Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS PERPANJANGAN RUNWAY BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO JAWA TENGAH Hudhiyantoro, Hudhiyantoro; Moetriono, Hary; Suryani, Any
Extrapolasi Vol 18, No 1 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Solo merupakan salah satu kota yang memiliki bandara terbesar di Jawa Tengah yaitu Bandara Internasional Adi Soemarmo. Bandara Adi Soemarmo memiliki panjang landasan pacu 2600 m x 45 m. Untuk menjadikan Kota Solo sebagai hub di Jawa yang kota-kota besar di luar Jawa khususnya Indonesia Timur dan Barat dapat mendarat langsung di Solo, Bandara Adi Soemarmo membutuhkan pembangunan. Pembangunan Bandara Adi Soemarmo Solo direncanakan untuk menambah rute penerbangan dan penumpang internasional (Sumber: http://www.dephub.go.id).Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat Boeing 777-300ER dan 747-100, dibutuhkan panjang landasan sepanjang 3.700 m. Untuk kapasitas runway, kebutuhan tahunan sebesar 31.676 operasi per tahun lebih kecil dari volume layanan tahunan sebesar 210.000 operasi per tahun sehingga kapasitas runway belum terlampaui.Untuk menentukan ketebalan perkerasan runway menggunakan pesawat dengan beban roda tunggal terbesar yaitu B747 -100 sehingga B-777-300ER tidak digunakan. Untuk ketebalan perkerasan menggunakan Metode Pesawat Udara Ekuivalen dari FAA dengan metode CBR Metode Perkerasan Fleksibel B-747-100 perhitungan grafik. Hasil:Ketebalan total perkerasan jalan adalah 31 inci ? 89 cm, Ketebalan permukaan (P-403 HMA) 5 in ? 13 cm,Ketebalan lapisan dasar (P-304 Cement Treat Base) adalah 6 inci ? 15 cm, Ketebalan dari subbase course (P-154 sub-course) adalah 24 inci ? 61 cm. Untuk perhitungan drainase didapatkan saluran tertutup (pipa) dengan dimensi inlet 0,25 m x 0,25 m dengan jarak inlet antara 50 m.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TURNAROUND TERHADAP PEMBANGUNAN KAPAL BARU DENGAN METODE AHP Studi Kasus pada Turnaround di PT. PAL Indonesia (Persero) Surabaya Moetriono, Hary; Susanti, Nani Ari
EXTRAPOLASI Vol 5 No 02 (2012)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v5i02.816

Abstract

Salah satu kekhasan proyek yang ruang lingkupnya dinamis adalah proyek tersebut dapat berkurangataupun bertambah, bisa berurutan atau tidak. Sebagai contoh ketika saat pelaksanaan pekerjaan, ternyataunit yang diperiksa masih layak untuk digunakan, maka ditunda dulu pekerjaannya tersebut. Begitu pula bilapada suatu rangkaian unit produksi terdapat perbaikan yang harus didahulukan, walaupun tidak beradapada rangkaian unit yang pertama , maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Tetapi dikarenakandari pihak perusahaan hanya menyediakan waktu yang sedikit, maka pengelolaan proyek pembangunankapal yang ruang lingkupnya dinamis tersebut harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Dalam studi kasusini, penulis menemukan proyek yang mempunyai ruang lingkup dinamis proyek turnaround di sebuahperusahaan galangan kapal. Pada proyek turnaround, kinerja yang paling diutamakan adalah mutu dansafety, baik selama proyek berlangsung, maupun setelah selesai dan digunakan oleh user. Dengan dibantumetode AHP untuk melakukan pembobotan resiko, kemudian melakukan korelasi uji konsistensi, diperoleh10 (sepuluh) faktor yang mempengaruhi pembangunan kapal baru pada proyek turnaround, yaitu: masihterdapat item-item yang belum masuk schedule dan keterlambatan material yang dibeli dari luar negeri.Adapun respon resiko yang diambil untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan adalah dengan mitigateyaitu melibatkan engineer kontraktor pada tahap detil perencanaan dan perancangan, dan transfer yaitumengalihkan kerugian atas keterlambatan material kepada pihak asuransi.Kata kunci: turnaround, dinamis, pihak asuransi
ANALISIS PERPANJANGAN RUNWAY BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO JAWA TENGAH Hudhiyantoro, Hudhiyantoro; Moetriono, Hary; Suryani, Any
EXTRAPOLASI Vol 18 No 1 (2021)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v18i1.5209

Abstract

AbstractSolo City is one of the cities that has the largest airport in Central Java, namely Adi Soemarmo International Airport. Adi Soemarmo Airport has a runway length of 2600 m x 45 m. To make the city of Solo a hub in Java, where major cities outside Java, especially East and West Indonesia can land directly in Solo, Adi Soemarmo Airport requires development. Adi Soemarmo Solo Airport development is planned to add flight routes and international passengers (Source: http://www.dephub.go.id).Based on the results of calculations that refer to the International Civil Aviation Organization (ICAO) standard with Boeing 777-300ER and 747-100 planes, a runway length of 3,700 m is needed. For runway capacity, the annual demand of 31,676 operations per year is smaller than the annual service volume of 210,000 operations per year so that the runway capacity has not been exceeded.To determine runway pavement thickness using planes with the largest single wheel load, namely B747-100 so that B-777-300ER is not used. For pavement thickness using Equivalent Aircraft Method from FAA with CBR Method Flexible Pavement B-747-100 graph calculation. Results:The total pavement thickness is 31 in ? 89 cm, Surface thickness (P-403 HMA) of 5 in ? 13 cm, Base course thickness (P-304 Cement Treat Base) is 6 in ? 15 cm, The thickness of the subbase course (P-154 sub-course) is 24 in ? 61 cm. For the calculation of drainage, the result is a closed channel (pipe) with an inlet dimension of 0.25 m x 0.25 m with a distance between 50 m inlet. AbstrakKota Solo merupakan salah satu kota yang memiliki bandara terbesar di Jawa Tengah yaitu Bandara Internasional Adi Soemarmo. Bandara Adi Soemarmo memiliki panjang landasan pacu 2600 m x 45 m. Untuk menjadikan Kota Solo sebagai hub di Jawa yang kota-kota besar di luar Jawa khususnya Indonesia Timur dan Barat dapat mendarat langsung di Solo, Bandara Adi Soemarmo membutuhkan pembangunan. Pembangunan Bandara Adi Soemarmo Solo direncanakan untuk menambah rute penerbangan dan penumpang internasional (Sumber: http://www.dephub.go.id).Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation Organization (ICAO) dengan pesawat Boeing 777-300ER dan 747-100, dibutuhkan panjang landasan sepanjang 3.700 m. Untuk kapasitas runway, kebutuhan tahunan sebesar 31.676 operasi per tahun lebih kecil dari volume layanan tahunan sebesar 210.000 operasi per tahun sehingga kapasitas runway belum terlampaui.Untuk menentukan ketebalan perkerasan runway menggunakan pesawat dengan beban roda tunggal terbesar yaitu B747 -100 sehingga B-777-300ER tidak digunakan. Untuk ketebalan perkerasan menggunakan Metode Pesawat Udara Ekuivalen dari FAA dengan metode CBR Metode Perkerasan Fleksibel B-747-100 perhitungan grafik. Hasil:Ketebalan total perkerasan jalan adalah 31 inci ? 89 cm, Ketebalan permukaan (P-403 HMA) 5 in ? 13 cm,Ketebalan lapisan dasar (P-304 Cement Treat Base) adalah 6 inci ? 15 cm, Ketebalan dari subbase course (P-154 sub-course) adalah 24 inci ? 61 cm. Untuk perhitungan drainase didapatkan saluran tertutup (pipa) dengan dimensi inlet 0,25 m x 0,25 m dengan jarak inlet antara 50 m.
ANALISIS PERPANJANGAN LANDAS PACU (RUNWAY) DAN KOMPARASI BIAYA TEBAL PERKERASAN (Studi Kasus pada Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang) Moetriono, Hary; ., Suharno
EXTRAPOLASI Vol 5 No 01 (2012)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/exp.v5i01.811

Abstract

Runway merupakan elemen kunci infrastruktur bandar udara. Oleh karena itu perlu dilakukanperencanaan yang matang untuk mempertahankan fungsi dari fasilitas bandara tersebut selama umur rencana. Beberapa metode perencanaan perkerasan struktural yang paling banyak digunakan meliputi metode USCorporation Of Engineer yang lebih dikenal dengan metode CBR, metode FAA (Federal AviationAdministration), metode LCN dari Inggris, metode Asphalt Institute dan metode Canadian Departement OfTransportation. Akan tetapi tidak semua metode yang ada layak digunakan untuk setiap kondisi, karena ituperlu dilakukan analisa dan kajian yang seksama mengenai biaya yang berpengaruh pada keuntungan dankerugian atau akurasi dari masing-masing metode tersebut sesuai dengan kondisi Indonesia. tujuan daripenelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mengetahui panjang runway optimal yang dibutuhkan padaperencanaan Bandara Abdulrachman Saleh Malang .2) mengetahui tebal perkerasan perpanjangan runwayyang dibutuhkan dengan menggunakan metode CBR,FAA dan LCN 3) mengetahui biaya yang dibutuhkanuntuk membangun perpanjangan runway. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsianalisis. Dari penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan 1) Panjang runway pesawat kritis Air Bus A319setelah dikoreksi terhadap elevasi, suhu, dan slope berdasarkan Aeroplane Reference Field Length (ARFL)adalah 2528 m, 2) Tebal perkerasan struktural total runway yang dihasilkan dari metode CBR adalah 68 cm,metode FAA adalah 68 cm sedangkan metode LCN adalah 73 cm karena perbedaan dari metode CBR, FAAdan LCN adalah tebal perkerasan yang berbeda karena dari segi parameter yang digunakan dimana metodeCBR, dan LCN hanya berdasarkan pesawat rencana saja sedangkan metode FAA berdasarkan lalu lintaspesawat campuran. 3) Estimasi biaya pembangunan perpanjangan runway dari hasil perhitungan perkerasanlentur dengan metode CBR, FAA dan LCN diperoleh biaya terendah memakai metode perkerasan lenturFAA yaitu Rp. 4.212.004.400 rupiahKata kunci : Runway, Perkerasan, Biaya
INTEGRATED CONTROL PROJECT BASED ON COST AND TIME: (Implementation Case Study on Job Creation Construction of Videotron LED 6m x 12m in size Baliwerti Project Surabaya) Al- Qordhowi, Andrian Firdaus Yusuf; Jani, Muaffaq A.; Moetriono, Hary
INTERNATIONAL JOURNAL ON ADVANCED TECHNOLOGY, ENGINEERING, AND INFORMATION SYSTEM Vol. 2 No. 1 (2023): FEBRUARY
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/ijateis.v2i1.695

Abstract

The development and growth of the adult advertising industry in Indonesia is progressing rapidly, characterized by a wide range of advertising models and types. Surabaya, the second largest metropolis after Jakarta, is also actively engaged in the competition for advertisers. In this study, an analysis of the concept of value was conducted using Microsoft Project 2007. By inputting data relevant to the analysis into the program, Microsoft Project automatically performs the necessary calculations according to the predefined formulas. This automation ensures that the results of the value analysis are obtained more quickly and accurately. Based on the above study, it can be concluded that the total forecasted cost of completing the project is Rp. 743,346,765.76, with the project's total incurred cost up to the 9th week being Rp. 679,044,258.74. Consequently, there is a cost savings of Rp. 64,302,507.02, equivalent to an efficiency of 9%. The projected completion time for the project is June 20, 2014 (60 days), but with potential completion in just 51 days, allowing for a nine-day advancement from the planned schedule.
ANALISIS SIMPANG BERSINYAL : Studi Kasus : Persimpangan Jalan Kenjeran, Jalan Kedung Cowek, Jalan Raya Karang Asem, Kota Surabaya Juliansyah, Daffa Alif; Moetriono, Hary
Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Taguchi : Jurnal Ilmiah Keilmuan Teknik dan Manajemen Industri
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/tgc.v3i2.128

Abstract

In this modern era, the increasing science and technology has led to increasing human activities followed by the growth of vehicle capacity and the decline in pedestrians. So the need for means of transport is inevitable. In the city of Surabaya, the need for transportation has become a primary need for the people of the city and the situation at the intersection of  Kenjeran Street, Kedung Cowek Street, Karang Asem Highway, Surabaya City with intersection type 433 and 4 signal phases which is if one arm intersection is in the green phase, the other three phases are in the red phase. The method used in this study is the Indonesian Highway Capacity Manual Year 1997 (MKJI 1997). Researchers conducted a traffic survey of the number of vehicles passing for 3 days, namely Tuesday, Wednesday, and Thursday, it can be calculated the amount of traffic volume, intersection capacity, and the degree of saturation. From the results of the study, the highest traffic volume at the intersection of Kenjeran Street, Kedung Cowek Street, Karang Asem Highway, Surabaya City occurred on Tuesday at 17.00-18.00 WIB. Jalan Kenjeran (West) amounted to 849 pcu/hour, Jalan Kenjeran (East) amounted to 1175 pcu/hour, Jalan Kedung Cowek (North) amounted to 1806 pcu/hour and Jalan Karang Asem (South) amounted to 1665 pcu/hour. The results of the existing performance at the intersection of Kenjeran Street, Kedung Cowek Street, Karang Asem Highway, Surabaya City with intersection type 433 occurred on Tuesday at 17.00-18.00 WIB, having an average saturation level of 0.97
Studi Faktor Penyebab Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi Gedung di Universitas Islam Lamongan Damara, Bobby; Mudjanarko, Sri Wiwoho; Moetriono, Hary
Jurnal Spesialis Teknik Sipil (JSpTS) Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/jspts.v5i2.12064

Abstract

Schedule delays or increased construction calendar periods are problems that are often encountered in construction project work and can be caused by several factors including managerial factors, implementation methods, work environment and so on, during the construction of buildings at the Islamic University of Lamongan in 2015-2018 there were delays in several buildings or infrastructure built by the university in this study the researchers made efforts to obtain or find out the main supporting factors that influence delays by means of a survey distributing questionnaires to parties with a direct interest in construction project work. The ranking method is used to determine the ranking of respondents which can later be used as a reference as to why the construction of campus buildings is delayed, Data analysis in this study uses multiple linear regression analysis stepwise method based on the results of the analysis of variable X7 (implementation method) is the most dominant factor in time delays obtained coefficient value 0, 924 or 92.4% with a multiple linear regression equation Y = 0.962 + 0.924 (X7) and the results of the β coefficient value, obtained the following ranking The implementation method factor (X7) with a β coefficient value of 0.924, financial factors (X5) with a β coefficient value of 0.171, managerial factors (X8) with a β coefficient value of 0.040. Design factor (X2) with a β coefficient value of 0.031, Labor factor (X1) with a β coefficient value of -0.017, Work environment factor (X3) with a β coefficient value of -0.063. Material / material factor (X4) with a β coefficient value of -0.064, Equipment factor (X6) with a β coefficient value of -0.136, Based on the results of the analysis obtained for construction service providers who carry out development work, must apply good and efficient implementation methods in all stages of work.
ANALISIS ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY PENGGUNA JASA KERETA API GUBENG – JUANDA (LOKASI KOTA SURABAYA – SIDOARJO) Anugrah, Isnain Alpin; Moetriono, Hary; Mudjanarko, Sri Wiwoho
ASTONJADRO Vol. 7 No. 2 (2018): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v7i2.2278

Abstract

Bandara Juanda adalah Bandara Internasional yang terletak kota di Sidoarjo dengan pergerakan penumpang sebanyak 17.651.183penumpang pada tahun 2016 atau naik 14% dari tahun 2015. Namun Bandara Juanda tersebut belum memiliki akses yang memadai sehingga mengakibatkan sering terjadinya kemacetan pada akses menuju bandara pada jam-jam sibuk. Untuk mengurangi terhambatnya perjalanan menuju bandara maka akan dibangun kereta api. Dalam penetapkan tarif kereta api perlu mengetahui kemampuan membayar (Ability to Pay) dan kemauan membayar (Willingness to Pay) pengguna jasa kereta api. Metode pengumpulan data dengan melakukan survey terhadap penumpang dibandara. Pengukuran kemampuan membayar (Ability To Pay /ATP) menggunakan metode household budget dan kemauan membayar (Willingness To Pay /WTP) menggunakan metode state preference. Hasil penelitian yaitu estimasi rata-rata nilaiATP sebesar Rp. 86.761,- dani rata-rata nilai WTP sebesar Rp. 24.595,- dengan 60% responden bersedia membayar lebih untuk peningkatan keselamatan. 
ANALISIS ALTERNATIF PEMBIAYAAN PENYEBERANGAN ASDP UJUNG-KAMAL AKIBAT DIBANGUNNYA JEMBATAN SURABAYA-MADURA (SURAMADU) Ganda, Cicilia Fransisca; Moetriono, Hary; Mudjanarko, Sri Wiwoho
ASTONJADRO Vol. 8 No. 2 (2019): ASTONJADRO
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/astonjadro.v8i2.2801

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim, yaitu negara yang berada dalam wilayah teritorial laut yang sangat luas. Dengan sangat luasnya wilayah Indonesia kegiatan angkutan penumpang atau barang, menjadi sangat penting untuk menghubungi antar pulau, maka dari itu membutuhkan pelabuhan. Pelabuhan Ujung-Kamal yang biasa disebut ASDP Ujung-Kamal, terletak di kota Madura. Pelabuhan ini di masa lampau sangat bermanfaat dan berkinerja baik, namun kini terdapat masalah dalam strategi pembiayaan, dikarenakan kondisi penumpang yang semakin menurun. Hal ini juga berakibat buruk pada kondisi jasa ASDP Ujung Kamal terhadap pendapatan yang semakin kecilnya keuntungan bahkan sampai menimbulkan kerugian. Sehingga metode yang digunakan adalah Metode NPV, Metode Net Present Value (NPV). Dari hasil analisis data didapatkan jumlah untuk biaya-biaya pengeluaran, anggaran pendapatan, Pemerintah memberikan sejumlah uang kepada Badan Usaha, staff, dan tenaga Jasa Penyeberangan Ujung Kamal lainnya berdasarkan sebagian biaya produksi yang telah dikeluarkan per sekali produksi (per sekali jalan) dengan mengurangi anggaran biaya total Rp 445.800.000, NPV (net present value) = Rp 8.916.097,45 dan output total Rp 445.800.000, NPV = Rp 7.302.704.180. Dari situlah dapat diketahui seberapa besar keuntungan/ kerugian yang dialami tiap bulan/ tiap tahunnya di Pelabuhan Penyeberangan tersebut.