Program ini meliputi semua hal-hal yang bersifat teknis, manajerial dan penjadwalan (time schedule Modul manajemen meliputi teknik pendampingan, penanganan dan penyuluhan berkesinambungan. Persiapan sarana dan prasarana pelatihan. Persiapan ini meliputi penyediaan sarana dan prasarana tempat pelatihan dan penyuluhan. Koordinasi lapangan. Dari kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa seluruh peserta (100%) memahami tentang Senam diabetes melitus, tujuan dilakukannya senam kaki, mengetahui manfaat senam DM, mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam kaki dan antusias, perhatian serta aktif selama kegiatan pelatihan senam DM.
Fungsi Sosial Lansia Di Wilayah UPTD Puskesmas Adan-Adan Kabupaten Kediri Tanoto, Wahyu; Wibowo, Dodik Arso
Khatulistiwa Nursing Journal Vol. 6 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v6i1.248

Abstract

Latar Belakang: Menua adalahkondisi fisiologis yang akan terjadi di seluruh kehidupan manusia. dimulai sejak permulaan kehidupan. Masa lansia dimaknai sebagai masa kemunduran, diantaranya penurunan fisik, psikis, dan sosial lansia. Perubahan sosial pada lansia meliputi penurunan aktivitas, peran dan partisipasi sosial. Tujuan penelitian Proses menua terjadi sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana fungsi sosial lansia Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Adan-Adan Kabupaten Kediri. Metode: Desain penelitian menggunakan desain deskriptif. Populasi sebesar 46 responden menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan sejumlah 14 responden. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret sampai 18 Juni 2023. Variabel penelitian adalah fungsi sosial lanjut usia. Alat ukur menggunakan kuesioner fungsi sosial melalui metode wawancara terstruktur. Analisa data dengan prosentase dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, dan di interprestasikan secara kuantitatif. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden 11 responden (79%) mengalami fungsi sosial tinggi dan sebagian kecil responden 3 responden (21%) mengalami fungsi sosial sedang. Kesimpulan: Lansia dapat mengurangi dampak terjadinya penurunan fungsi sosial dengan cara melakukan kegiatan di rumah maupun di masyarakat seperti berkumpul bersama dengan keluarga dan dapat mengikuti kegiatan di masyarakat, misal pengajian, posyandu.